11 Warga Konsumsi Daging Antraks, 3 Diantaranya Meninggal Dunia
![11 Warga Konsumsi Daging Antraks, 3 Diantaranya Meninggal Dunia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/6cda1793be4e94efdfe4ba79beb6ad1e.jpg)
SEBELAS warga diketahui mengonsumsi daging sapi antraks yang mengakibatkan 3 orang meninggal di Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul Provinsi DI Yogyakarta. Laporan tersebut berdasarkan pengambilan sampel darah oleh PHEOC Timker surveilans, Dinas Kesehatan DI Yogyakarta dan dikoordinasikan dengan Timker Zoonosis.
"Terdapat 11 orang yang mengonsumsi daging sapi Bapak S dan semuanya sudah dilakukan pengambilan sampel darah," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu, Selasa (4/7).
Setelah dilakukan penelitian epidemilogi dilporkan adanya 2 kematian karena mengonsumsi daging sapi terkontaminasi antraks yakni WP, 73, AS, 78, dan satu orang masih belum dikonfirmasi oleh Kemenkes. Kronologi awal terjadi pada 22 Mei 2023 sapi bapak S mati kemudian dipotong dan dibagikan kepada warga untuk dikonsumsi. Kasus ikut menyembelih dan mengonsumsi dagingnya.
Baca juga : Pemda Gunungkidul Kembali Lacak Antraks usai Ada Warga Terjangkit
Pada 29 Mei 2023 pengkonsumsi daging sapi antraks mengalami demam, pusing, dan batuk. Sempat dirawat di RS Panti Rahayu dan dirujuk ke RSUP Sardjito, dan pada 4 Juni 2023 meninggal dunia.
Baca juga : Penyakit Zoonosis Diprediksi akan Terus Meningkat, Ini 7 Aspek yang Perlu Diketahui
Adapun gejala yang ditimbulkan antara lain demam, pusing, batuk, kaku leher bagian belakang, perut bengkak, hingga pembengkakan kelenjar.
"Tindakan yang sudah dilakukan yakni penyelidikan epidemiologi, pengobatan, pengambilan dan pemeriksaan spesimen. Serta tindakan yang diyakini perlu dilakukan yakni lakukan surveilans aktif pada manusia dan hewan kemudian koordinasi dengan dinas peternakan serta pelacakan kasus tambahan," ujarnya.
Kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul bukan kali pertama, pada 2020 kasus serupa juga pernah terjadi. Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof. drh. R. Wasito menjelaskan bakteri yang menyebabkan antraks bisa bertahan lama di suatu daerah sehingga itu bisa menjadi penyebab kasus serupa muncul kembali.
"Di suatu daerah/wilayah yang hewan-hewannya pernah terkena wabah antraks, maka bakteri akan dapat membentuk spora yang dapat hidup lama, mungkin puluhan tahun di lingkungan tersebut dan sewaktu-waktu jika kondisi Lingkungan memungkinkan akan dapat menginfeksi hewan yang peka (mudah) terinfeksi," jelasnya.
Bahkan, spora yang ikut terbawa bersama makanan misalnya rumput ke tempat lain yang baru dapat menularkan antraks pada hewan yang peka. Hewan yang peka tertular antraks, antara lain sapi, kerbau, kambing dan domba, juga kuda dan babi.
Ia menjelaskan bahwa munculnya antraks pada hewan karena bakteri bacillus anthracis. Manusia dapat tertular antraks lewat udara pernapasan, makanan/minuman dan luka terbuka pada kulit yang terkontaminasi spora. Bacillus anthracis dalam bentuk spora dapat tahan lama mungkin puluhan tahun hidup di lingkungan. (Z-8)
Terkini Lainnya
Ini Cara Mengolah Daging Kurban untuk Hindari Penyakit Antraks
Antraks Muncul Lagi di Gunungkidul, Wonogiri Awasi Pergerakan Hewan Ternak di Perbatasan
Antraks Kembali Muncul di Gunungkidul dan Sleman, Pemkot Yogyakarta Ketatkan Lalu Lintas Ternak
Peternak Sapi di Palu Kompak Antisipasi Antraks
Muncul Lagi di Gunung Kidul, Dinkes Yogyakarta Periksa Puluhan Warga Suspect Antraks
Penyakit Antraks Kembali Muncul di Gunungkidul Yogyakarta
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap