visitaaponce.com

Harga Anjlok, Petani di Kabupaten Semarang Biarkan Tomat Busuk di Pohonnya

Harga  Anjlok, Petani di Kabupaten Semarang Biarkan Tomat Busuk di Pohonnya
Harga anjlok, tanaman tomat di lahan pertanian di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang dibiarkan tidak diurus.(MI/Akhmad Safuan)

HARGA tomat anjlok hanya dihargai Rp1.000 per kilogram, petani di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah enggan memanen dan membiarkan buah tomat busuk di ladang.

Pemantauan Media Indonesia Selasa (20/9), puluhan hektare tanaman tomat dibiarkan begitu saja, selain sebagian besar tanaman dibiarkan mati. Ribuan buah tomat berwarna merah dibiarkan membusuk dan jatuh ke tanah.

Petani tomat di Kabupaten Semarang tampak putus asa dan membiarkan hasil panen tidak dipetik, hal ini karena harga tomat anjlok hanya dihargai Rp1.500 di pasaran, bahkan di tingkat petani harga hanya Rp1.000 per kilogram.

Meskipun tidak melakukan aksi apapun akibat  anjloknya harga tomat tersebut, tapi langkah tidak memanen hasil tanaman menunjukkan kejengkelannya. "Biaya petik buah tomat tidak sebanding dengan harga jual, sehingga jika dipetik malah merugi," ungkap Sudarmono,50, petani tomat di Sumowono  Kabupaten Semarang.

Biaya petik tanaman tomat, ungkap Sunardi,48, petani lainnya di Getasan Kabupaten Semarang, berkisar Rp150 ribu-Rp200 ribu hingga dibawa ke pasar, sedangkan hasil panen rata-rata per hari hanya 100 kilogram, maka hanya dapat uang Rp100 ribu-Rp150 ribu. "Balik modal beli benih dan tanam saja tidak," imbuhnya.

Sementara itu para pedagang di beberapa pasar tradisional menyebutkan bahwa harga tomat anjlok hanya dalam hitungan pekan, pada akhir Agustus lalu harga masih berkisar Rp13.000 per kilogram, tetapi memasuki September turun menjadi Rp8.000 per kilogram dan terus menurun menjadi Rp3.000 per kilogram hingga mencapai Rp1.500 per kilogram.

Banyaknya hasil panen tomat saat ini, ujar Lasmi,58, pedagang di Pasar Projo, Ambarawa, Kabupaten Semarang ditambah menurunnya pembeli  menjadikan harga tomat terus merosot, bahkan pedagang juga enggan jual tomat karena kurang laku dan akhirnya busuk.

"Tomat hasil panen daerah ini sebetulnya sangat bagus kualitasnya, tapi karena banyak panen dan kurang pembeli jadi murah," ujar Sunaryo,40, pemasok di Pasar Sayuran Ngasem, Kabupaten Semarang. (OL-13)

Baca Juga: Harga Cabai Rawit di Klaten Merambat Naik, Bahan Pokok Lain Stabil

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat