visitaaponce.com

Turunkan Angka Stunting di Jateng, Program Ganjar Pranowo Diapresiasi Bappenas

Turunkan Angka Stunting di Jateng, Program Ganjar Pranowo Diapresiasi Bappenas
Geburner Jateng Ganjar Pranowo berdialog dengan seorang anak pada satu acara di Jateng.(Ist/Pemprov Jateng)

PROGRAM Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) dan Jo Kawin Bocah yang digagas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo disebut sebagai program yang tepat untuk menangani kasus stunting. Program itu terbukti  ampuh untuk menurunkan angka stunting di Jawa Tengah dan nasional. 

Hal itu disampaikan Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Pungkas Bahjuri Ali.  

Menurut Pungkas, dua program yang digagas Pemprov Jateng ini sangat efektif untuk menanggulangi stunting karena ada keterlibatan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat. 

Baca juga : Jawa Tengah Terus Tekan Angka Stunting

“Menurut saya, Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) dan Jo Kawin Bocah itu inisiatif yang bagus dari Jawa Tengah dalam rangka penurunan angka stunting. Sebab, dua program itu melibatkan semua stakeholder khususnya masyarakat sampai tingkat bawah,” kata Pungkas.

Ia  menilai, dengan Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng itu, Ganjar berhasil mengajak seluruh pihak , mulai tingkat RT, RW, PKK, kelurahan/desa untuk peduli pada ibu hamil dan menyusui.

Mereka berkewajiban memantau terpenuhinya gizi ibu hamil dan menyusui, pelayanan kesehatan, akses pada pangan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.

Baca juga : Genjot Penurunan Stunting jadi 14%, Ganjar Optimalkan Peran Puskesmas

“Artinya memang yang dibutuhkan saat ini adalah peran serta masyarakat. Karena permasalahan stunting itu kan ada di masyarakat, yang paling dekat ya masyarakat itu sendiri,” jelasnya.

Jika ada satuan terkecil di masyarakat, yakni RT/RW hingga desa memantau secara individu, maka program penanganan stunting bisa berjalan optimal. Karena, ketika terdeteksi ada hal yang tidak diinginkan, langsung bisa dilakukan intervensi.

“Intervensi di tingkat lapangan menurut saya paling efektif. Dan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng itu bagus, karena bisa mengawal satu persatu keluarga. Itu yang memang seharusnya dilakukan,” terangnya.

Baca juga : Pemprov NTT Terus Lakukan Upaya Tekan Angka Stunting

Termasuk lanjut dia, Program Jo Kawin Bocah yang juga diinisiasi Ganjar. Menurutnya, program itu merupakan intervensi yang bagus untuk mencegah risiko ibu mengalami kematian atau melahirkan anak stunting.

“Dengan program Jo Kawin Bocah itu, maka pernikahan anak bisa dicegah, kualitas ibu akan semakin bagus dan dari sisi gizi, kesehatan serta pendidikan akan semakin meningkat," katanya.

"Dengan begitu, maka kualitas anak yang dilahirkan mereka nanti secara umum akan lebih baik. Program Jo Kawin Bocah ini memang tidak langsung menurunkan angka stunting, tapi pencegahan yang nantinya memberikan dampak cukup besar,” pungkasnya.

Baca juga : Ganjar-Mahfud Janji Tekan Angka Stunting, Pasok Gizi Ibu Hamil dan Balita

Sekadar diketahui, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terus menggenjot penurunan angka stunting. Selain program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), program andalan Ganjar adalah Jo Kawin Bocah.

Dengan dua program andalan itu, Ganjar berhasil menurunkan angka stunting di Jawa Tengah dengan signifikan. 

Berdasarkan perhitungan elektronik - Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), pada 2018 tingkat stunting di Jateng berada di angka 24,4 persen, setahun kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3 persen. 

Persentase tersebut terus menurun seiring berjalannya waktu, pada 2020 kasus stunting turun menjadi 14,5 persen, kemudian pada 2021 turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 berhenti di angka 11,9 persen. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat