visitaaponce.com

Angka Stunting di Cianjur Turun Signifikan Ke Posisi 13,6

Angka Stunting di Cianjur Turun Signifikan Ke Posisi 13,6%
Bupati Cianjur Herman Suherman(DOK MI)

ANGKA prevalensi stunting di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, turun signifikan. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting turun menjadi 13,6% dari sebelumnya sebesar 33,7%.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, turunnya angka prevalensi stunting berbanding lurus dengan berbagai program Pemkab Cianjur yang selama ini terus digencarkan. Bagi Herman, kondisi itu merupakan prestasi dari kolaborasi pemerintah daerah dengan masyarakat yang sudah dilakukan sejak 2020.

"Penurunan angka stunting di Kabupaten Cianjur tentu bukan semata kerja pemerintah daerah. Ada keterlibatan dari legislatif, eksekutif, serta masyarakat. Termasuk peran bidan desa, puskesmas, serta posyandu yang jadi garda terdepan. Kami mengucapkan terima kasih atas kinerja selama ini yang berbuah hasil maksimal untuk mempercepat penurunan angka kasus stunting di Cianjur," kata Herman, Kamis (26/1).

Dengan penurunan angka kasus stunting yang signifikan itu, saat ini Kabupaten Cianjur berada pada peringkat ketiga dari 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat. Sebelumnya pada 2021 Kabupaten Cianjur berada pada peringkat ke-26.

Menurut Herman percepatan penurunan angka prevalensi stunting memang butuh kerja keroyokan. Artinya, Pemkab Cianjur melibatkan seluruh perangkat daerah agar berkontribusi konstruktif melalui kebijakan program dan anggaran yang berbasis penanganan stunting.

"Semua perangkat daerah harus bisa menyelesaikan permasalahan stunting. Ini yang paling hebat Cianjur itu. Sehingga stunting bisa cepat kita tangani. Kemudian kita kerjakan dari hulu sampai hilir," tuturnya.

Strategi lainnya, jelas Herman, seluruh kader Posyandu harus turun langsung mendatangi rumah-rumah warga. Herman mengistilahkan jangan sampai ada posyandu yang hanya 'jaga warung'.

"Kalau ada posyandu jaga warung, maka banyak warga yang sakit tidak mau datang ke Posyandu. Kita ubah strateginya, kader posyandu harus menyisir semua rumah warga sehingga tidak ada yang tidak tertangani pemerintah," tegas Herman.

Ia menegaskan, angka kasus stunting saat ini harus tetap dipertahankan atau bahkan bisa terus diturunkan. Karena itu Herman meminta Dinas Kesehatan agar menginstruksikan bidan desa mendata jumlah ibu hamil di setiap wilayah.

"Salah satu kunci agar angka kasus stunting tidak kembali bertambah yaitu ada di ibu hamil. Semua ibu hamil harus terdata. Kemudian statusnya, gizinya, serta penyakit yang diderita. Nanti didata lagi, jika ada yang memiliki penyakit anemia (kurang darah) misalnya, segera obati. Ibu hamil harus sehat. Harus terbebas dari anemia," pungkasnya. (OL-15)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat