visitaaponce.com

Polri dan TNI Diminta Turun Langsung Tangani Covid-19 di Jakarta

Polri dan TNI Diminta Turun Langsung Tangani Covid-19 di Jakarta
Satpol PP dan Petugas Kesehatan mengecek suhu tubuh masyarakat yang akan masuk wilayah HBKB di Jalan Layang Non Tol, Pangeran Antasari.(MI)

ANGGOTA Fraksi PDIP-P DPRD DKI Gilbert Simanjuntak menyarankan Pemerintah DKI Jakarta melakukan reorientasi penanganan covid-19 di Ibu Kota.

Menurutnya, sudah saatnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri ikut turun tangan langsung dalam menangani penyebaran covid-19 di Jakarta. Salah satunya dengan pengawasan ketat protokol kesehatan.

“Sudah saatnya TNI dan Polri turun tangan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan ini selama sedikitnya 2 minggu karena Pemprov DKI tidak mampu menggerakkan aparatnya,” kata Gilbert kepada Media Indonesia, Senin (7/9).

Adapun fokus daerah yang diawasi yakni, di pemukiman padat, pasar tradisional, angkutan umum, dan tempat industri/pabrik.

Baca juga: Ombudsman Investigasi Kebijakan Anies

Menurutnya, pemerintah pun harus tegas dan serius dalam menegakkan sanksi agar masyarakat bisa patuh.

“Hukuman harus diterapkan dengan serius dan jangan takut tidak populer. Kesan tidak tegas Pemprov selama ini harus dihindari TNI dan Polri agar masyarakat patuh,” jelasnya.

Gilbert berpandangan hal itu adalah bagian dari reorientasi penanganan covid-19 yang sudah harus dilakukan pemerintah DKI. Pasalnya, pemeriksaan PCR di DKI DKI tidak mungkin 100% atau seluruh penduduk bisa dilakukan.

Sekalipun dilakukan tes ke 10 juta penduduk, sekitar 1 dari 3 yang sakit akan luput dan berkeliaran dengan bebas karena alasan orang tanpa gejala (OTG) atau bergejala ringan.

Ia memaparkan, per 7 September ditemukan kasus 24.521 orang dengan PCR, maka sebenarnya ada yang luput sebanyak 6 ribu-7 ribu dan berkeliaran tanpa masker dan jaga jarak. Hal ini terjadi karena mereka merasa aman di rumahnya dan lingkungannya. Ini yang menjelaskan tingginya kasus di rumah tangga. Positivity rate bahkan sudah menyentuh 13%, Gilbert menyebut secara asumsi diekstrapolasi ada 1.300.000 penderita covid-19 di DKI.

Untuk itu, ia menilai DKI sudah seharunya menerapkan pencegahan yang ketat kepada masyarakat melalui pengawasan dan sanksi tegas. Karena tes PCR adalah bentuk mendeteksi dan ditujukan untuk pasien yang dirawat.

“Apa yang harus dilakukan adalah reorientasi penanganan wabah, dari 3T menjadi fokus dan serius ke pencegahan yang sebenarnya sederhana. Pengawasan ketat dan lama yang dilakukan di Wuhan yang membuat mereka berhasil,” tandasnya. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat