visitaaponce.com

PSI Minta Eksploitasi Air Tanah di DKI Segera Dihentikan

PSI Minta Eksploitasi Air Tanah di DKI Segera Dihentikan
Ilustrasi: Warga antre mendapatkan air bersih dari mobil tanki air di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2019).(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

SEKRETARIS Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anthony Winza Probowo menyebut ancaman Jakarta bisa tenggelam disebabkan oleh eksploitasi air tanah secara berlebihan. Pasalnya, eksploitasi air tanah itu tak terlepas dari persentase warga Jakarta pengguna air PDAM yang terbilang rendah.

Hal itu disampaikan Anthony dalam  diskusi daring “Jakarta Segera Tenggelam?” yang digelar DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Aji Bromokusumo Center for Development and the Environment (ABCDE),  Rabu (15/9).

“Kenapa terjadi eksploitasi air tanah? Tidak lain karena akses terhadap pipanisasi air bersih masih sangat terbatas. Data kita menunjukkan paling hanya 63% warga yang mendapatkan akses air bersih PDAM,” ujarnya.

Menurutnya, penurunan muka tanah di Jakarta beragam, antara 0,1 – 8 sentimeter per tahun. Anthony menuturkan, dari kunjungannya ke sejumlah warga, dia menemukan banyak warga kurang mampu Jakarta harus membeli air keliling dengan harga mahal.

Hal itu lantaran mereka belum mendapat akses air bersih PDAM, sementara kualitas air tanah di daerah mereka sangat buruk.

“Yang saya temukan, warga miskin itu membayar air bersih 10 kali lebih mahal daripada hotel bintang 5. Ya bagaimana mereka gak pakai air bawah tanah karena pipanya gak ada, terpaksa beli air keliling atau memakai air tanah,” ungkap Anthony.

Baca juga: BNPB Susun Regulasi Mitigasi Penurunan Muka Air Tanah

Anthony menuturkan, untuk memasang pipa-pipa dan mengalirkan air PDAM ke seluruh warga Jakarta dibutuhkan anggaran yang sangat besar, berkisar Rp23-30 triliun sampai tahun 2030.

Namun, masalahnya, anggaran untuk PDAM dari tahun ke tahun hanya ratusan miliar saja, sehingga tidak realistis terhadap program tersebut.

“Masalah yang terjadi adalah APBD dari tahun ke tahun untuk air bersih ini hanya berkisar ratusan miliar saja. Selama kami di DPRD, nggak pernah anggaran air bersih ini mencapai Rp1 triliun, paling Rp200 miliar per tahun," paparnya.

"Jadi kalau kebutuhannya Rp20 triliun, masih butuh waktu 100 tahun lagi baru kita mencapai 100% pipanisasi air bersih ke seluruh warga, baru kita mengharapkan orang-orang tidak memakai air tanah,” tutur lulusan Magister Hukum dari Georgetown University itu.

Terpisah, pegiat lingkungan Agus Sari memaparkan laporan Sixth Assessment Report oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yakni terkait kenaikan suhu bumi kian hari kian mengkhawatirkan. Kenaikan suhu bumi saat ini mencapai 1,2 derajat, padahal IPCC menjaga batas maksimal kenaikan suhu bumi antara 1,5 – 2 derajat.

Jika tidak ada terobosan, kata Agus, dalam 20 tahun ke depan suhu bumi benar-benar akan mencapai kenaikan maksimal dan dampaknya sangat mengkhawatirkan bagi manusia. Hal itu juga yang berpotensi membuat Jakarta tenggelam.

“Makin panas bumi, makin tinggi suhu bumi, penguapan air laut juga akan semakin tinggi juga. Selain itu, es di kutub utara juga akan mencair. Miliaran ton es mencair dari kutub utara akan meningkatkan volume air laut secara signifikan," ungkapnya.

Uap air yang menjadi awan, lanjut Agus, akan lebih banyak dari biasanya, lalu menjadi hujan. Hujan tersebut nantinya akan membebani infrastruktur hidrologi di kota-kota besar, di antaranya Jakarta. 

Permasalahan yang sama, juga memantik kegelisahan penyanyi dan pegiat lingkungan Shae. Bagi anak-anak muda yang sudah memiliki kesadaran untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, menurut Shae, yang dibutuhkan adalah dukungan sosial dan wadah untuk mencari bimbingan.

Dia juga menilai urusan menyelamatkan bumi merupakan kerja kolektif dari semua unsur, dan tidak bisa hanya mengandalkan pihak-pihak tertentu saja.

“Kita butuh support system dan juga komunitas yang mengajarkan info yang tepat karena itu masih sangat kurang, ini yang menurutku dibutuhkan,” ujarnya.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat