visitaaponce.com

Untuk Dapat Proyek, Kontraktor Wajib Setor ke Istri Bupati Manggarai

Untuk Dapat Proyek, Kontraktor Wajib Setor ke Istri Bupati Manggarai
Di Manggarai, Nusa Tenggara Timur, seorang kontraktor mengaku dirinya dimintai fee 5% dari pagu anggaran proyek.(MI/Yohanes Manasye.)

PRAKTIK jual beli proyek APBD masih saja terjadi meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi, polisi, dan jaksa terus memburu. Di Manggarai, Nusa Tenggara Timur, seorang kontraktor membuat pengakuan mengejutkan. Ia menyebut dirinya dimintai fee 5% dari pagu anggaran proyek. 

"Yang minta itu istri Bupati (Manggarai)," ujar kontraktor berinisial A, Rabu (31/8) malam. A mengaku awalnya cukup dekat dengan Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit dan istrinya, Meldy Hagur. Kedekatan mereka terjalin ketika dirinya menjadi tim sukses sekaligus penyandang dana untuk beberapa kegiatan kampanye saat Pilkada 2020. 

Kedekatan itu pula yang membuat dirinya dipanggil ke rumah jabatan (rujab) Bupati Manggarai pada Sabtu (28/5). Ia dipanggil oleh Meldy melalui Fenses Nasrio Budi Senta alias Rio, salah seorang anggota tim sukses yang kini dipekerjakan sebagai tenaga honorer di Dinas Pekerjaan Umum. 

"Duduklah kami bertiga, ibu bupati, saya, dan Rio. Kesepakatan waktu itu 5% untuk empat paket proyek. Sepakatlah saya ambil empat proyek dengan pagu Rp1,485 miliar," tuturnya. 

Keempat proyek terdiri atas 2 paket proyek pengaspalan jalan, 1 paket proyek rabat beton, dan 1 paket proyek pembangunan gedung sekolah. Dari nilai Rp1,485 miliar itu, yang dipungut fee 5% ialah nilai pagu anggaran Rp1 miliar, yakni Rp50 juta. "Sedangkan lebihnya senilai Rp485 juta tidak dikenakan potongan fee tetapi menjadi balas jasa kerja tim sukses Pilkada," ujarnya. 

Usai pertemuan tersebut, ia kembali ke Labuan Bajo. Namun Rio terus menghubunginya agar secepatnya menyetor uang fee proyek. Ia pun berusaha meminjam uang agar proyek tersebut tidak jatuh ke tangan orang lain. 

Selanjutnya, pada Selasa (14/6), ia ditemani Rio menyerahkan uang Rp50 juta kepada Meldy melalui bendahara Toko Monas. Toko Monas merupakan tempat usaha milik Meldy yang terletak di depan rumah pribadinya. 

"Kemudian Rio suruh saya WA pakai kode. 'Selamat sore ibu, saya sudah turunkan kemiri 50 kg.' Kemiri itu maksudnya uang. WA saya dibaca tetapi seperti biasa, ibu tidak balas," tuturnya. 

Selanjutnya, ia dihubungi lagi oleh Rio untuk mendiskusikan proyek di rumah seorang pengusaha bernama Tomi Ngocung. Di rumah Tomi, ia bertemu Wili Kengkeng, mantan ketua tim pemenangan Herybertus GL Nabit dan Heribertus Ngabut pada Pilkada 2020. 

"Mereka minta fee bertambah menjadi 7%. Saya keberatan karena sudah bayar langsung di ibu (Meldy). Lalu mereka bilang, nanti kami bagi proyeknya. Namun setelah dibagi, ternyata saya tidak dapat bagian dan Rio mengembalikan uang saya," tuturnya. 

A mengaku masih menyimpan semua bukti percakapan dan transfer uang yang ia sebutkan. Bukti-bukti itu akan dijadikan bukti kala pengakuannya ditelusuri aparat penegak hukum. 

Bupati tidak bantah

Media Indonesia sudah menghubungi Meldy Hagur sejak Rabu (31/8) malam tetapi tidak ditanggapi. Pada Kamis (1/9) sejumlah wartawan mendatangi kantor PKK tempat ia bertugas. Namun seorang pegawai menyampaikan bahwa Meldy tidak ingin diwawancarai wartawan. 

Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit yang ditemui wartawan usai upacara peringatan Hari Pramuka, Kamis pagi, tidak membantah pengakuan kontraktor. Ia menimpali setiap pertanyaan wartawan dengan berkata, "Tanya kontraktornya!" 

Terkait ada pungutan 7% melalui ketua tim sukses Pilkada, Wili Kengkeng dan iparnya, Tomi Ngocung, Nabit menimpali dengan berkata, "Memangnya ada nama saya? Tidak to? Kan bukan nama saya." 

Bupati Nabit tampak berusaha menghindari wartawan dan menjawab beberapa pertanyaan dengan nada meninggi. "Lo kalau ada kontraktor periksa, mengaku, terus kenapa ditanya ke saya?" tegasnya. 

Ia juga bahkan menolak berkomentar terkait dugaan keterlibatan istrinya. "Tidak (bicara sebagai suami). Saya bicara sebagai atasan THL," katanya. 

Meski demikian, politikus PDI Perjuangan itu akan menugaskan Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk memanggil tenaga honorer, Rio Senta. "Urusan saya sebagai bupati ialah mendorong kepala dinas periksa tenaga harian lepasnya. Itu urusan saya," ujarnya. 

Rio Senta, yang dibubungi melalui WhatsApp pada Rabu malam, membantah hal tersebut. "Ini tidak benar," jawabnya singkat. Saat sejumlah wartawan menyambangi kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai, Kamis (1/9), ia tidak berada di kantor itu. Sejumlah pegawai mengaku, Rio merupakan tenaga honorer yang jarang masuk kantor. 

Kepala Seksi Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum, Andrianus Rendang, mengaku sudah menyurati Rio Senta untuk menghadap Kepala Dinas pada Jumat (2/9). "Pak Kadis sedang berada di Kupang. Kami diperintahkan untuk menyurati Pak Rio untuk menghadap Kadis besok pagi, setelah pak Kadis tiba di Ruteng," ujar Andrianus. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat