visitaaponce.com

Industri Petrokimia di Gresik Mulai Merdeka dari Impor

Industri Petrokimia di Gresik Mulai Merdeka dari Impor
PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama mulai menyalurkan produk Orthoxylene kepada industri petrokimia, PT Petrowidada, di Gresik, Jatim.(Ist)

PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), mulai memproduksi produk Orthoxylene di fasilitas kilang miliknya di Tuban, Jawa Timur, dengan kapasitas produksi mencapai 50 ribu ton per tahun.

Produk Orthoxylene yang diproduksi dalam negeri itu mulai disalurkan kepada industri petrokimia yang merupakan konsumen strategis domestik produk Orthoxylene, PT Petrowidada, di Gresik, Jawa Timur.

Baca juga: Industri Hulu Migas Penting untuk Mendorong Industri Petrokimia

Komisaris Utama PT Petrowidada Bindra Setya Utama menyambut baik pasokan bahan baku domestik yang diproduksi Pertamina ini.

Menurutnya, produksi Orthoxylene dalam negeri ini sejalan dengan visi Indonesia Maju yaitu Hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam.

“Dengan hilirisasi ini kami harapkan ketahanan industri kimia lokal kian kompetitif," kata Bindra melalui keterangan tertulisnya, Senin (3/7).

Bindra juga mengapresiasi Kementerian Perindustrian yang mendorong Pertamina untuk produksi. "Kami berharap ke depan dari regulator selalu pro kepada industri nasional,” kata Bindra.

Baca juga: Lotte Chemical Bangun Pabrik Petrokimia di Banten

PT Petrowidada merupakan perusahaan industri kimia yang sudah produksi sejak 1985. Manajemen perusahaan ini dikendalikan sepenuhnya pemegang saham baru, yaitu Eber Petrochemical Limited sejak akhir Juli 2021.

PT Petrowidada memiliki kapasitas produksi mencapai 70.000 MT per tahun. Menurut Bindra, kapasitas produksi dari Petrowidada ini sudah mencukupi sebagian besar kebutuhan nasional.

PT Petrowidada juga menjadi satu-satunya penghasil bahan kimia Phthalic Anhydride (PA) di Indonesia. Sehingga, tantangan banjirnya produk PA impor dari negara lain menjadi tantangan terbesar baginya.

“PT Petrowidada berkomitmen melakukan sinergi dan kolaborasi agar ketahanan industri lokal di Nusantara dapat berdiri sendiri tanpa ketergantungan dengan impor," tutupnya.

Baca juga: RI Bertekad Jadi Produsen Petrokimia Nomor 1 di ASEAN

Dirut PT Pertamina Petrochemical Trading Deni Febrianto menuturkan Pertamina berkomitmen menyalurkan bahan baku Orthoxylene sebesar 30.000 MT-40.000 MT kepada PT Petrowidada pada semester kedua 2023.

“Dengan ketersediaan produk Orthoxylene dalam negeri, Petrowidada akan lepas dari ketergantungan suplai impor, dan turut meningkatkan nilai tambah produk derivative-nya agar berdampak positif bagi Petrowidada, konsumen akhir PA mereka, dan masyarakat sekitar,” kata Deni.

Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito menyampaikan produksi Orthoxylene domestik ini akan mengurangi ketergantungan bahan baku impor, membantu neraca perdagangan Indonesia dan mengamankan rantai pohon industri petrokimia. 

Sementara itu, peneliti di Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman menilai langkah Pertamina yang mulai memproduksi Orthoxylene merupakan langkah progresif.

"Kebijakan ini sebagai langkah awal manajemen Pertamina yang mulai berpikir melakukan hilirisasi di sektor petrokimia," tutupnya. (RO/S-2)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat