visitaaponce.com

Pelajar di Kudus Ciptakan Berbagai Makanan Olahan Sorgum

Pelajar di Kudus Ciptakan Berbagai Makanan Olahan Sorgum
Pelajar SMK PGRI 2 Kudus menggelar festival sorgum yang dihadiri Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko Jendral TNI (Purn) Moeldoko, Kudus(MI/Jamaah)

MASYARAKAT mungkin masih jarang memanfaatkan sorgum sebagai olahan makanan, namun bagi pelajar di Kudus, Jawa Tengah, ini justru menjadi makanan favorit dan dapat diolah menjadi berbagai makanan pengganti beras. Seperti yang dilakukan siswa-siswi SMK PGRI 2 Kudus, mereka mengolahnya menjadi sorgum goreng pengganti nasi goreng, hingga tepung sorgum untuk menjadi makanan berbagai olahan lainnya.

Sorgum merupakan tanaman yang sekeluarga dengan serealia lain seperti padi, jagung, gandum. Sorgum dapat beradaptasi pada kondisi kering dengan umur tanam yang pendek dan dinilai memakan biaya produksi yang rendah.

Dengan sarana prasarana SMK PGRI 2 Kudus yang cukup memadai, mereka cekatan selayakanya koki andal dalam mengolah makanan berbahan sorgum. Sekolah binaan Djarum Foundation bakti pendidikan tersebut kini gencar melakukan inovasi mengembangkan makanan alternatif pengganti beras sebagai solusi dalam krisis pangan.

Dengan mengolah makanan berbahan sorgum tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi siswa-siswi SMK PGRI 2 Kudus kejuruan tata boga dalam mengkreasikan makanan.

Salah satu murid SMK PGRI 2 Kudus Muhammad Fauz Gamel mengaku sempat kesulitan untuk membuat makanan tersebut karena jika dibandingkan dengan beras, sorgum memilki kadar air yang berbeda sehingga harus lebih jeli dalam mengolah makanan tersebut.

"Proses masakanya lebih ada tantangan karena proses membuatnya beda dibanding nasi biasa. Kalau sorgum itu 1 banding 3 kalau nasi biasa 1 banding 2 untuk airnya," kata Fauz kepada wartawan, Jumat (12/8).

Hingga kini, berbagai olahan sudah diciptakan anak-anak seperti nasi goreng berbahan sorgum, bakwan jagung menggunakan tepung sorgum, bubur sum-sum berbahan tepung sorgum, dan berbagai olahan cake maupun kue.

"Sorgum memiliki kelebihan, karena kaya akan serat bisa menambah karbohidrat. Sorgum akan lebih cepat mengenyangkan dibanding dengan gandum maupun nasi. Ini saya sudah bisa buat empat varian menu, bakwan sorgum, nasi goreng dari sorgum, pisang goreng dan bubur sumsum. Semua dari Sorgum, bahan bakunya juga mudah didapat," terangnya.

Olahan sorgum kali ini merupakan salah satu praktik bagi siswa-siswi dalam program festival sorgum SMK PGRI 2 Kudus. Wakil Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Kudus Rindho menuturkan makanan berbahan sorgum merupakan salah satu program sekolah yang ditekuni siswa-siswi kejuruan tata boga dalam memanfaatkan makanan alternatif sorgum pengganti nasi.

"Kalau kejuruan tata boga kami terdapat sekitar 200 murid. Saat ini kami tengah berupaya mengajarkan anak-anak dengan mengolah sorgum pengganti beras, apapun makanan itu," kata Rindho kepada wartawan.

Sekolah vokasi binaan Djarum Foundation tersebut kini sudah banyak dilirik berbagai perusahaan. Lanjut Rindho, sejumlah siswa juga sudah banyak tersebar diberbagai hotel dan resto ternama di Indonesia. Bahkan terdapat siswa yang dilirik ke Singapura.

"Ada beberapa siswa juga lulusan sini yang langsung ke Singapura, juga ada yang dilirik perusahaan besar di Eropa, namun karena pandemi covid-19, akhirnya pending dulu," tuturnya.

Baca juga: Sorgum, Pangan Bernutirisi dan Ramah Lingkungan

Festival sorgum tersebut menjadi perhatian tersendiri oleh Pemerintah, kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Pihaknya pun mengapresiasi kegiatan siswa tersebut yang berhasil mengolah sorgum menjadi berbagai olahan makanan.

Moeldoko menyebut kandungan gula pada sorgum jauh lebih rendah dibanding beras, sorgum hanya memiliki 2%, sementara beras biasa itu mencapai 20%.

"Kita tidak perlu ragu-ragu lagi, sorgum bisa menjadi berbagai makanan alternatif pengganti beras. Saya tertarik karena ini makanan pengganti tepung, lebih krispi. Kenyangnya juga lebih tinggi cocok untuk yang lagi diet," ucap Moeldoko.

Pihaknya mendukung upaya siswa siswi SMK PGRI 2 Kudus dalam menggelar festival sorgum, pasalnya ini merupakan sebuah jawaban yang kini perkembangan global yang mulai alami krisis pangan.

Sementara itu, Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation Galuh Paskamagma mengungkapkan dalam menyajikan olahan sorgum tidak hanya membutuhkan hard skill tetapi juga soft skills. Para siswa harus kreatif dalam membuat resep, berpikir kritis dalam melakukan penyesuaian maupun substitusi tepung biasa ke tepung sorgum. Untuk itu penerapan Merdeka Belajar di SMK PGRI 2 Kudus adalah langkah yang tepat untuk mempersiapkan bekal para pelajar mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan minat di dunia kuliner.

"Siswa di SMK PGRI 2 Kudus boleh memilih pembelajaran sesuai dengan minatnya di industri kuliner sehingga siswa tidak merasa terbebani dengan proses belajar dan akhirnya membuat siswa menjadi lebih produktif serta kreatif. Salah satu buktinya siswa bisa membuat olahan sorgum yang menjadi produk olahan dari Teaching Factory di SMK PGRI 2 Kudus yaitu Jiva Bestari," tukas Galuh.(OL-5).

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat