visitaaponce.com

Harga Telur di Aceh Melambung Bikin Mumet Pelaku Usaha

Harga Telur di Aceh Melambung Bikin Mumet Pelaku Usaha
Konsumen sedang memilih telor ayam di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya, beberapa waktu lalu.(MI/Adi Kristiadi)


JELANG akhir tahun 2022, harga telor ayam broiler di kawasan Provinsi Aceh, membuat pusing pelaku usaha. Karena harganya cepat sekali berganti-ganti. Tidak diketahui secara jelas mengapa kenaikan bahan utama pembuat kue dan berbagai jenis lauk itu semakin tak terkendali.

Misalnya, di Kota Meulaboh, Ibukota Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Minggu (11/12), harga telor broiler (30 butir) mencapai Rp54 ribu per papan. Harga tersebut lebih mahal dari dua pekan lalu yaitu Rp50 ribu per papan.

Itu kenaikan kedua dalam sebulan trakhir yakni setelah Rp48 ribu per papan pada akhir bulan lalu. Kondisi ini semakin memberatkan warga di kota yang sempat luluh lantak akibat bencana tsunami 2004 tersebut.

Hal tidak jauh berbeda juga terjadi di Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie. Harga telor ayam broiler dari pekan lalu Rp50 ribu per papan, kini naik menjadi Rp53 ribu per kg.

Mahyiddin, pedagang telor di Pasar Ulee Keubang, Kecamatan Indrajaya, kepada Media Indonesia mengatakan, mahalnya telor ayam itu bukan saja menyusahkan konsumen. Tapi juga berakibat terhadap roda perputaran barang pada pedagang.

"Karena harga naik, permintaan konsumen juga semakin berkurang dari biasanya. Jadi 50 persen pendapatan dari hasil penjualan telor hilang selama ini" tutur Mahyiddin.

Dikatakan Mahyiddin, kondisi harga yang tidak stabil seperti sekarang, telah membebani penjual kue dan penjual nasi kecil. Apalagi mereka yang menggelar dagangannya di pinggiran jalan atau emperan kaki lima itu semakin sulit.

Pasalnya harga bahan utama mereka naik, sedangkan harga nasi atau kue yang dijual tetap sama sebagaimana biasa. Kekacauan harga tersebut sangat mempengaruhi pendapatan dan perekonomian warga.

"Bila terus menerus terbiarkan dan tidak ada kontrol pemerintah, ini sangat mengkhawatirkan. Jangan sampai masyarakat pasrah, menggap seperti tidak merasakan kehadiran pemerintah dalam kehidupan mereka" tutur Farida, pemerhati masalah sosial keluarga di Pidie. (OL-13)

Baca Juga: Pemkab Cianjur Intensifkan Pengawasan Harga Dan Stok Komoditas Jelang Nataru

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat