visitaaponce.com

Masuki Tahun Ketiga Perang, Ukraina Masih Defensif Terhadap Serangan Rusia

Masuki Tahun Ketiga Perang, Ukraina Masih Defensif Terhadap Serangan Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.(Dok. AFP/Scanpix)

MEMASUKI tahun ketiga serangan Rusia, Ukraina masih bertahan di tengah serangan yang terus dilancarkan ke Kyiv. Mereka bersikap defensif meskipun dilemahkan oleh kurangnya bantuan barat sementara Rusia menjadi lebih berani dengan kemajuan baru.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus saat fajar pada 24 Februari 2022, banyak yang memperkirakan kemenangan Moskow dalam beberapa hari. Namun Ukraina melawan, memaksa pasukan Rusia mundur secara memalukan.

Namun Ukraina mengalami kemunduran dengan kegagalan serangan balasannya pada tahun 2023. Tentara Rusia pada gilirannya telah membangun posisi yang kuat berkat produksi senjata perang yang meningkat, sementara pasukan Ukraina kekurangan tenaga kerja dan kehabisan amunisi yang dipasok Barat untuk artileri serta pertahanan udara.

Baca juga : 11 Orang Tewas Akibat Serangan Rusia di Ukraina Timur

Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa keputusan mengenai pasokan senjata harus menjadi prioritas.

Rusia melakukan serangan keras di wilayah timur, di mana Kota Maryinka yang hancur di dekat Donetsk menjadi titik panas terbaru setelah mereka merebut kota Avdiivka yang dijaga ketat pada 17 Februari.

Perekonomian Ukraina juga terpukul oleh blokade perbatasan oleh para petani Polandia yang menurut Kyiv mengancam ekspor dan menghambat pengiriman senjata.

Baca juga : 53 Warga Kyiv Luka Usai Rumah Sakit Ditimpa Rudal Rusia

Di Kyiv, suasananya suram namun tetap menantang karena masyarakat mengatakan mereka sudah terbiasa dengan kondisi masa perang.

“Bagi perempuan Ukraina, ini adalah kesedihan kami, untuk suami, untuk anak-anak kami, untuk ayah kami,” kata ahli gizi Olga Byrko di Kyiv.

“Saya sangat ingin ini berakhir secepat mungkin,” ujarnya.

Baca juga : Zelensky Minta Dukungan Militer AS, Tuding Penundaan Bantuan Penuhi 'Impian' Putin

“Ya tentu saja kami telah belajar untuk menghadapinya… sekarang perang adalah hidup kami,” kata Yuriy Pasichnyk, seorang pengusaha berusia 38 tahun.

Ukraina membutuhkan hampir setengah triliun dolar untuk membangun kembali kota-kota yang hancur akibat invasi Rusia, menurut perkiraan terbaru Bank Dunia, Uni Eropa, PBB dan pemerintah Ukraina. Ukraina memperkirakan sekitar 50.000 warga sipil telah terbunuh.

(AFP/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat