visitaaponce.com

Kebakaran di Plumpang Bentuk Kelalaian Pertamina

Kebakaran di Plumpang Bentuk Kelalaian Pertamina
Sejumlah rumah terbakar di dekat depo Pertamina Plumpang, Jakarta.(ADITYA AJI / AFP)

PENGAMAT Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai bahwa insiden kebakaran yang terjadi di Integrated Terminal Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat malam (3/3) merupakan bentuk kelalaian dari pihak PT Pertamina (Persero).

Menurutnya, Pertamina telah abai dalam menerapkan sistem keamanan yang tinggi terhadap aset-aset yang beresiko tinggi. Sehingga hal tersebut membuat Depo Pertamina Plumpang terbakar untuk kedua kalinya.

"Saya kira ini kejadian kedua kalinya kebakaran di Plumpang terjadi, pertama 2009 kemudian semalam. Harusnya Pertamina dapat belajar, aset strategis seperti itu harus menerapkan sistem keamanan yang berstandar internasional dengan target zero accident, tapi yang terjadi di Dipo tersebut berulang kali terjadi kebakaran. Dan saya menyatakan kejadian ini sebagai bentuk kelalaian dari Pertamina," ujar Fahmy kepada Media Indonesia, Sabtu (4/3).

Selain tingkat keamanan yang rendah, Fahmy menilai, indikator lokasi Depo tersebut juga sangat tidak layak. Walaupun dari segi operasional Dipo Plumpang itu paling efisien, namun menurutnya, lokasi tersebut berdekatan dengan pemukiman penduduk dan tingkat keamanan yang dimiliki sangat rendah.

Baca juga: Kesaksian Warga: Bau Bensin Sebelum Kebakaran Plumpang

"Lokasi yang berdekatan dengan penduduk setempat itu sudah tidak proper dan tidak layak karena akan menyebabkan peristiwa seperti sekarang ini. Dan kalau ini tidak ada upaya perbaikan, saya memprekdisikan kejadian seperti ini akan terjadi lagi," tuturnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar Pertamina segera memindahkan Dipo Plumpang tersebut ketempat yang lebih layak dengan jarak kawasan penduduk minimal 5 kilometer. Hal itu dilakukan guna ketika terjadi kebakaran, tentunya tidak akan menimbulkan korban jiwa.

Kemudian, Pertamina juga perlu meningkatkan sistem berstandar internasional dengan target zero accident agar kejadian tersebut tidak dapat terus berulang.

"Saya yakin jika hal tersebut dilakukan, kecelakaan atau kebakaran yang banyak menyebabkan korban itu tidak akan terjadi lagi," ujarnya.

Fahmy menambahkan, Pertamina juga perlu bertanggung jawab atas kejadian ini dengan menangani pasca kebakaran. Terutama dalam kebutuhan warga, seperti biaya perawatan, memberikan santunan bagi keluarga korban yang meninggal, dan memberikan kebutuhan logistik bagi para korban. (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat