Maksimalkan Potensi Bisnis, Jabar Sekolahkan Kepala Desa
![Maksimalkan Potensi Bisnis, Jabar Sekolahkan Kepala Desa](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/04/05901953d55fb83004f97fe07a404865.jpg)
PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat mendorong potensi desa, baik
sumber daya alam maupun sosio kultur agar dapat didayagunakan menjadi
potensi ekonomi dan bisnis dengan prinsip berkelanjutan. Untuk mencapainya, perlu peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan skill kewirausahaan.
Salah satu strategi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu
melalui program SabisaA atau Sakola (sekolah) Bisnis Desa, yang dimulai
pada tahun ini. Para kepala desa dan 100 direktur BUMDesa mengikuti program itu.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Barat Bambang
Tirtoyuliono mengatakan kepala desa dan direktur BUMDesa memiliki
peranan penting dalam mengembangkan potensi desa. Kehadirannya
diharapkan memaksimalkan potensi desa dengan prinsip berkelanjutan dan
memperhatikan kearifan lokal sehingga mampu memberi dampak bagi
kesejahteraan masyarakat di pedesaan yang jumlahnya mencapai 72% dari
total jumah penduduk di Jawa Barat.
"Melalui Sabisa diharapkan BUMDesa mampu bertransformasi menjadi model
usaha yang lebih profesional untuk memajukan perekonomian masyarakat
pedesaan," katanya saat meluncurkan program SABISA di Bandung, Kamis
(8/4).
Dari 5.312 desa di Jawa Barat, terdapat 4.921 BUMDesa. Namun, belum semua aparatur desa dan direktur BUMDesa mampu menjalankan bisnisnya dengan baik. Hal ini sangat terkait dengan masih terbatasnya wawasan dan kemampuan bisnis mereka.
Oleh karena itu, Program Sabisa diharapkan mampu meningkatkan dan
mengembangkan bisnis BUMDesa, sehingga bisa memberi kesejahteraan bagi
masyarakat. Dalam program yang diikuti kepala desa dan direktur BUMDesa
ini, mereka akan mendapatkan pelatihan dari pemateri yang terdiri dari
akademisi, pelaku usaha, perbankan, dan Kementerian Desa.
Sebagai contoh, lanjut Bambang, para utusan dari setiap desa akan dilatih mengenai operasionalisasi BUMDesa mulai dari pengenalan potensi
hingga pembentukan ekosistem. "Mereka akan diajari cara menggali potensi desanya seperti apa, bagaimana cara untuk menjual produknya, termasuk dengan membentuk pasarnya seperti apa."
Dengan begitu, dia berharap nantinya BUMDesa mampu membuat produk yang
sesuai dengan kebutuhan pasar. "Harus menciptakan produk yang dibutuhkan pasar, yang akan laku di pasar," katanya.
Bersinergi
Selain itu, melalui Sabisa, Bambang berharap para kepala desa bisa
saling mengenal dan bersinergi untuk mengetahui potensi dan kebutuhan
masing-masing. Dengan begitu, setiap BUMDesa akan saling mendukung,
bukan saling bersaing.
"Ada rantai nilainya juga, berperan dari hulu ke hilir. Mana desa
berperan di hulu, mana di hilir. Jadi bisa membenahi rantai pasok,"
katanya.
Dengan begitu, dia berharap BUMDesa menghasilkan produk yang semua
bahannya lokal, berasal dari desa sekitar. "Jangan sampai membuat produk yang bahan-bahannya impor."
Lebih lanjut, Bambang berharap para lulusan Sabisa bisa menjadi model
dalam pengelolaan BUMDesa yang baik. "Mereka akan menjadi contoh bagi
BUMDesa yang lain, tentang pengelolaan dan model bisnis yang bagus."
Kepala desa
Di tempat yang sama, akademisi Universitas Padjajaran Bandung, Dwi
Purnomo, mengatakan, keberadaan BUMDesa sangat erat kaitannya dengan
kepala desa. "BUMDesa ini kan dibentuknya oleh pemerintah desa."
Namun, menurutnya para aparatur desa ini memiliki pengetahuan yang
terbatas tentang tata kelola BUMDesa. Bahkan, banyak kepala desa yang tidak memiliki kepedulian terhadap badan usaha tersebut.
"Jangan sampai warga desanya ingin maju, tapi dari pemerintah desanya
tidak ada dukungan," ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya, perlu ada pemahaman yang sama antara kepala desa dengan warga khususnya pengelola BUMDesa.
Dalam Sabisa, dia mengaku akan mengajak kepala desa dan pengelola
BUMDesa untuk menyusun rencana kerja secara bersama-sama. Melalui cara
ini, para penentu kebijakan ini bisa mengetahui kontekstual bisnis di daerah masing-masing.
"Jadi bukan hanya membuat produk yang kemudian dikenalkan, tapi harus
ada inovasi," katanya.
Selain itu, mereka pun akan diberi pemahaman tentang menggali potensi di desa, berinovasi, hingga mencari sumber dana.
"Dulu basisnya produk, sekarang di era digital kepala desa dan pengurus
BUMDes harus mampu melihat perubahan. Perlu kolaborasi, saat ini
kekuatannya di sumber daya manusia yang harus kreatif," katanya. (N-2)
Terkini Lainnya
Waspada, Ini 5 Kabupaten di Jawa Barat yang Berisiko Tinggi Tanah Longsor
Sandiaga Uno Diusulkan Maju di Jabar, PKB: Sulit bila Lawan Ridwan Kamil
Jakarta dan Jabar Minim Tokoh, PKB: Cuma Anies Baswedan dan Ridwan Kamil
Kunjungan Wisata ke Jawa Barat Meningkat
PKB Ungkap Usulan Kader untuk Usung Sandiaga Uno di Pilkada Jabar
Pengendara Sepeda Motor Tewas Terlindas Truk Kontainer
Pulau Salat, Jalan Pulang Orang Utan
BUM Desa Auditable, Berkontribusi Menurunkan Angka Kemiskinan di Jawa Timur
Dukung Kemandirian Desa, Indra Karya Raih Gold 4 Star Ajang TJSL & CSR Award 2023
Latih BUMDes, Upaya Majukan Perekonomian Desa
Legislator Usul Klasterisasi Wilayah dan 'Pooling of Fund' Dana Desa
Laba Bersih SMOR, Anak Usaha PT Semen Gresik Meningkat 300% dari Tahun Lalu
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap