visitaaponce.com

Kelompok Gajah Sumatra di OKI Dipasang GPS Collar

Kelompok Gajah Sumatra di OKI Dipasang GPS Collar
Pemasangan GPS Collar kepada kelompok gajah sumatera di Kantong Habitat Sugihan-Simpang Heran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel.(MI/Dwi Apriani)

BALAI Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Selatan (BKSDA Sumsel) kembali memasang satu unit GPS Collar kepada kelompok gajah sumatra di Ogan Komering Ilir, Sumsel. Pemasangan collar itu sebagai upaya memperkuat mitigasi interaksi negatif gajah sumatra dan manusia di Kantong Habitat Sugihan-Simpang Heran, OKI.

Kalung itu dipasangkan pada gajah jenis kelamin betina usia sekira 25 tahun, berat 2.782 kg, yang berada pada kelompok berjumlah 13 ekor. Setahun lalu, pemasangan GPS Collar telah dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok Meilani (34 ekor) dan kelompok Meissi (14 ekor).

Kegiatan itu melibatkan PT OKI Pulp & Paper Mills, salah satu unit usaha APP Sinar Mas, dan PT Bumi Andalas Permai (BAP), mitra pemasok APP Sinar Mas, Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa (PJHS), serta Dokter Hewan dan Tim Teknis BBKSDA Riau.

Baca juga: Kelompok Gajah Dipasangi GPS Sebagai Upaya Migitasi

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai KSDA Sumsel Sugiarto mengatakan kegiatan ini bertujuan memahami pola pergerakan gajah melalui pemanfaatan teknologi satelit Inmarsat. Selain itu pemasangan itu untuk mewujudkan prinsip co-eksistensi antara aktivitas manusia dan kehidupan gajah liar di kantong habitat gajah Sugihan - Simpang Heran, sebagai kantong populasi gajah sumatera terbesar di Provinsi Sumatra Selatan.

Jasmine NP Doloksaribu, Head of Landscape Conservation APP Sinar Mas mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam program human-elephant co-existence.

Baca juga: Dua Gajah Liar Terlihat Di Sijunjung

"Pemasangan GPS Collar ini diharapkan dapat membantu dalam memahami prinsip berbagi ruang hidup antara manusia dan gajah," kata dia.

Kepala BKSDA Sumsel Ujang Wisnu Barata menjelaskan kantong habitat Sugihan-Simpang Heran memiliki luas sekitar 632 ribu hektare (Ha). Di mana ada 232 ribu Ha sebagai delineasi Koridor Gajah Liar. 

Kawasan itu atas dasar pertimbangan jejak kehadiran dan hasil monitoring berkala. Kawasan itu menjadi lokus manajemen habitat dan populasi melalui berbagai kegiatan terintegrasi.

Seperti pengkayaan pakan gajah, pembuatan artificial saltlick, pengaturan komoditi tanaman, pembuatan barrier fisik/vegetasi serta monitoring populasi, agar lebih menjamin penyediaan ruang hidup dan habitat yang cukup dalam menopang kehidupan gajah liar sehingga interaksi negatif gajah liar di wilayah masyarakat dapat dikendalikan. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat