visitaaponce.com

Kisah Mudik, Penumpang Rela Ngemper di Koridor Kapal Semalam Suntuk Demi Pulang ke Kampung Halaman

Kisah Mudik, Penumpang Rela ‘Ngemper’ di Koridor Kapal Semalam Suntuk Demi Pulang ke Kampung Halaman
Pemudik Kapal Laut yang tidur di lantai kapal dalam perjalanan mudik ke kampung halaman(Putra Ananda)

JUNAIDIN (46) rela menghabiskan waktunya selama 1 malam tidur beralaskan matras di lantai Kapal Motor (KM) Lawit milik PT Pelni demi bisa pulang ke kampung halamannya di Bondowoso, Jawa Timur (Jatim). Tumpukan baju yang ia bawa di dalam tas ia manfaatkan sebagai  bantal yang mengganjal kepalanya dari kerasnya lantai kapal . 

“Karena sudah lama tidak balik kampung, sudah dua bulan, ini tas saya isinya baju saya gunakan sementara sebagai bantal,” ujar Junaidi saat menumpangi KM Lawit yang mengantarkannya dirinya dari Kumai, Kalimantan Tengah menuju Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/4). 

Junaidi tidak sendiri, terdapat ratusan penumpang lain yang juga harus rela berdesakan dan tidur di sela-sela dan lorong kapal karena tidak mendapatkan jatah tiket reguler kelas ekonomi KM Lawit yang dijual oleh PT Pelni. Selama musim mudik lebaran 2023, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan dispensasi kepada PT Pelni untuk menambah kapasitas penumpang  65 persen lebih banyak dari hari-hari normal. 

Baca juga : 12 Pemudik di Kapal Menuju Sikka Hilang di Perairan Laut Lorens

“Sekarang baru pulang, 3 tahun sebelum nya nggak pernah pulang. Naik kapal Lebih hemat. Tidak apa-apa (tidur) di lantai daripada tidak bisa berlebaran,” tutur Irwati (41) yang juga menumpangi KM Lawit. 

Baca juga : Bung Tomo Siap Bawa Para Pemudik Pulang Kampung untuk Berlebaran

Kapal laut memang merupakan salah satu moda transportasi yang disediakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pemudik selama musim mudik Lebaran 2023. Pada musim mudik tahun ini, PT Pelni mengoperasikan seluruh kapal yang dengan total mencapai 26 kapal. 

KM Lawit merupakan salah satu kapal yang disediakan oleh PT Pelni untuk melayani kebutuhan pemudik. KM Lawit beroperasi mengantarkan pemudik dengan rute Kumai Kalimantan Tengah  menuju Surabaya Jawa Timur dan sebaliknya. Tarif tiket KM Lawit dijual dengan harga Rp 280.000 untuk 1 kali perjalanan.

Harga tiket KM Lawit ini  jauh lebih murah dibandingkan harga tiket pesawat untuk pelayanan rute yang sama. Kapal laut menjadi transportasi utama bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan mudik antar pulau dengan biaya yang murah. 

“Harga tiket pesawat itu 10 kali lipat lebih mahal daripada harga tiket kapal. Itu sebabnya banyak masyarakat yang memilih menggunakan kapal laut sebagai sarana transportasi pulang ke kampung halaman,” ujar Direktur Usaha Angkutan Barat dan Tol Laut (UABTL)  Yossianis Marciano yang turut meninjau langsung kegiatan pelayaran KM Lawit bersama para penumpang. 

Dalam sekali berlayar, KM Lawit mampu membawa 1.000 penumpang. Perjalanan dari Kumai menuju Surabaya dengan KM Lawit memakan waktu hingga 26 jam. PT Pelni hanya menjual 1 kategori tiket yakni kelas ekonomi. Kelas ekonomi dibedakan menjadi 2 yakni ekonomi seat dan ekonomi non seat. Perbedaanya terletak pada fasilitas tempat tidur yang diterima oleh penumpang. 

Karena keterbatasan area tempat tidur, penumpang kelas ekonomi non seat harus rela tidur melantai menempati sela-sela area kapal yang masih kosong seperti di lorong, area tangga, dek luar, hingga buritan kapal. Pihak Pelni menyediakan alas berbahan karet yang bisa digunakan oleh para penumpang ekonomi non seat. 

“Para penumpang kini bisa lebih nyaman karena mereka menempati tempat sesuai nomor yang ada di tiket. Sementara untuk penumpang tambahan yang tidak kebagian nomor bisa menempati area sekitar kapal dengan alas matras yang telah disediakan,” jelas Yossi. 

Untuk mengantisipasi kepadatan pemudik yang menggunakan kapal laut, Yossie menuturkan pihaknya juga memberlakukan kebijakan deviasi atau penambahan jumlah kapal di wilayah-wilayah yang padat pemudik. Jalur tengah seperti Kalimantan, Sulawesi dan juga jalur Barat seperti Belawan hingga Batam menjadi rute dengan jumlah penumpang kapal laut terpadat. 

“Kita lakukan modifikasi rute pengalihan kapal. Untuk Kalimantan yang biasanya 3 kapal kita buat jhadi 5 kapal dengan memanfaatkan kapal dari rute timur yang cenderung lowong di musim Lebaran,” jelas Yossi. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat