visitaaponce.com

Pedagang Pasar di Kota Yogyakarta Diskrining Tuberkulosis

Pedagang Pasar di Kota Yogyakarta Diskrining Tuberkulosis
Petugas medis mendata warga saat pemeriksaan rontgen sebagai prosedur Skrining Tuberkolusis.(dok.Ant)

PELAKU UMKM khususnya di sejumlah pasar di Kota Yogyakarta akan menjadi sasaran pelaksanaan skrining tuberkulosis secara aktif (Active Case Finding) dengan menggunakan foto Rontgen dada. Skrining dilakukan pada 9-20 Desember.

"Pasar merupakan tempat yang dikunjungi banyak orang, baik itu konsumen, pedagang, buruh angkut, petugas kebersihan, maupun pengelola pasar, dengan durasi waktu yang cukup panjang setiap harinya. Kondisi ini meningkatkan risiko penularan TBC (melalui percikan air ludah) pada
orang-orang yang berkunjung dan berinteraksi di pasar," kata Direktur Bisnis PT PII, Andre Permana, di Yogyakarta, kemarin.

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PT PII menggandeng Zero TB Yogyakarta (ZTBY) melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) skrining Tuberkulosis (TBC) secara aktif (active case finding/ACF) menggunakan foto Rontgen dada.  

Tuberkulosis merupakan salah satu masalah besar di Indonesia. Berdasarkan laporan Worth Health Organization (WHO), jelasnya, Indonesia  masih termasuk dalam negara dengan beban TBC tertinggi di dunia. Dari data yang ada, ujarnya, tingkat deteksi kasus secara nasional pada 2021 dinilai masih rendah di angka 46%.

Artinya, kata Andre Permana, masih banyak orang yang sakit TBC yang belum datang ke fasilitas kesehatan dan mereka akan menjadi sumber penularan di masyarakat. "Karenanya, sistem jemput bola dengan melakukan skrining TBC secara aktif  menjadi elemen penting dalam upaya eliminasi TBC," imbuhnya.

Direktur Bisnis PT PII, Andre Permana menyampaikan bahwa Program TJSL pada aspek Kesehatan berkolaborasi dengan Zero TB ini merupakan wujud kepedulian PT PII mendukung Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada maupun pemerintah Indonesia untuk mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030.

"Kontribusi kami dalam Program Zero TB Yogyakarta ini khususnya merupakan bentuk kepedulian kami terhadap para pelaku UMKM khususnya di daerah DIY, yang juga merupakan area di mana terdapat proyek infrastruktur yang kami dukung," ujarnya.

Selain skrining TBC dengan Mobile Xray juga dilakukan skrining gejala Penyakit Tidak Menular (PTM) berupa pemeriksaan faktor risiko PTM, pemeriksaan tekanan darah dan Gula Darah Sewaktu oleh petugas Puskesmas di wilayah Kota Yogyakarta.

Skrining dilaksanakan di empat pasar di Kota Yogyakarta, yaitu Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY), Pasar Beringharjo, Pasar Gedongkuning dan Pasar Pingit Jetis, dengan target sebesar 1.300 pelaku  UMKM.

Jumlah pasien TBC yang ditemukan dan diobati di Fasyankes Kota Yogyakarta pada tahun 2020 tercatat 833 orang. Jumlah tersebut meningkat menjadi 879 orang pada 2021 dan pada tahun 2020 data per 12 Desember 2022 meningkat menjadi 1.154.

Peningkatan ini terjadi seiring dengan kegiatan ACF yang dilaksanakan oleh Zero TB Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sejak awal 2020.

Tak hanya di Kota Yogyakarta, Zero TB Yogyakarta juga melaksanakan ACF dan upaya-upaya eliminasi TBC lainnya di Kabupaten Sleman dan Kulonprogo melalui tiga prinsip utama Temukan, Obati dan Cegah. (OL-13)

Baca Juga: Dinkes Kediri Temukan 1.026 Kasus TBC Baru

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat