Ribuan Ikan Mati di Pesisir Laut Selayar, Setelah Air Hijau dan Berbau
![Ribuan Ikan Mati di Pesisir Laut Selayar, Setelah Air Hijau dan Berbau](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/7dc97f9f21e5944c2faae3804e075476.jpg)
RIBUAN ikan di pesisir Jalan Metro Benteng Utara, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan terlihat mati mengapung di permukaan laut, setelah sebelumnya sempat terlihat seperti kehabisan air.
Wakil Bupati Kepulauan Selayar Saiful Arif menyebutkan, kejadian tersebut diawali dengan berubahnya warna laut menjadi hijau dan berbau busuk. "Air berubah warnah itu terjadi sejak kemarin," sebutnya setelah meninjau lokasi yang dimaksud.
Itu merupakan fenomena atau kejadian aneh dan baru pertama kali terjadi di Selayar. Dan membuat warga jadi heboh, lalu mereka menangkapi ikan yang sudah tidak bergerak dan mengapung.
"Saya sudah mengimbau masyarakat untuk tidak mengkonsumsi ikan-ikan tersebut, sebelum ada hasil uji laboratorium. Harus dipastikan dulu, ikan-ikan tersebut tidak mengandung bahan berbahaya untuk dikonsumsi," ujar Saiful.
Karena sampel air laut sudah diambil, demikian pula ikannya sudah diambil dan dikirim untuk uji laboratorium di Makassar.
"Sekali lagi kami berharap jangan langsung dikomsumsi, karena bisa saja ini adalah racun yang konsumsi ikan sehingga mati, atau bisa saja kadar air yang sudah tidak nyaman bagi ikan lalu mati, nah itu yang belum bisa kita pastikan, kita tunggu hasil uji lab" ulang Saiful
Menanggapi kejadian di Kepulauan Selayar itu, Dosen Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar, Muh Farid Samawi mengatakan banyak faktor yang bisa mengakibatkan kejadian di Kepulauan Selayar. "Bisa karena pencemaran, atau fenomena alam lainnya, sehingga memang harus diselidiki," katanya.
Dia menjelaskan, jika air kehijauan, itu biasanya karena ada indikasi meningkatnya populasi fitoplankton, yang menyebabkan terjadinya blooming algae.
"Pemicu blooming algae sendiri yaitu karena meningkatnya zat hara atau nutrien di dalam air akibat pencemaran atau aktivitas lain. Juga bisa karena naiknya massa air laut dari lapisan bawah ke permukaan karena proses fisik perairan," jelas Farid.
Naiknya kadar nutrien mengakibatkan eutrofikasi sehingga terjadi depleted oxygen atau menurunnya kadar oksigen. "Kalau ikannya mati hanya karena kondisi seperti itu, akan tetap aman dikonsumsi," pungkas Farid. (OL-13)
Baca Juga: Kematian Ikan Keramba di Kedung Ombo Terus Bertambah, Petani ...
Terkini Lainnya
Kurangi 715 Ton Emisi Karbon, PLTS PLN Pasok Energi Bersih bagi Pulau Bembe
Hamka B Kady Nilai Pencarian KM Yuiee Jaya II yang Tenggelam di Sulsel Belum Maksimal
Hampir 200 Kotak Suara Pemilu 2024 Rusak karena Kebanjiran di Selayar Sulsel
ASDP Dukung Pengembangan Pariwisata di Kepulauan Selayar
TNI Investigasi Terbakarnya KRI Teluk Hading
Sedang Operasi Rutin, KRI Teluk Hading Terbakar
Bakteri Pemakan Daging Menyebar Cepat, Indonesia Perlu Waspada
Kementerian PPPA Dorong Penegak Hukum dan Usut Tuntus Kasus Kematian Anak yang Diduga Disiksa Polisi
Ayah Korban Tewas akibat Jatuh dari Treadmill Minta Polisi Usut Tuntas
Polres Metro Jakarta Timur Selidiki Kasus Penggelapan Mobil Bos Rental yang Tewas di Pati
Ancaman Penyakit Jantung, 6 Jam Penanganan Sangat Menentukan
Hingga Mei 2024, Kasus Leptospirosis Capai 367 dengan 42 Kematian
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap