visitaaponce.com

Sidang Banding Teddy Minahasa Ajang Adu Alat Bukti

Sidang Banding Teddy Minahasa Ajang Adu Alat Bukti
Terdakwa mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa (kiri) berdiskusi dengan tim pengacaranya seusai mendengarkan pembacaan vonis(MI / Usman Iskandar)

SIDANG banding kasus narkoba yang menyeret mantan Kapolda Sumatera Barat Teddy Minahasa akan jadi ajang pembuktian antara tim kuasa hukum Teddy Minahasa dengan jaksa penuntut umum (JPU). Oleh karena itu, pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel berharap majelis hakim akan fokus mencermati bukti-bukti yang dibawa dalam persidangan nanti. 

"Fokuslah pada pembuktian. Jangan mengandalkan keterangan saksi yang notabene juga terdakwa," ujar Reza dalam keterangan tertulisnya yang di terima di Jakarta, Kamis (18/5). 

Reza menjelaskan, Pengadilan Jakarta Barat selaku pengadilan tingkat pertama belum sepenuhnya berhasil mengungkap fakta kasus Teddy Minahasa secara menyeluruh. Masih ada misteri yang belum terungkap. Beberapa diantaranya mulai dari pembuktian penukaran sabu dengan tawas, hingga asal usul sabu. Menurutnya hal-hal tersebut harus bisa terjawab di sidang banding nanti agar putusan hakim tidak menyesatkan.    

Baca juga : Jaksa Ajukan Banding Vonis 17 Tahun Terdakwa AKBP Dody Prawiranegara

"Pembuktian terkait, pertama, keutuhan dan keaslian bukti chat. Kedua, kepastian tentang keberadaan tawas serta pengujian terhadap sama atau berbedanya sabu di Jakarta dan sabu di Bukittinggi," tutur Reza.

Baca juga : JPU Banding Putusan Penjara Seumur Hidup Teddy Minahasa, Pakar : Terkesan Dipaksakan

Sementara itu, tim penasehat hukum Teddy Minahasa, Anthony Djono mersa pihaknya yakin Teddy Minahasa bisa bebas dari segala dakwaan dengan syarat hakim betul-betul cermat melihat fakta persidangan banding. Dirinya sadar semua putusan ada di tangan hakim, sebab itu berharap hakim bisa lebih bijaksana dan objektif menangani kasus tanpa terpengaruh opini publik.  

"Kalau cerita optimis, ya kami optimis tapi syaratnya hakimnya harus cermat. Ya memang lagi-lagi yang membuat putusan hakim, ya tentu kita hanya bisa berharap ya.  tantangan besar yang kami hadapi sebenarnya adalah opini publik," kata Anthony. 

Terkait tekanan publik dalam kasus narkoba Teddy Minahasa ini, Guru Besar Ilmu Hukum Pidana UNAIR, Nur Basuki Minarno menilai masyarakat harus lebih cerdas dan cermat melihat kasus dengan tetap objektif. 

"Masyarakat harus cerdas & cermat menyikapi kasus Teddy Minahasa  ini. Terlalu banyak kejanggalan, unprocedural, serta berbagai loopholes. Memang masyarakat saat ini boleh euphoria untuk menjebloskan Teddy Minahasa ke penjara dengan dasar tekanan publik," tutur Basuki. 

Basuki menjelaskan,  jika benar dalam kasus narkoba Teddy Minahasa telah menjadi korban industri hukum maka hal tersebut merupakan momok menyeramkan bagi masyarakat. 

"Tetapi, masyarakat juga harus sadar bahwa Teddy Minahasa itu jenderal polisi bintang dua bisa diperlakukan seperti itu, bukankah fenomena ini menjadi momok bagi masyarakat biasa, yg jauh lebih rapuh dan gampang untuk dikriminalisasi. Silahkan direnungkan," ujarnya. (Z-8).

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat