PSI Minta Eksploitasi Air Tanah di DKI Segera Dihentikan
SEKRETARIS Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anthony Winza Probowo menyebut ancaman Jakarta bisa tenggelam disebabkan oleh eksploitasi air tanah secara berlebihan. Pasalnya, eksploitasi air tanah itu tak terlepas dari persentase warga Jakarta pengguna air PDAM yang terbilang rendah.
Hal itu disampaikan Anthony dalam diskusi daring “Jakarta Segera Tenggelam?” yang digelar DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Aji Bromokusumo Center for Development and the Environment (ABCDE), Rabu (15/9).
“Kenapa terjadi eksploitasi air tanah? Tidak lain karena akses terhadap pipanisasi air bersih masih sangat terbatas. Data kita menunjukkan paling hanya 63% warga yang mendapatkan akses air bersih PDAM,” ujarnya.
Menurutnya, penurunan muka tanah di Jakarta beragam, antara 0,1 – 8 sentimeter per tahun. Anthony menuturkan, dari kunjungannya ke sejumlah warga, dia menemukan banyak warga kurang mampu Jakarta harus membeli air keliling dengan harga mahal.
Hal itu lantaran mereka belum mendapat akses air bersih PDAM, sementara kualitas air tanah di daerah mereka sangat buruk.
“Yang saya temukan, warga miskin itu membayar air bersih 10 kali lebih mahal daripada hotel bintang 5. Ya bagaimana mereka gak pakai air bawah tanah karena pipanya gak ada, terpaksa beli air keliling atau memakai air tanah,” ungkap Anthony.
Baca juga: BNPB Susun Regulasi Mitigasi Penurunan Muka Air Tanah
Anthony menuturkan, untuk memasang pipa-pipa dan mengalirkan air PDAM ke seluruh warga Jakarta dibutuhkan anggaran yang sangat besar, berkisar Rp23-30 triliun sampai tahun 2030.
Namun, masalahnya, anggaran untuk PDAM dari tahun ke tahun hanya ratusan miliar saja, sehingga tidak realistis terhadap program tersebut.
“Masalah yang terjadi adalah APBD dari tahun ke tahun untuk air bersih ini hanya berkisar ratusan miliar saja. Selama kami di DPRD, nggak pernah anggaran air bersih ini mencapai Rp1 triliun, paling Rp200 miliar per tahun," paparnya.
"Jadi kalau kebutuhannya Rp20 triliun, masih butuh waktu 100 tahun lagi baru kita mencapai 100% pipanisasi air bersih ke seluruh warga, baru kita mengharapkan orang-orang tidak memakai air tanah,” tutur lulusan Magister Hukum dari Georgetown University itu.
Terpisah, pegiat lingkungan Agus Sari memaparkan laporan Sixth Assessment Report oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yakni terkait kenaikan suhu bumi kian hari kian mengkhawatirkan. Kenaikan suhu bumi saat ini mencapai 1,2 derajat, padahal IPCC menjaga batas maksimal kenaikan suhu bumi antara 1,5 – 2 derajat.
Jika tidak ada terobosan, kata Agus, dalam 20 tahun ke depan suhu bumi benar-benar akan mencapai kenaikan maksimal dan dampaknya sangat mengkhawatirkan bagi manusia. Hal itu juga yang berpotensi membuat Jakarta tenggelam.
“Makin panas bumi, makin tinggi suhu bumi, penguapan air laut juga akan semakin tinggi juga. Selain itu, es di kutub utara juga akan mencair. Miliaran ton es mencair dari kutub utara akan meningkatkan volume air laut secara signifikan," ungkapnya.
Uap air yang menjadi awan, lanjut Agus, akan lebih banyak dari biasanya, lalu menjadi hujan. Hujan tersebut nantinya akan membebani infrastruktur hidrologi di kota-kota besar, di antaranya Jakarta.
Permasalahan yang sama, juga memantik kegelisahan penyanyi dan pegiat lingkungan Shae. Bagi anak-anak muda yang sudah memiliki kesadaran untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, menurut Shae, yang dibutuhkan adalah dukungan sosial dan wadah untuk mencari bimbingan.
Dia juga menilai urusan menyelamatkan bumi merupakan kerja kolektif dari semua unsur, dan tidak bisa hanya mengandalkan pihak-pihak tertentu saja.
“Kita butuh support system dan juga komunitas yang mengajarkan info yang tepat karena itu masih sangat kurang, ini yang menurutku dibutuhkan,” ujarnya.(OL-5)
Terkini Lainnya
Klaten Mulai Dilanda Kekeringan, BPBD Salurkan Air Bersih
Resmikan Sumber Air Bersih ke-9, Helldy Harap Bisa Bantu Masyarakat Gerem
Warga Desa Megale Bojonegoro Dapat Bantuan Akses Air Bersih
Menkeu: Perkuat Sinergi Tingkatkan Investasi Hijau
13 Desa di Semarang Teancam Kekeringan, BPBD Jateng Salurkan 332 Ribu Liter Air Bersih
BPBD Kabupaten Gunungkidul Terus Distribusikan Air Bersih
Sulit untuk Wujudkan Duet Anies Baswedan - Kaesang Pangarep
Tanggapi PKB, PSI: Duet Anies dan Kaesang Tidak Pernah Dibicarakan
Jadi Komisaris, Grace Natalie Dilarang Kaesang Aktif di PSI
Ikuti Pilgub Sulteng, Waketum NasDem Kantongi Rekomendasi PSI
Tanggapi Duet Kaesang-Zita, PSI DKI : Banyak Alternatif Makin Baik
Maju Tidaknya Kaesang, Putusan MA Tetap Dinilai Politis
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap