visitaaponce.com

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Khawatir Serangan Baru Rusia di Kharkiv

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Khawatir Serangan Baru Rusia di Kharkiv
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperkirakan Rusia akan meningkatkan serangannya di timur laut.(AFP)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky memperkirakan Rusia akan meningkatkan serangannya di timur laut. Dia memperingatkan Kyiv hanya memiliki seperempat pertahanan udara yang diperlukan untuk mempertahankan garis depan.

Pasukan Rusia, yang hanya mencapai kemajuan moderat dalam beberapa bulan terakhir, melancarkan serangan mendadak di wilayah Kharkiv pada 10 Mei yang menghasilkan perolehan teritorial terbesar mereka dalam satu setengah tahun.

Zelensky mengatakan pasukan Rusia maju antara 5 hingga 10 km di sepanjang perbatasan timur laut sebelum dihentikan oleh pasukan Ukraina. Namun pertempuran di wilayah tersebut bisa menjadi gelombang pertama dalam serangan yang lebih luas.

Baca juga : Mengintip Prospek Damai Rusia dan Ukraina

“Saya tidak akan mengatakan ini adalah kesuksesan besar (bagi Rusia) tetapi kita harus sadar dan memahami bahwa mereka semakin masuk ke wilayah kita,” katanya.

Zelensky mengatakan situasi di wilayah Kharkiv telah terkendali, namun belum stabil. Dia menggandakan permintaannya kepada sekutu untuk mengirim lebih banyak pertahanan udara dan jet tempur untuk memerangi superioritas udara Rusia saat perang memasuki tahun ketiga.

“Saat ini, kami memiliki sekitar 25% dari apa yang kami perlukan untuk mempertahankan Ukraina. Saya sedang berbicara tentang pertahanan udara. Ukraina membutuhkan 120 hingga 130 jet tempur F-16 atau pesawat canggih lainnya untuk mencapai kesetaraan dengan Rusia," ujarnya.

Baca juga : Serangan Rudal Rusia ke Kyiv Setelah Putin Berjanji Membalas Serangan Perbatasan

Dia mengakui ada masalah dengan staf dan moral dalam pasukan Ukraina yang seringkali kalah jumlah persenjataan dan jumlah personelnya. 

“Kita perlu menambah staf cadangan. Sejumlah besar (brigade) kosong,” jelasnya.

Karena perang belum akan berakhir, tentara Ukraina kesulitan merekrut anggota, sementara para pejuang semakin kelelahan dan marah karena kurangnya rotasi. Banyak tentara Ukraina telah berperang selama lebih dari dua tahun tanpa kemungkinan untuk diberhentikan.

Baca juga : Masuki Tahun Ketiga Perang, Ukraina Masih Defensif Terhadap Serangan Rusia

Berdasarkan undang-undang mobilisasi kontroversial yang mulai berlaku pada hari Sabtu, Kyiv telah menurunkan usia di mana laki-laki dapat wajib militer dari 27 tahun menjadi 25 tahun dan memperketat hukuman bagi mereka yang menghindari wajib militer.

Namun, pihak berwenang membatalkan proposal untuk memberikan opsi pemecatan kepada tentara yang telah bertugas selama lebih dari 36 bulan. Zelensky bersikeras bahwa Ukraina masih memainkan permainan panjang ketika sekutu-sekutu Barat mendesak agar perang segera diakhiri.

“Barat ingin perang diakhiri. Periode. Secepat mungkin. Dan bagi mereka, ini adalah perdamaian yang adil. Kita berada dalam situasi yang tidak masuk akal di mana negara-negara barat takut Rusia akan kalah perang. Dan mereka tidak ingin Ukraina kehilangannya,” katanya.

Baca juga : Rusia dan Ukraina Melakukan Pertukaran Ratusan Tawanan Perang

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam perjalanannya ke Tiongkok minggu ini serangan ke arah timur laut merupakan pembalasan atas penembakan yang dilakukan Ukraina terhadap wilayah perbatasan dan bahwa Moskow sedang berusaha menciptakan zona keamanan.

Pasukan Rusia telah menguasai wilayah seluas 278 km persegi antara 9 dan 15 Mei, yang merupakan pencapaian terbesar mereka sejak akhir 2022, menurut perhitungan AFP menggunakan data dari Institute for the Study of War. Gubernur Kharkiv Oleg Synegubov mengatakan angkatan bersenjata Ukraina telah menggagalkan dua upaya untuk menerobos pertahanan.

“Di wilayah kota Vovchansk, pasukan Ukraina memperkuat pertahanan mereka untuk memperbaiki situasi taktis,” kata Synegubov.

Ukraina telah mengevakuasi hampir 10.000 orang dari wilayah perbatasan timur laut sejak Rusia melancarkan serangan tersebut. Putin mengatakan saat ini tidak ada niat untuk merebut Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, sekitar 30 km dari perbatasan. Lebih dari 1 juta orang masih tinggal di sana.

Analis militer mengatakan serangan di wilayah timur laut bisa bertujuan untuk memperluas pasukan dan sumber daya Ukraina, sementara Rusia akan memanfaatkan sumber daya manusia dan amunisinya. Panglima militer Ukraina Oleksandr Syrsky mengatakan Rusia berusaha memaksa Ukraina menarik lebih banyak lagi pasukan dari cadangannya.

“Kami menyadari bahwa akan ada pertempuran sengit di depan dan musuh sedang bersiap menghadapinya,” katanya. (Guardian/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat