visitaaponce.com

Israel Bombardir Rafah

Israel Bombardir Rafah
Israel menyerang sejumlah tempat di Gaza, termasuk Rafah. (Youtube Al Jazeera)

SERANGAN Israel menghantam sejumlah tempat di Gaza, termasuk Rafah. Aksi militer Zionis ini disertai dengan perintah kepada para pengungsi untuk meninggalkan Rafah.

PBB memperingatkan akan adanya bencana sangat mengerikan, jika invasi langsung ke kota yang padat itu terus dilakukan Israel. Petugas medis di Rafah menyaksikan serangan Israel di wilayah pesisir.

Tempat itu menjadi jalur masuk bantuan kemanusiaan tetapi menurun PBB diblokir Israel. Mereka menentang bantuan internasional memasuki Rafah timur.

Baca juga : Sekjen PBB Peringatkan Bencana Kemanusiaan Besar jika Israel Invasi Rafah

"Setidaknya 21 orang tewas dalam serangan di Gaza tengah dan dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di kota Deir al-Balah," kata sebuah pernyataan rumah sakit.

Mayat-mayat yang ditutupi pakaian putih tergeletak di tanah di halaman fasilitas tersebut. Seorang pria bertopi baseball membungkuk di atas salah satu kantong mayat, menggenggam tangan yang dipenuhi debu.

Kaki mayat lain menyembul dari balik selimut bergambar boneka beruang besar. Sementara di Rafah, para saksi mata melaporkan adanya serangan udara hebat di dekat persimpangan dengan Mesir, asap membubung di atas kota tersebut.

Baca juga : Hamas Tegaskan Gencatan Senjata Gaza Kembali ke Titik Awal

Serangan lain terjadi di Gaza utara, kata para saksi mata. Hamas menuduh Israel memperluas serangan ke Rafah dengan memasukkan wilayah baru di pusat dan barat kota tersebut.

Perluasan serangan Israel ini menyusul upaya menuju gencatan senjata dan pembebasan sandera tampaknya terhenti. Perintah evakuasi baru untuk Rafah timur, yang diposting di X oleh juru bicara militer Avichay Adraee. Ia mengatakan bahwa wilayah yang ditentukan telah menjadi saksi aktivitas Hamas dalam beberapa hari dan minggu terakhir.

Langgar hukum internasional

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengklaim telah melenyapkan puluhan teroris di Rafah timur. Sebuah laporan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/5) mengatakan Israel melanggar norma-norma hukum internasional dalam penggunaan senjatanya.

Baca juga : Afrika Selatan Desak ICJ Printahkan Israel Mundur dari Rafah

Departemen Luar Negeri AS menyampaikan laporan itu dua hari setelah Presiden Joe Biden secara terbuka mengancam akan memblokir bom dan peluru artileri jika Israel melanjutkan serangan besar-besaran di Rafah, yang menurut PBB merupakan tempat berlindung bagi 1,4 juta orang.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Gaza berisiko mengalami bencana kemanusiaan yang parah jika Israel melancarkan operasi darat skala penuh di Rafah. Israel pada hari Sabtu mengatakan 300 ribu orang telah meninggalkan Rafah sejak perintah evakuasi awal diterbitkan.

"Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Tidak ada tempat tersisa di Gaza yang aman atau tidak penuh sesak. Tidak ada tempat yang bisa kami tuju," kata seorang pengungsi di Rafah Farid Abu Eida.

Para jurnalis juga mulai membongkar tenda mereka dan mengemas perlengkapan mereka untuk meninggalkan kota. Perintah evakuasi meminta warga untuk pergi ke zona kemanusiaan Al-Mawasi, di pantai barat laut Rafah.

Sementara Ketua Uni Eropa Charles Michel mengatakan perintah evakuasi Israel ini tidak dapat diterima. Koordinator Darurat Doctors Without Borders (MSF) di Gaza Sylvain Groulx mengatakan daerah tersebut memiliki akses yang sangat terbatas terhadap air minum bersih dan layanan dasar lainnya. (France24/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat