visitaaponce.com

Pria Bertopeng Menyerang Pertemuan Anti-Fasis di Swedia

Pria Bertopeng Menyerang Pertemuan Anti-Fasis di Swedia
Sejumlah pria bertopeng menyerbu sebuah teater di Stockholm dan meledakkan bom asap selama acara anti-fasis, melukai beberapa orang(Alconsaudio)

BEBERAPA pria bertopeng menyerbu sebuah teater di Stockholm pada Rabu malam. Mereka meledakkan bom asap selama acara anti-fasis, kata polisi Swedia dan peserta.

Sekitar 50 orang ikut serta dalam acara di teater Gubbangen di pinggiran selatan ibu kota Swedia, yang diselenggarakan oleh partai kiri Vansterpartiet dan Greens.

"Tiga orang dibawa oleh ambulans ke rumah sakit," kata polisi di situs webnya, menambahkan bahwa mereka tidak memiliki informasi tentang cedera yang diderita.

Baca juga : 3 Tewas dan 20 Terluka dalam Serangan Rusia di Ukraina Selatan

Menurut partai anti-rasisme Expo, yang diundang untuk memberikan presentasi di acara tersebut, "sekelompok Nazi" masuk ke lobi teater tepat sebelum acara dimulai dan melemparkan bom asap ke dalam aula.

"Nazi menyerang pengunjung dengan kekerasan fisik... (dan) merusak gedung sebelum melemparkan jenis bom asap yang mengisi aula masuk dengan asap," tulis Expo di situs webnya.

"Sangat mengerikan bahwa pertemuan yang diselenggarakan oleh partai kiri telah diserang," kata Perdana Menteri Ulf Kristersson, dikutip oleh agen berita TT.

Baca juga : 17 Tewas dalam Serangan Rudal Rusia di Chernigiv Ukraina

"Jenis perilaku yang penuh kebencian ini tidak memiliki tempat di masyarakat kita yang bebas dan terbuka," katanya, menambahkan bahwa dia telah menghubungi pemimpin partai untuk mengekspresikan "dukungan terdalamnya".

Semua partai politik Swedia mengecam serangan itu sebagai "serangan terhadap demokrasi", kata TT.

Pemimpin Vansterpartiet Nooshi Dadgostar mengatakan kepada televisi SVT bahwa sebuah "acara terbuka, untuk kesetaraan di antara individu" "dengan keras diserang oleh mereka yang tampaknya menjadi Nazi".

Dia juga menyerukan "semua kekuatan politik" untuk melawan "kanan jauh yang mengancam demokrasi kita". (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat