Deflasi di Bali Dipicu Dinamika Daging Ayam dan Cabai Rawit
![Deflasi di Bali Dipicu Dinamika Daging Ayam dan Cabai Rawit](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/07/57a4bc76a8613267eb70f40c0da609f5.jpg)
PROVINSI Bali kembali mengalami deflasi pada Juni 2021 sebesar 0,38% (mtm), lebih terbatas dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi sebesar 0,58% (mtm). Secara spasial, deflasi terjadi di Kota Denpasar sebesar 0,36% (mtm) dan Kota Singaraja sebesar 0,52% (mtm).
"Turunnya tekanan harga terjadi di kelompok volatile food, sedangkan kelompok core inflation dan administered prices tercatat meningkat," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, Jumat (2/7).
Secara tahunan, Bali mengalami inflasi sebesar 0,58% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,07% (yoy) dan lebih rendah pula dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 1,33% (yoy). Kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 3,76% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan harga terlihat utamanya pada komoditas daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah. Penurunan harga daging ayam sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan stock ayam di Provinsi Bali. Adapun penurunan harga aneka cabai dan bawang merah disebabkan oleh meningkatnya pasokan di tengah distribusi antar wilayah yang membaik.
Kelompok barang core inflation mencatat inflasi sebesar 0,26% (mtm), terutama disebabkan oleh naiknya harga canang sari dan emas perhiasan. Peningkatan harga canang sari meningkat seiring dengan banyaknya upacara adat dan keagamaan sepanjang bulan Juni 2021 yang dipercaya sebagai bulan baik bagi masyarakat Bali. Sedangkan peningkatan harga emas perhiasan mengkuti kenaikan harga emas dunia.
Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,28% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya, terutama bersumber dari naiknya tarif angkutan udara yang antara lain disebabkan oleh naiknya permintaan penerbangan ke Bali seiring program Work From Bali.
Bank Indonesia menilai inflasi Bali sampai dengan bulan Juli masih dalam keadaan rendah dan stabil (di bawah 2%). Beberapa upaya menjaga Kecukupan Pasokan akan terus dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota seperti kerja sama antar daerah. Selain itu, pemanfaatan teknologi dalam pemasaran produk-produk pertanian (e-commerce) dan dalam produksi (digital farming) juga perlu terus didorong. (OL-13)
Baca Juga: Jumat ini Jakarta Cerah kata BMKG
Terkini Lainnya
BPS Catat Deflasi 0,08% pada Juni 2024
Dipengaruhi Idul Fitri 2024, Jakarta Alami Deflasi
Harga Beras Turun 4,4 Persen di Tingkat Grosir hingga Eceran
Inflasi Lebaran 2024 Jadi yang Terendah dalam 3 Tahun Terakhir
Harga Beras Meroket, Tapi NTT Mengalami Deflasi
Inflasi Tiongkok Naik pada Februari Kali Pertama dalam Enam Bulan
BI Sumbar Dorong Peningkatan Transaksi melalui KPPD
3 Strategi untuk Perkuat Pembiayaan UMKM
OJK Harapkan Ada Penurunan Rasio Kredit Macet Perbankan
BI Catat Aliran Modal Asing di Pasar Keuangan Domestik
Polda Metro Gandeng BI Teliti Uang Palsu Senilai Rp22 Miliar
Uang Palsu Rp22 Miliar Sedianya Ditukar Uang yang akan Dimusnahkan BI
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap