Kasus Harian Covid-19 Fluktuatif, Mayoritas Pasien Jalani Isoman
KASUS harian covid-19 di Indonesia fluktuatif seperti pada kasus varian omikron yang sampai 60-70 ribu orang pada 24 Februari 2022, kemudian mengalami penurunan. Kini, angka kasus harian kembali naik karena ada subvarian BA.4. dan BA.5. pada bulan Agustus, lalu kembali meningkat karena subvarian XBB atau BQ.1.
"Ini merupakan satu tanda bahwa pandemi covid-19 itu masih ada sehingga fluktuasi atau lonjakan kasus konfirmasi positif selalu terjadi," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan M Syahril dalam konferensi pers secara daring, Kamis (10/11).
Situasi nasional covid-19, per 9 November, terdapat 30 provinsi mengalami kenaikan kasus dan 4 provinsi mengalami penurunan. Jumlah positif harian mencapai 6.186 orang. Sebanyak 4.769 orang atau 95% menjalani isolasi mandiri dan 133 pasien atau 5% menjalani perawatan intensif. Kemudian jumlah testing mencapai 31.071 orang dan positivity rate 19,91%.
"Positivity rate tinggi salah satu sumbernya memang karena angka testing kita yang tidak terlalu tinggi sekitar 31.071 orang," ujarnya.
Sehingga rekap selama seminggu terakhir kasus konfirmasi mengalami peningkatan 47,24% dan angka kematian juga meningkat 31,12%.
Hingga kini sudah ada 40 negara melaporkan kasus XBB seperti Prancis, Italia, Singapura dan Inggris. Masa puncak subvarian ini pun sudah lewat. Kesamaan dari negara-negara ini adalah puncak kasusnya tidak lama seperti varian delta.
Baca juga: Ada Lonjakan Kasus Covid-19, Pemprov DKI Berencana Perketat Izin Konser
Diketahui per 19 September, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kondisi dunia terkait pandemi relatif stabil dan akhir pandemi sudah terlihat. Namun harus disampaikan bahwa risiko pandemi covid-19 masih ada di seluruh dunia dan masyarakat harus melakukan strategi vaksinasi primer serta booster.
Kemudian memastikan kesiapan sistem pelayanan kesehatan dari hulu hingga hilir juga perlu disiapkan sehingga tidak bingung ketika muncul varian baru. Melakukan testing dan sequencing, selalu mempersiapkan antisipasi bila terjadi lonjakan kasus, lalu terakhir tindakan pencegahan dan pengendalian secara menyeluruh dan berkesinambungan.
"Sehingga upaya-upaya ini harus dilakukan kalau kita mau mengawal pandemi ini berakhir," pungkasnya.(OL-5)
Terkini Lainnya
WHO Sebut 9 Varian Covid-19 Dominasi Kasus di Dunia, Ini Datanya
Varian Baru Covid-19 XBB Dapat Turunkan Efektivitas Vaksin
7 Fakta Arcturus, Asal Nama, Bahaya, Gejala dan Pencegahannya
Sudah Vaksin Booster, Satu Warga Tangerang Selatan Terpapar Kraken
Subvarian XBB.1.5 dari Amerika Serikat juga Perlu Diwaspadai
Tahun Baru 2023 Peningkatan 366 Kasus Covid-19
Kasus Covid-19 di Semarang Kembali Naik
34 Warga Jawa Tengah Positif Covid-19
Wabah Cacar Monyet, Dinkes DKI : Tidak Perlu Isolasi Mandiri Jika Tidak Bergejala
Alami Gejala Covid-19 Arcturus? Lakukan Tes Antigen dan Isolasi Diri
Ini Tata Cara Isoman di Rumah Saat Terinfeksi Cacar Monyet
Inggris Cabut Kewajiban Isolasi Mandiri bagi Warga yang Positif Covid-19
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap