visitaaponce.com

Paus Fransiskus tidak lagi Doakan Kedamaian bagi Israel

Paus Fransiskus tidak lagi Doakan Kedamaian bagi Israel
Paus Fransiskus melambai dari jendela ruang kerjanya yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus di Vatikan saat doa Angelus, Minggu (18/2).(AFP/Filippo Monteforte)

PAUS Fransiskus memanjatkan doa Minggu hanya untuk perdamaian di Palestina, Ukraina, dan negara lain yang tengah dilanda konflik. Namun, dia enggan meminta kepada Tuhan untuk memberikan kedamaian bagi Israel.

Padahal sebelumnya pemimpin umat Katolik dunia ini selalu menyematkan Israel dalam setiap doanya. Paus juga menyerukan perdamaian di Sudan dan Mozambik serta meminta untuk tidak melupakan konflik di Afrika dan berbagai belahan dunia lain.

"Perdamaian di Eropa, Palestina, dan Ukraina. Jangan lupa bahwa perang selalu melahirkan kekalahan," katanya.

Baca juga : Paus Fransiskus Serukan Resolusi Perdamaian Israel-Palestina

Paus Fransiskus selalu menyertakan Israel dalam doa Minggu dan acara penting lain. Keengganan Paus untuk menyertakan Israel dalam doanya bertepatan dengan ketegangan diplomatik yang terjadi beberapa hari lalu antara Vatikan dan Israel.

Pada 13 Februari, Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin mengatakan sejumlah besar orang terbunuh dalam serangan Israel di Jalur Gaza. Ia menambahkan bahwa opini publik dunia menuntut Tel Aviv menghentikan serangannya di Gaza.

"Ada tuntutan agar hak Israel untuk mempertahankan diri harus proporsional. Jelas bahwa hal ini tidak terjadi dalam kasus pembunuhan 30 ribu orang," katanya.

Baca juga : Doa Paus untuk Ukraina, Israel-Palestina hingga Rohingya

Dia percaya bahwa semua orang tidak rela dengan pembantaian yang saat ini terjadi di Gaza. Dia menyerukan keberanian untuk bergerak maju dan tidak kehilangan harapan atas kemerdekaan Palestina.

Keesokan hari, Kedutaan Besar Israel di Vatikan mengeluarkan pernyataan yang mengkritik keras pernyataan Parolin itu. Israel menggambarkannya sebagai pesan yang memalukan.

Kedutaan Israel harus segera mencabut pernyataan tersebut dan mengeluarkan pernyataan untuk meluruskannya. Israel mengklaim adanya kesalahan dalam penerjemahan yang semula ingin menggunakan kata disayangkan, bukan memalukan. (Middle East Monitor/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat