Usai Bobol dan Serang Dua Penjara, Geng Bersenjata Targetkan Bandara Haiti
![Usai Bobol dan Serang Dua Penjara, Geng Bersenjata Targetkan Bandara Haiti](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/c6038912b92953ea7fbc345f16fdba88.jpg)
BANDARA Internasional Toussaint Louverture Haiti ditutup karena serangan geng bersenjata. Akibatnya tidak ada penumpang dan pesawat yang beroperasi.
Sebuah truk lapis baja di landasan menangkis serangan geng tersebut yang mencoba memasuki area bandara itu. Sejumlah karyawan dan pekerja bandara tersebut melarikan diri dari deru peluru.
Hingga Senin (4/3) malam, masih belum jelas akhir dari upaya geng tersebut yang sebelumnya membobol dua penjara. Pekan lalu, geng tersebut sempat mencoba menguasai bandara itu namun gagal.
Baca juga : Rawan Geng Bersenjata, Pemerintah Bujuk Tujuh WNI di Haiti untuk Pulang
Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah pihak berwenang di Haiti memerintahkan jam malam. Geng bersenjata menyerbu dua penjara terbesar dan membebaskan ribuan narapidana pada akhir pekan.
“Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan situasi keamanan yang memburuk dengan cepat di Port-au-Prince. Beberapa geng bersenjata mengintensifkan serangan mereka terhadap infrastruktur penting selama akhir pekan,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric.
Keadaan darurat selama 72 jam dimulai pada Minggu (3/3) malam. Pemerintah mengatakan pihaknya akan berusaha melacak para narapidana yang melarikan diri, termasuk dari lembaga pemasyarakatan di mana sebagian besar berada dalam tahanan pra-sidang, dan beberapa di antaranya dituduh melakukan pembunuhan, penculikan, dan kejahatan lainnya.
Baca juga : Geng Bersenjata Serang Penjara di Haiti, Belasan Orang Tewas
“Polisi diperintahkan untuk menggunakan segala cara hukum yang mereka miliki untuk menegakkan jam malam dan menangkap semua pelanggar,” kata Menteri Keuangan Patrick Boivert yang menjadi penjabat Perdana Menteri.
Geng Bersenjata Kuasai 80% Ibu Kota Haiti
Geng-geng diperkirakan sudah menguasai hingga 80% ibu kota Port-au-Prince. Mereka semakin mengoordinasikan tindakan mereka dan memilih target yang sebelumnya tidak terpikirkan seperti Bank Sentral.
Perdana Menteri Ariel Henry melakukan perjalanan ke Kenya pekan lalu untuk mencoba mendapatkan dukungan bagi pasukan keamanan PBB. Itu untuk membantu menstabilkan Haiti dalam konfliknya dengan kelompok kejahatan yang semakin kuat.
Baca juga : Presiden Bukele Memimpin Pemilihan El Salvador
Dujarric mengatakan PBB menekankan perlunya tindakan segera, terutama dalam memberikan dukungan keuangan untuk misi tersebut. "Juga untuk mengatasi kebutuhan keamanan yang mendesak bagi rakyat Haiti dan mencegah negara tersebut semakin terjerumus ke dalam kekacauan," katanya.
Kepolisian Nasional Haiti memiliki sekitar sembilan ribu petugas untuk memberikan keamanan bagi lebih dari 11 juta orang, menurut PBB. Mereka secara rutin kewalahan dan kalah persenjataan.
Akhir pekan yang mematikan ini menandai titik terendah baru dalam spiral kekerasan di Haiti. Setidaknya sembilan orang telah tewas sejak Kamis (29/2), empat di antaranya adalah petugas polisi. Mereka tewas ketika geng-geng bersenjata melancarkan serangan terkoordinasi terhadap lembaga-lembaga negara di Port-au-Prince, termasuk bandara internasional dan stadion sepak bola nasional.
Baca juga : Ekuador Kembali Kuasai Penjara setelah Pelepasan Sandera
Namun serangan terhadap Lembaga Pemasyarakatan Nasional pada Sabtu (2/3) malam, mengejutkan warga Haiti. Semua kecuali 98 dari 3.798 narapidana yang ditahan di lembaga pemasyarakatan tersebut melarikan diri, menurut Kantor Perlindungan Warga.
Sementara di penjara Croix-des-Bouquets, 1.033 orang melarikan diri, termasuk 298 narapidana. Kantor tersebut mengatakan pada Senin (4/3) malam, bahwa mereka sangat prihatin dengan keselamatan hakim, jaksa, korban, pengacara dan pihak lain setelah pelarian massal tersebut.
“Tolong, tolong bantu kami. Mereka membantai orang tanpa pandang bulu di dalam sel,” kata salah seorang pria, Francisco Uribe, dalam pesan yang dibagikan secara luas di media sosial.
Baca juga : 40 Sandera Pejabat Penjara di Ekuador Dilepaskan
Baku tembak dilaporkan terjadi di beberapa lingkungan di ibu kota. Layanan internet bagi banyak penduduk terputus pada Minggu (2/3), akibat sambungan kabel serat optik terputus.
Setelah geng-geng bersenjata melepaskan tembakan di bandara internasional Haiti pekan lalu, Kedutaan Besar Amerika Serikat mengatakan pihaknya menghentikan semua perjalanan resmi ke negara tersebut. Pada Minggu (2/3) malam, mereka mendesak semua warga Amerika untuk keluar secepat mungkin.
(France24/Z-9)
Terkini Lainnya
Geng Bersenjata Kuasai 80% Ibu Kota Haiti
Lima Tahanan Polres Polewali Mandar Kabur, Empat Tertangkap
Eks Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez Dihukum Penjara 45 Tahun atas Perdagangan Narkoba
Terbukti Korupsi LNG, Eks Dirut Pertamina Divonis 9 Tahun Penjara
Artis-Influencer Promosi Judi Online Bisa Dipenjara 6 Tahun
Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti Usut Kasus Vina
Pasukan Khusus Rusia Bebaskan Dua Penjaga Penjara dan Tewaskan Beberapa Penyandera di Rostov-on-Don
Polres Batang Tangkap Belasan Gangster Pembunuh Anak Dibawah Umur
Polisi Buru Kelompok Gangster yang Meresahkan Warga di Semarang
53 Ribu Warga Haiti Tinggalkan Ibu Kota
Kondisi Memburuk di Haiti: Geng-Geng Menguasai, Negosiasi Pemerintahan Transisi Terhambat
Operasi Penegakan Hukum di Haiti Melawan Geng 'Barbecue'
Tak Mau Dievakuasi, Pemerintah Terus Pantau Kondisi Tujuh WNI di Haiti
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap