visitaaponce.com

Ukraina Minta Bantuan Rekonstruksi ke Jepang

Ukraina Minta Bantuan Rekonstruksi ke Jepang
PM Ukraina Denys Shmyhal (Kiri) dan PM Jepang Fumio Kishida (kanan) menghadiri upacara pertukaran nota kerja sama di Tokyo, Senin (19/2).(AFP/Kazuhiro NOGI)

PERDANA Menteri Ukraina, Denys Shmygal meminta pemerintah Jepang dan sektor swasta pada Senin (19/2) untuk meningkatkan dukungan bagi rekonstruksi negara tersebut dan menjanjikan kestabilan ekonomi setelah perang selama hampir dua tahun dengan Rusia berakhir.

“Sejak invasi besar-besaran dimulai, Jepang telah memberi Ukraina lebih dari US$10 miliar berbagai dukungan, dan menjadikannya donor terbesar keempat, kata Shmygal pada konferensi yang dihadiri sekitar 300 pemimpin pemerintahan dan bisnis dari Jepang dan Ukraina.

“Berkat pendanaan selama perang mengerikan yang disebabkan oleh Rusia ini, jutaan rakyat Ukraina mampu bertahan hidup,” ujar Shmygal melalui seorang penerjemah.

Baca juga : AS dan Sekutunya Kecam Pengiriman Senjata Korut ke Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga dijadwalkan berpidato di pertemuan di Tokyo melalui tautan video, namun dibatalkan tanpa menjelaskan lebih lanjut dari penyelenggara.

“Sektor swasta adalah mesin utama bagi upaya rekonstruksi di Ukraina, kami ingin bekerja sama dengan Jepang dalam modernisasi dan rekonstruksi Ukraina. Kami ingin Anda semua menjadi bagian dari keajaiban ekonomi bagi Ukraina,” lanjut Shmygal.

“Perusahaan-perusahaan yang berinvestasi dalam perekonomian Ukraina sekarang akan dapat memperoleh manfaat dan peluang dalam beberapa tahun ke depan yang mungkin tidak Anda percayai. Kesuksesan Ukraina bukan hanya kesuksesan kami, namun kesuksesan Anda juga,” tambahnya.

Baca juga : Paket Bantuan Ukraina Senilai US$60 Miliar Melewati Pemungutan Suara Proses di Senat AS

Tahun lalu, Jepang melonggarkan kontrol ekspor barang jadi, sehingga memungkinkan Jepang membantu mengisi kesenjangan peralatan pertahanan di antara pemasok utama senjata Ukraina seperti Amerika Serikat.

Jepang juga telah memberikan dukungan kepada Ukraina, seperti sistem pendeteksi pesawat dan generator listrik bergerak.

Pekan lalu Bank Dunia, Uni Eropa, dan PBB dalam laporan bersama memperkirakan biaya rekonstruksi Ukraina sebesar US$486 miliar selama dekade berikutnya, termasuk US$15 miliar pada tahun 2024 saja.

Baca juga : Biden Kecam Komentar Trump Terkait NATO sebagai "Mengerikan dan Berbahaya"

Perdana Menteri Fumio Kishida menegaskan kembali komitmen Jepang untuk mendukung Ukraina dan rakyatnya dalam mempertahankan kebebasan dan kemerdekaannya serta memulihkan integritas wilayahnya.

Dia juga menegaskan kembali komitmennya untuk memberikan bantuan jangka panjang yang diperlukan untuk menjamin stabilitas perekonomian Ukraina.

Kedua belah pihak menandatangani sejumlah perjanjian termasuk pembangunan kembali infrastruktur, penghapusan ranjau, pertanian, dan peningkatan tata kelola.

Baca juga : Vladimir Putin Klaim Rusia Tidak Dapat Dikalahkan di Ukraina

Jepang juga setuju untuk melonggarkan aturan visa bagi pebisnis Ukraina yang berkunjung.

Konferensi ini diadakan setelah pasukan Rusia merebut kembali benteng Avdiivka di Ukraina timur dan ketika bantuan militer AS senilai US$60 miliar masih terhenti di Kongres. (AFP/Z-4)

 

Baca juga : Mengejutkan, Senat AS Memulai Pekerjaan Bantuan Ukraina Meski Dihadang Oposisi

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat