Penjualan Ternak Sapi Di Kota Palu Menurun Akibat PMK
![Penjualan Ternak Sapi Di Kota Palu Menurun Akibat PMK](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/b4e478268412411fcd36ce3dbe7da27c.jpg)
PENJUALAN hewan ternak khususnya sapi di Palu, Sulawesi Tengah, mengalami penurunan. Hal ini merupakan imbas merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang telah menyebar di lima kabupaten.
Salah satu pedagang sapi, Marwan Abdillah mengatakan, sejak Januari hingga saat ini penjualan sapi menurun drastis. Itu, tidak hanya terjadi di pasar hewan, namun juga terjadi sampai ke sejumlah pusat peternakan. "Pokoknya sudah susah sekali menjual sapi sekarang," terang Marwan di Palu, Senin (13/2).
Menurutnya, jika dulu sebulan rata-rata bisa menjual 20 sampai 30 ekor sapi, sekarang menjual 10 ekor sapi saja sudah susah. Apa lagi untuk melayani pembelian antarpulau seperti ke Kalimantan.
"Kebanyakan sapi kami dijual ke Kalimantan. Karena ada PMK ini, banyak juga langganan kami stop pembelian," ungkap Marwan.
Walau PMK belum menyebar di Kota Palu, namun Marwan mengakui para pelanggan tetap enggan membeli sapi dari peternakannya. "Mereka takut sapi dari kami bawa PMK sampai ke kota mereka. Itu saja alasannya. Bisa dimaklumi lah," tegas Marwan.
Pedagang sapi lainnya, Umar Udin menyebutkan, tidak hanya penjualan sapi antarpulau yang mengalami penurunan penjualan. Namun, penjualan di dalam kota juga mengalami yang sama. Bahkan, untuk menjual satu ekor sapi saja sudah sulit apa lagi sapi tersebut tidak jelas asalnya.
"Sekarang itu hanya sapi-sapi yang jelas dari peternakan tertentu laku terjual. Dan tentu dilihat dari fisik dan kesehatannya juga. Tapi, kalau sapi dari luar, susah laku karena orang takut terkangkit PMK," ungkapnya.
Umar menambahkan, meski penjualan sapi sangat susah, namun harganya tidak turun. "Kalau harga masih tetap dari Rp16 juta sampai Rp50 juta per ekor tergantung ukurannya," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala UPT Veteriner Dinas Perkebunanan dan Peternakan Sulteng, Erwin Hurudji mengatakan, sudah 1.262 kasus hewan ternak khususnya sapi positif PMK di Sulteng, 23 di antaranya mati. Donggala, menjadi kabupaten yang paling parah penyebaran kasusnya dengan 845 kasus.
Selain Donggala, kasus PMK di Sulteng juga ditemukan di Morowali (99 kasus), Morowali Utara (144), Poso (1), serta Tolitoli (38). "Kita berharap dengan adanya vaksin bisa memutus penyebaran PMK di Sulteng, khususnya di lima kabupaten itu," tutupnya. (OL-15)
Terkini Lainnya
Penyakit Mulut dan Kuku Antar Repoter Media Indonesia Juara
Jelang Ramadan, Pemprov DKI Sapi Jakarta Tidak Terjangkit PMK
Pemkab Sleman Beri Ganti Rugi Kepada Peternak Terdampak PMK
Pemkot Denpasar Terus Gencarkan Vaksinasi PMK Untuk Hewan Ternak
Pemprov Sulteng Siapkan 450 Ribu Vaksin PMK
Turut Berhaji Tahun ini, Pemain Timnas Sepakbola Witan Sulaeman Puji Pelayanan Kemenag
Saking Mahalnya, Harga Tomat di Kota Palu Rp1.000 per Buah
Kota Palu Diguyur Hujan, Petani Garam Pasrah Gagal Panen
Naik Lagi, Harga Tomat di Palu Rp15 Ribu per Kg
Harga Telur di Palu Terus Naik, Dijual Rp3 Ribu per Butir
Warga Palu Keluhkan Elpiji 3 Kg Diecer Rp35 Ribu per Tabung
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap