visitaaponce.com

Penutupan Putaran Balik Simpang Santa Dinilai Tanpa Kajian

Penutupan Putaran Balik Simpang Santa Dinilai Tanpa Kajian
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail menyebut penutupan putaran balik Simpang Santa dilakukan tanpa kajian yang matang(Branda Antara)

KETUA Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail menyebut penutupan putaran balik atau u-trun Simpang Pasar Santa yang dilakukan Pemprov DKI dan pihak kepolisian tanpa kajian yang matang.

“Saya melihat kok sepertinya kurang matang kajian untuk melakukan perubahan itu,” kata Ismail di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (17/4).

Ia mengatakan keputusan penutupan putaran itu dilakukan tanpa pembahasan dan komunikasi terlebih dahulu dengan DPRD. 

Baca juga: Diprotes Buat Macet, Penutupan U-turn Dibongkar Dinas Perhubungan DKI Jakarta

"Belum belum ada komunikasi, jadi langsung eksekusi, mungkin koordinasi dari Pj (Penjabat) Gubernur (Heru Budi Hartono) dan Dirlantas ya, kami komisi B belum ada," tegas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Ismail menyebut ada dua indikator yang menunjukan tindakan penutupan itu tidak berdasarkan kajian kuat. “Pertama adalah komen secara masif (dari) masyarakat pengguna jalannya. Kedua, fakta lapangan. Dua itu jadi indikator bahwa itu (penutupan jalan) terlalu terburu-buru,” tutur Ismail.

Baca juga: Permudah Masyarakat, Stasiun LRT Jabodebek Terintegrasi Dengan Moda Lainnya

“Harusnya, merujuk dulu pada kajian sebelumnya yang membuat kondisi eksistingnya. Jangan kemudian langsung diubah,” tambah dia.

Sebelumnya, U-turn Simpang Santa menjadi polemik karena banyak masyarakat yang menilai penuntupan di pertigaan jalan itu menyebabkan kemacetan. Padahal, langkah tersebut dilakukan untuk merealisasikan salah satu program strategis Pemprov DKI Jakarta 2023, yaitu mengurai kemacetan.

Selain jalur putar balik Pasar Santa, akses pemisah jalan di Jalan Wolter Monginsidi juga ditutup penghalang beton sehingga kendaraan yang melaju dari arah Kapten Tendean menuju Jalan Wolter Monginsidi melambat.

Kendaraan menuju ke arah Jalan Senopati ke Jalan Wijaya diarahkan putar balik di bawah kolong jalan layang (flyover) Kapten Tendean. Selain karena akses pemisah jalan yang ditutup, kemacetan juga terjadi karena banyak mobil yang hendak masuk ke bangunan pertokoan di sana.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat ini telah membongkar beton penutup putaran balik (U-turn) yang ada di simpang tersebut. Pembukaan kembali putaran balik tersebut dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Dishub DKI. Dari hasil evaluasi itu didapati fakta bahwa justru terjadi penumpukan kendaraan di kawasan tersebut setelah putaran balik ditutup.

"Dari hasil evaluasi didapatkan hasil bahwa kapasitas ruas Jalan Wolter Monginsidi tidak dapat menampung volume lalu lintas dari arah Jalan Wijaya 1, Jalan Tendean, dan Jalan Suryo. Maka dari itu kami lakukan penyesuaian, salah satunya dengan membuka 'barrier' beton yang kemarin digunakan untuk menutup ruas jalan tersebut," jelas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam keterangan resminya, pada Selasa (18/4).

Syafrin menambahkan, pihaknya juga sedang membahas rencana pengaturan waktu siklus lampu lalu lintas di Simpang Santa (Simpang Jalan Wijaya I-Jalan Wolter Monginsidi). Hal itu dilakukan untuk mengatur pergantian pergerakan kendaraan pada masing-masing ruas jalan agar semakin optimal.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat