visitaaponce.com

Mencegah Abrasi di Kabupaten Bengkalis Melalui Matching Fund

Mencegah Abrasi di Kabupaten Bengkalis Melalui Matching Fund
Daratan di Kabupaten Bengkalis, Riau, terkikis akibat abrasi.(MI/BENNY ANDRIYOS)

ABRASI parah yang terjadi di Kabupaten Bengkalis, Riau, menggerakkan perguruan tinggi untuk mengatasi longsor dan pengkisan pantai tersebut yang terjadi setiap tahunnya.

Melalui program matching fund dari platform Kedaireka Kemendikbud-Ristek Universitas Riau fokus membuat program untuk mencegah terjadi longor dan abrasi tersebut.

Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau seklaigus penerima program matching fund Sigit Sutikno mengatakan prioritas program matching fund saat ini yakni bencana abrasi di Kabupaten Bengkalis karena laju abrasi 30 meter per tahun.

Baca juga: Universitas Pancasila dan Hakaaston Nyatakan Program Matching Fund

"Bayakngkan seberapa besar abrasi itu, dan itu tidak seperti di Pulau Jawa karena di sana karena material gambut maka dibawa arus akan sangat mudah," kata Sigit ditemui di Universitas Riau, Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (5/4).

Kemudian fenomena longsor yang terjadi di setiap bulan Desember juga menjadi problematika lain yang perlu diperhatikan karena area longsornya bisa sampai 30 hektare.

Sigit menjelaskan longsor yang sering terjadi pada Desember karena muka air tanah tinggi, sehingga bertolak belakang dengan BRG selama ini bahwa restorasi membuat groundwater-level (GWL) tinggi tapi kalau GWL tinggi terjadi longsor.

Baca juga: Naik Signifikan, Pengusul Program Matching Fund Vokasi 2022 Meningkat 300 persen

"Sehingga ada dilema jika GWL tinggi terjadi longsor sementara jika GWL rendah terjadi kebakaran. nah yang matching fund ini kita atur optimal tidak terlalu tinggi da tidak terlalu rendah dan kita pendekatan masyarakat jika terlalu tinggi tutup kanal jika terlalu rendah buka kanal," jelasnya.

Tinggi rendahnya air tanah atau GWL akan dipasang instrumen sederhana dengan menggunakan pelampung kaena kalau sensor mahal bisa diambil dan rawan hilang sehingga kita sebutnya sumur pantau memonitor GWL. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat