visitaaponce.com

Dinkes Cianjur Waspadai Kasus Stunting Di Wilayah Perkotaan

Dinkes Cianjur Waspadai Kasus Stunting Di Wilayah Perkotaan
Ilustrasi(DOK MI)

DINAS Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mewaspadai tingkat kerawanan kasus stunting terjadi di wilayah perkotaan atau daerah padat penduduk. Kondisi tersebut dipicu berbagai indikatpr lantaran permasalahan stunting relatif cukup kompleks.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Irvan Nur Fauzy, menuturkan tahun depan locus penanganan kasus stunting berada di 32 desa/kelurahan. Mayoritas umumnya berada di daerah perkotaan yang padat penduduk. "Kalau kerawanan kita ambil berdasarkan risiko stunting," sebut Irvan, beberapa waktu lalu.

Ia menyebut kasus stunting cukup kompleks. Artinya, penyebab kasus tersebut tak hanya dilihat dari satu indikator saja.

"Logikanya, kemungkinan kalau di desa itu ada kemudahan masyarakatnya mengakses sumber-sumber protein, pangan, dan lainnya. Ada telor, ikan, bahkan belut, mudah didapat," jelasnya.

Berbeda dengan akses masyarakat terhadap sumber-sumber pangan di wilayah perkotaan. Irvan menyebut perlu ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahui persis penyebabnya.

"Apakah penyebabnya lebih karena akses atau memang karakteristik masyarakat perkotaan itu ingin segala sesuatunya serba instan seperti mengkonsumsi mi instans yang memang mudah didapat. Lalu ada juga yang orangtuanya kerja, sehingga mencari akses sumber makanan yang mudah didapat. Asupan gizi tak seimbang ini yang memungkinkan jadi penyebab stunting di wilayah perkotaan. Artinya ada pola makan yang salah," bebernya.

Di Kabupaten Cianjur terdapat sekitar 200 ribuan balita. Berarti, masih terdapat sekitar 14 ribuan balita atau 7% yang masih dikategorikan stunting. "Kurang lebih ada sekitar 14 ribuan balita yang terindikasi stunting," ungkapnya.

Dijelaskan, stunting jadi fokus penanganan Pemkab Cianjur. Berbagai perangkat daerah pun berkolaborasi menanganinya agar Kabupaten Cianjur bisa menurunkan angka stunting. "Berbicara stunting, kasusnya itu dinamis. Jadi, bisa saja ada temuan-temuan kasus baru," pungkasnya. (OL-15)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat