visitaaponce.com

Wapres Isyaratkan Pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah jadi Pahlawan Nasional

Wapres Isyaratkan Pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah jadi Pahlawan Nasional
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri milad Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) ke-95 tahun di Padang, Sumbar, Jumat (5/5).(Sekretariat Wapres)

WAKIL Presiden Ma'ruf Amin mengisyaratkan dukungan agar pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Syekh Sulaiman Ar Rasuli untuk menjadi pahlawan nasional. Ulama kharimastik yang dikenal dengan Inyiak Canduang itu beberapa tahun belakangan diajukan untuk menjadi pahlawan nasional.

Ma'ruf Amin menyebutkan, Inyiak Canduang punya kepantasan menjadi pahlawan nasional mengingat jasanya sangat banyak di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial kemasyarakatan.

PERTI merupakan organisasi besar Islam yang lahir di Sumbar. Menurut Ma'ruf, hadirnya PERTI membawa pengaruh besar bagi Indonesia, baik itu dalam memperebutkan kemerdekaan.

Baca juga : Islah Perti dan Tantangan Menjaga Khitah

"PERTI ini dulu didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli, sangat besar pengaruhnya bagi bangsa Indonesia. Pendirinya adalah pejuang kemerdekaan, bahkan PERTI dulu pernah menjadi kosituan di Indonesia," kata Ma'ruf, saat menghadiri Milad ke-95 PERTI yang diadakan di  Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Jumat (5/5).

Selain itu, ia menyebut di Sumbar sendiri sudah berdiri Komite Ekonomi Syariah (KES). Menurutnya KES ini juga sudah memiliki kawasan halal, aman, dan sehat. "Di sana juga ada tempat kuliner, yang memiliki mutu halal, aman dan sehat. Dulu saya juga yang meresmikan di Bukitinggi mengenai ini," ungkapnya.

Baca juga : PP Perti Sambut Baik Baasyir Tegaskan Keselarasan Agama dan Pancasila

Saat bersamaan, dalam Milad ke-95, PERTI meminta kepada pemerintah untuk menetapkan Syekh Sulaiman Ar Rasuli atau yang dikenal sebagai Inyiak Canduang sebagai pahlawan nasional.

"PERTI meminta negara hadir memberikan pengakuan terhadap kiprah tokoh pendiri PERTI, Syekh Sulaiman Ar Rasuli, Inyiak Canduang, sebagai pahlawan nasional," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat PERTI Muhammad Syafri Hutauruk.

Ia mengungkapkan bahwa pengajuan dan permintaan PERTI ini sejatinya sudah telambat. Namun ini perlu untuk menjadi inspirasi, motivasi, semangat bagi keluarga besar pimpinan PERTI dalam mendayagunakan potensinya bagi kemajuan bangsa dan negara di tengah-tengah percaturan dunia.

Syafri mengatakan bahwa seperti dicatat dalam sejarah, bahwa berdirinya tiga ormas Islam, Nahdlatul Ulama oleh Kyai H Hasyim Asy'ari, organisasi Muhammadiyah oleh Kyai H Ahmad Dahlan dan PERTI oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli adalah karya besar ulama generasi satu guru, satu angkatan, satu tempat belajar, sama-sama belajar, sama-sama ulama.

Tapi yang dua terangnya, sudah ditetapkan menjadi pahlawan nasional. Hanya tinggal satu orang yang belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional yaitu Syekh Sulaiman Ar Rasuli.

"Oleh sebab PERTI meminta negara hadir dalam waktu yang tidak terlalu lama yaitu pada Hari Pahlawan 10 November 2023, sudah pula diberikan penghargaan sebagai pahlawan nasional kepada Inyiak Canduang kami, Syekh Sulaiman Ar rasuli," bilang Syafri.

Pandangan lain yang patut diperhatikan sebut Syafri, adalah peran gerakan PERTI, khususnya Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada pergerakan kebangsaan dan Keindonesiaan.

Terlebih lagi katanya, peran dalam perjuangan kemerdekaan, gerbong panjang lembaga pendidikan, ulama, cendekiawan, pakar dan guru.

Jejak PERTI di Indonesia

Pada tahun ini, tepatnya pada tanggal 5 Mei 2023, Persatuan Tarbiyah Islamiyah genap berumur 95 tahun sejak didirikan pada tanggal 5 Mei 1928. Perjalanan panjang, berliku dan penuh rintangan telah dilalui dalam melaksanakan mandat organisasi, bahkan tantangan makin berat.  

Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) pernah menjadi partai peserta pemilu pada tahun 1955. Pada tahun 1969, pendiri PERTI, Syekh Sulaiman Arrasuli menyerukan agar PERTI menanggalkan status sebagai partai politik dan kembali ke khittah sebagai organisasi sosial keagamaan.

Walaupun demikian, PERTI tidak sepenuhnya lepas dari politik. Elite-elite PERTI ketika itu tetap terbelah antara Tarbiyah yang berafiliasi kepada Golkar dan Perti yang berafiliasi kepada PPP.

Dengan lebih intensifnya aktivitas di dunia politik, dunia pendidikan tarbiyahislamiyah semakin terabaikan. Sadar akan makin menjauhnya persatuan dari khittahnya, akhirnya keinginan untuk keluar dari kehidupan politik praktis benar-benar menguat, dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah harus kembali memperhatikan dunia pendidikan.

Saat kongres di Jakarta pada tahun 2005 diambil kesepakatan dan pernyataan bahwa Tarbiyah tidak lagi menjadi bagian dari Golkar. Begitu juga dengan kelompok Perti juga tidak lagi berafiliasi dengan PPP. Alhamdulillah pada Oktober 2016, Tarbiyah dan Perti islah dan kembali menjadi satu Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-Perti).

Dalam Muktamar 2022, islah tersebut terus diperkuat, salah satunya ditandai dengan dikembalikannya nama organisasi ke nama
awal, yaitu Persatuan Tarbiyah Islamiyah yang disingkat dengan PERTI. Dengan islah, energi persatuan dalam melaksanakan khittah pendidikan, dakwah dan sosial semakin kuat dan solid.

Sebagai ormas yang bergerak dibidang pendidikan, dakwah dan sosial, PERTI ikut bertanggung jawab dalam melahirkan SDM-SDM yang mumpuni dibidangnya, khususnya dalam bidang keagamaan Islam. Melalui madrasah dan pesantren yang ada di bawah bendera PERTI, PERTI akan terus berkontribusi untuk kemajuan peradaban bangsa Indonesia.

Dengan telah bersatunya seluruh elemen PERTI, PERTI optimis akan memberikan kontribusi lebih dalam mendukung pencapaian visi Indonesia emas 2045.

Dalam peringatan puncak milad PERTI kali ini akan dilaksanakan zikir Saidul Ummah, Pidato Milad oleh Ketua Umum PERTI dan Pidato Wakil Presiden Republik Indonesia. Momentum milad ke-95 ini diharapkan menjadi penanda makin solidnya kekuatan gerakan PERTI sesuai khittahnya.

PERTI mesti terus berbuat dalam menjaga manhaj ahlussunnah waljamaah, berkontribusi dalam menyiapkan generasi Indonesia emas dalam menghadapi tantangan zaman 5.0 melalui madrasah, perguruan tinggi dan surau-surau, ikut serta bersama Negara dalam menangkal gerakan-gerakan yang ingin merongrong
persatuan dan kesatuan bangsa, memperkuat pendidikan moderasi beragama yang selama ini sudah berjalan dalam sistem pendidikan dan gerakan PERTI sehingga perperan serta dalam mengembangkan Islam yang rahmatan lil'alamin dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat