visitaaponce.com

Jenama Fesyen Lokal Ini Kedepankan Kearifan Lokal dan Pelestarian Lingkungan di Tanah Dayak

Jenama Fesyen Lokal Ini Kedepankan Kearifan Lokal dan Pelestarian Lingkungan di Tanah Dayak 
Produk Handep(Dok. Handep)

PRIHATIN atas kondisi masyarakat dayak di Kalimantan yang tidak banyak terserap pekerjaan di tengah makin menggeliatnya usaha pertambangan, pemuda Dayak, Randi Julian Miranda, Yoan Taway, dan Kuratul Aini mengembangkan jenama fesyen yang mengedepankan kearifan lokal, Handep.

"Handep merupakan sebuah “initiative from the ground up” dimana para pendirinya adalah bagian dari komunitas yang kami bantu. “So, we own our narrative, berbeda dengan kebanyakan usaha sosial lain dimana para pendirinya datang dari luar komunitas yang mereka bantu," kata Randi.

Handep memilih model social enterprise karena tujuannya tidak hanya demi mencari keuntungan semata, tetapi membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. 

Baca juga : Setelah Deddy Corbuzier, Minuman Kesehatan Flimty Gandeng Denny Sumargo

"Kenapa itu menjadi penting? Karena aku pikir kan kalau untuk daerah-daerah terpencil kayak di pedalaman Kalimantan itu susah banget diakses ya. Jadi program-program dari pemerintah pun jarang banget bisa masuk, inilah yang membuat Handep akhirnya mengambil peranan penting dalam mendukung masyarakat adat yang ada di sana," papar Randi.

Produk Handep diproduksi dengan memanfaatkan bahan alami berupa rotan yang ketersediannya masih melimpah di Kalimantan dan proses pengerjaan yang ramah lingkungan. Produk akhirnya berupa alsesoris fesyen dan dekorasi rumah seperti tas, topi, keranjang, dan aksesoris lainnya. 

Baca juga : Gandeng IFBB, Evolene Gelar Kejuaraan Binaraga Internasional di GBK

“Handep sendiri mengusung konsep sustainable fashion yang bertujuan untuk membantu menjaga lingkungan serta pelestarian hutan dan budaya masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah mempunyai tradisi menganyam rotan dengan motif tribal ciri khas Dayak yang sangat unik, potensi ini lah yang dikembangkan menjadi produk yang dapat memperkenalkan keunikan dan ciri khas suku Dayak,” jelas Randi. 

Selain itu, untuk setiap pembelian 1 produknya, HANDEP menanam 1 pohon di hutan masyarakat di desa-desa mitranya. Kami menggunakan konsep bisnis regenerative yang sifatnya sangat holistik dari sisi lingkungan, social dan ekonomi. 

Rotan yang membutuhkan hutan untuk hidup akhirnya menjadi senjata bagi Handep untuk menjaga hutan. Jika hutan terjaga, rotan tidak akan punah, dan sebaliknya. 

”Cara paling sederhana untuk membantu masyarakat adat Dayak menjaga hutan mereka yange merupakan paru-paru dunia ini adalah dengan membeli produknya. Handep is craft that conserves Borneo tropical rainforests”, tutur Randi. 

Adapun perbedaan produk Handep dengan kriya berbahan rotan lain di Kalimantan dan daerah lain di Indonesia adalah anyamannya yang sangat halus, desain yang kontemporer, transparansi dan perdagangan yang adil, serta pewarnaan yang masih menggunakan cara tradisional, yakni dengan pewarna alam. Hal itu dilakukan HANDEP untuk menjaga kearifan lokal.

Saat ini, Handep bermitra dengan kurang lebih 350 pengrajin di desa-desa di Kalimantan Tengan dan Barat. pada  2023, Handep merambah ke kain tenun Dayak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, untuk mendukung pelestarian menenun suku Dayak Iban dan memberikan kesempatan matapencaharian yang lebih baik bagi perempuan penenun. Kain Tenun suku Dayak Iban ini disulap menjadi pakaian dan juga aksesoris seperti tas. 

Randi tak menampik produk-produk Handep juga dijual ke luar negeri dengan negara seperti Brunei, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Australia dan beberapa negara Eropa dimana kriya mendapatkan apresiasi tinggi. Namun, ia menyebut pasar domestik yang begitu besar adalah peluang utama yang menjadi prioritas saat ini. 

Kuncinya terletak pada kemampuan mengomunikasikan produk kepada target pasar yang dituju. Handep memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk mengomunikasikan nilai-nilai brand sehingga konsumen semakin sadar saat membeli produk mereka. Handep juga rutin mengikuti pameran untuk memperkenalkan ke calon konsumen di pasar domestic dan mancanegara. 

Tapi, Randi menegaskan pihaknya tidak mau menjual cerita sedih untuk menarik hati konsumen. Hal paling utama yang ditawarkan justru produk yang berkualitas baik, ditambah dengan sejumlah benefit. Handep menyediakan layanan purna jual sehingga konsumen bisa memperbaiki produk mereka yang rusak di Handep.

Masyarakat yang dibina oleh HANDEP telah merasakan dampak positif dalam hal penghasilan. Dari survei internal Handep, tercatat peningkatan pemasukan rata-rata sebesar 80 persen pada masyarakat yang benar-benar menggeluti pengelolaan rotan sebagai mata pencaharian utama. HANDEP juga kerap memberikan berbagai program pelatihan utnuk pengembangan kapasitas bagi masyarakat binaanya. 

Dari pelatihan tentang manajemen keuangan, desain yang lebih inovatif, budidaya rotan berkelanjutan, manajemen produksi dan organisasi, dan beasiwa bagi anak muda.

Handep merupakan singkatan dari Handmade Ethical Products. Namun, dalam bahasa Dayak, Handep artinya saling membantu, gotong royong, atau bersama-sama dalam semangat keleuargaan, dimana semua orang harus berkontribusi.

Handep telah mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat nasional dan global, seperti Impact Hero Asia Pacific, Forbes 30 Under 30 untuk kategori Social Impacts, Indonesia Brand Founders Award. HANDEP telah menjadi salah satu usaha sosial dan sustainable brand yang menjadi contoh bisnis yang mengedepankan nilai-nilai keberlanjutan, transparansi, dan berkeadilan. 

Harapan Randi, semoga lebih banyak anak muda Indonesia mau bekerja untuk kepentingan sosial, lingkungan dan budaya. 

“Saran aku, anak-anak muda Indonesia berkaryalah dan jangan hanya menentingkan uang saja. Memang kita butuh profit, tapi sebisa mungkin upayakan ada hal-hal positif yang bisa kita berikan kepada orang di sekitar dan lingkungan kita” tutup Randi. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat