Paus Fransiskus tidak lagi Doakan Kedamaian bagi Israel
![Paus Fransiskus tidak lagi Doakan Kedamaian bagi Israel](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/bb02f8f0fd959674d182feb4f63760f8.jpg)
PAUS Fransiskus memanjatkan doa Minggu hanya untuk perdamaian di Palestina, Ukraina, dan negara lain yang tengah dilanda konflik. Namun, dia enggan meminta kepada Tuhan untuk memberikan kedamaian bagi Israel.
Padahal sebelumnya pemimpin umat Katolik dunia ini selalu menyematkan Israel dalam setiap doanya. Paus juga menyerukan perdamaian di Sudan dan Mozambik serta meminta untuk tidak melupakan konflik di Afrika dan berbagai belahan dunia lain.
"Perdamaian di Eropa, Palestina, dan Ukraina. Jangan lupa bahwa perang selalu melahirkan kekalahan," katanya.
Baca juga : Paus Fransiskus Serukan Resolusi Perdamaian Israel-Palestina
Paus Fransiskus selalu menyertakan Israel dalam doa Minggu dan acara penting lain. Keengganan Paus untuk menyertakan Israel dalam doanya bertepatan dengan ketegangan diplomatik yang terjadi beberapa hari lalu antara Vatikan dan Israel.
Pada 13 Februari, Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin mengatakan sejumlah besar orang terbunuh dalam serangan Israel di Jalur Gaza. Ia menambahkan bahwa opini publik dunia menuntut Tel Aviv menghentikan serangannya di Gaza.
"Ada tuntutan agar hak Israel untuk mempertahankan diri harus proporsional. Jelas bahwa hal ini tidak terjadi dalam kasus pembunuhan 30 ribu orang," katanya.
Baca juga : Doa Paus untuk Ukraina, Israel-Palestina hingga Rohingya
Dia percaya bahwa semua orang tidak rela dengan pembantaian yang saat ini terjadi di Gaza. Dia menyerukan keberanian untuk bergerak maju dan tidak kehilangan harapan atas kemerdekaan Palestina.
Keesokan hari, Kedutaan Besar Israel di Vatikan mengeluarkan pernyataan yang mengkritik keras pernyataan Parolin itu. Israel menggambarkannya sebagai pesan yang memalukan.
Kedutaan Israel harus segera mencabut pernyataan tersebut dan mengeluarkan pernyataan untuk meluruskannya. Israel mengklaim adanya kesalahan dalam penerjemahan yang semula ingin menggunakan kata disayangkan, bukan memalukan. (Middle East Monitor/Z-2)
Terkini Lainnya
6 Warga Palestina Tewas dalam Serangan di Rafah dan Shujayea
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
Hamas Sebut Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel Buntu di Tengah Aksi Unjuk Rasa di Tel Aviv
Rugi Akibat Boikot, MAP Group tidak Gegabah Tutup Gerai Starbucks
PBB Kecam Tentara Israel yang Lepaskan Anjing ke Tahanan Palestina
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Jubir Militer Israel: Tidak Mungkin Netanyahu Hancurkan Hamas
Kabinet Perang Israel Selesai, Siapa yang Tersisa?
Nasib Netanyahu dan Palestina Pascaperang
Ketua Presidium MER-C Bertemu Menkopolhukam Bahas Situasi Jalur Gaza
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap