Pawai Pakaian Tradisional, Mahasiswa Asing di Universitas Syiah Kuala Ramaikan Festival Kuliner
![Pawai Pakaian Tradisional, Mahasiswa Asing di Universitas Syiah Kuala Ramaikan Festival Kuliner](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/4b8dda5681b790d03668efd388f5ceb0.jpg)
RASA persaudaraan bangsa-bangsa di dunia sangat kental mewarnai Forum
Internasional Food Festival (IFF) di Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh. Mereka antusiasi mengenakan pakaian tradisional negara asalnya pada parade penutupan festival.
Para mahasiswa Aceh menyambut gelaran ini. Mereka sangat mengagumi kemauan mahasiswa asing dari Benua Amerika, Afrika, dan Asia, yang mengenakan pakaian khas tradisional negaranya masing-masing.
"Parade Internasional seperti ini harus terus ada. Karena bisa membuka
wawasan untuk tahu khazanah budaya bangsa lain," kata Alwin, warga.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK, Prof Mustanir mengatakan, tujuan pegelaran parade internasional ini untuk memperkenalkan keragaman budaya dunia kepada mahasiswa dan warga
pengunjung. Saat ini ada banyak mahasiswa asing di USK. Kehadiran mereka begitu berharga untuk saling belajar dan mengenal budaya antar bangsa."
Ashyyev Toyly, mahasiswa USK asal Turkmenistan, mengaku senang ikut
terlibat dalam Parade Internasional ini. Dia tampak percaya diri
mengenakan busana turkmen telpek (topi) dan turkmen don (baju) khas
negaranya. Modelnya adalah baju terusan hitam berpadu luaran bendera
Turkmenistan.
"Senang bisa memperkenalkan budaya Turkmenistan di Indonesia, khususnya
Aceh. Parade Internasional ini menjadi pengalaman tak terlupakan selama
saya kuliah di USK," tutur Toyly.
Selain Parade Internasional ini, IFF 2023 juga menghadirkan beberapa
kegiatan lain, di antaranya demo masak masakan internasional, mini game, beauty talkshow, dan hiburan musik.
Sejarawan Muhammad Adli Abdullah, mengatakan, memperkenalkan beragam
pakaian adat, budaya dan makanan khas bangsa-bangsa di dunia merupakan upaya membuka wawasan masyarakat luas. Itu tak ubahnya membuka jendela dunia agar siapa saja memahami dan bengetahui berbagai warisan dunia yang perlu dilestarikan.
"Ini sangat positif. Semua kita bisa memahami dan menerima perbedaan antarsuku bangsa. Dengan demikian kita bisa saling mengakui dan menghormati keberagaman warna di dunia" tandas staf pengajar USK itu. (N-2)
Terkini Lainnya
Mahasiswa Gunakan Pinjol untuk Biaya Kuliah, Muhadjir: Kampus Bisa Bantu Subsidi Bunga
Pemerintah tak Merevisi Permendikbud 2/2024, Sebut Perguruan Tinggi Tax Spender
Melalui Program MSIB, Mahasiswa Diperkaya lewat Beragam Program Pembelajaran
PDNS Diserang, Kemendikbudristek Jamin Data Penerima KIP Kuliah Aman
Produksi Podcast dan Vlog, Implementasi Mata Kuliah Prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya
Widiastuti Sabet IPK 3,98 untuk Disertasi Bertema Komitmen Guru dalam Proses Pembelajaran
Pelajar SMA Labschool Cirendeu Tangsel Bawa Misi Budaya ke Festival Internasional Polandia
Ada Sosok Aktris Dani Mukti di Balik Megahnya Pernikahan di Candi Borobudur
Cara Perkenalkan Bayi pada Bahan Herbal dengan Aman
Edukasi Siswa Cinta Budaya dengan Pagelaran Kolosal
Jamu Ternama Atasi Masuk Angin Dapat Penghargaan Indonesia Best Living Legend Brand 2024
Kunjungi Festival Pasir Padi, Promosikan Budaya dan Wisata Pangkalpinang
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap