visitaaponce.com

Tingkatkan Produksi Susu, Peternak Kambing Perah Terapkan GHP

Tingkatkan Produksi Susu, Peternak Kambing Perah Terapkan GHP
Anggota Kelompok Ternak Kambing Perah Taruna Mukti, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sedang melakukan pemerahan.(MI/Ferdinand )

PETERNAK Peternak kambing perah di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, berbulat tekad menerapkan konsep Good Hygienic Practices (GHP). Konsep tersebut terbukti ampuh dalam meningkatkan produksi sekaligus kualitas susu kambing.

"Sejak menerapkan konsep itu satu ekor kambing bisa menghasilkan hingga 2 liter susu per hari. Dulu paling banter hanya 1 liter sehari," kata Ketua Kelompok Ternak Kambing Perah Taruna Mukti, Fakih Hanafi, Senin (16/9).

Kelompok ternak tersebut beranggotakan 12 orang. Dalam sehari mereka mampu memproduksi 30 liter susu. Jumlah itu naik 100% dibandingkan sebelum mereka menerapkan konsep GHP.

Tidak hanya itu, kualitas susu yang mereka hasilkan pun semakin bagus. Berdasarkan hasil analisis total plate count di laboratorium di Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret (UNS), kandungan kuman di dalam susu kambing yang dihasilkan turun 50%. Dari 7,8x10 pangkat enam CFU/mililiter menjadi 3,9x 10 pangkat enam CFU/mililiter.

"Ini membuat konsumen kami semakin percaya, sehingga semakin mudah untuk menjualnya. Sekarang saking banyaknya permintaan kami malah kekurangan produksi," kata Fakih.

Susu kambing yang dihasilkan Kelompok Taruna Mukti selain dijual dalam bentuk susu segar juga dalam bentuk susu bubuk. Mereka bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani Ngudi Rahayu.

Fakih dan teman-temannya mengenal konsep GHP sejak 2016 lalu dari tim peneliti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS. Tim yang beranggotakan Bayu Setya Hertanto, Adi Magna Patriadi Nuhriawangsa, Rendi Fathoni Hadi, Ari Kusuma Wati, Charisma Dyah Ayu Nurmalasari, dan Lilik Retna Kartikasari itu sekaligus melakukan pendampingan.

"Kami terpanggil karena produksi susu kambing merupakan alternatif usaha peternakan yang masih sedikit pelakunya. Sehingga, bisa dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus mendukung pemenuhan gizi masyarakat," kata Adi Magna.

Bayu Setya Hertanto menjelaskan, konsep GHP diterapkan pada alur proses produksi. Meliputi pemantauan kesehatan ternak, kebersihan area pemeliharaan dan pemerahan, higienis personal, dan aspek penanganan pasca panen. Tujuannya untuk memenuhi standar mutu susu segar.

baca juga: Opera Untuk Ayunda Menandai Haul RA Kartini ke-115

"Susu yang dihasilkan memang belum bisa memenuhi standar SNI, yaitu 1x10 pangkat enam CFU/mililiter. Tapi dengan penerapan konsep GHP secara terus-menerus, kami sedang menuju ke sana," imbuh Lilik Retna Kartikasari. (OL-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat