visitaaponce.com

FKKMK UGM Terima Hibah Alat Deteksi TB Berbasis AI

FKKMK UGM Terima Hibah Alat Deteksi TB Berbasis AI
Ilustrasi - UGM menerima alat deteksi TB portable dari Fujifilm untuk membantu deteksi dini TB.(Freepik)

TUBERCULOSIS (tuberkulosis) atau TB hingga kini masih menjadi penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian apabila terlambat ditangani. Guna menanggulangi itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya skrining menggunakan Portable Digital X-ray. 

Fujifilm Indonesia memberikan dukungan berupa bantuan satu unit Portable Digital X-ray dengan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), yakni FDR Xair kepada FKKMK UGM. Bantuan FDR Xair itu diserahkan langsung Presiden Direktur Fujifilm Indonesia Masato Yamamoto kepada Dekan FKKMK UGM Yodi Mahendradhata, Rabu (9/8), di ruang Auditorium Tahir Foundation FKKMK UGM.

Masato Yamamoto menjelaskan FDR Xair adalah Alat rontgen portable yang menghasilkan foto lebih cepat dengan dosis radiasi rendah. Alat ini mudah dibawa, termasuk ke daerah-daerah yang lokasinya jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan. 

Baca juga: FKUI dan Tim Truncate Upayakan Pengobatan TB Dua Bulan

"Penggunaan alat ini dapat mempercepat proses skrining penyakit tuberkulosis menggunakan Rontgen dada karena alat ini sudah dilengkapi dengan artificial 
intelligence yang akan membantu dalam menentukan terduga sakit tuberculosis," katanya.

Yodi menyambut baik bantuan alat deteksi itu karena selaras dengan komitmen 
FKKMK untuk berkontribusi terhadap permasalahan kesehatan di Indonesia, terutama TB. "Kita sudah lama bergerak untuk zero TB di Yogyakarta ini berjalan sejak 2020 dan pada hari ini kita dapat bantuan untuk lebih meningkatkan lagi berkontribusi eliminasi TB di Indonesia," kata Dekan.

Baca juga: Kasus Tuberkulosis di Indonesia Tembus 1 Juta

Project Leader Zero TB Yogyakarta, Rina Triasih menjelaskan salah satu kegiatan utama Zero TB Yogyakarta adalah melakukan deteksi TB menggunakan Rontgen dada. Ia 
bekerjasama dengan Puskesmas membawa alat rontgen dalam bus turun ke tengah masyarakat. Tidak jarang kendaraan yang membawa alat rontgen seberat 250 kg tersebut sulit menjangkau daerah yang sulit akses jalannya. Ia pun menyambut baik adanya bantuan alat X-Ray yang berukuran mini dengan berat kurang lebih tiga kilogram tersebut. 

"Saya kita ini inisiatif bagus sebagai komitmen dari pihak non government untuk ikut eliminasi TB di Indonesia. Sebelumnya kita secara aktif berkeliling dari desa ke desa, kalau dulu pakai bus atau mobil. Dengan alat yang lebih kecil ini bisa mencapai lokasi yang 
sulit ditempuh," katanya.

Alat yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan ini menurutnya juga mengurangi secara langsung jumlah sampel pasien terduga TB. "Kita melakukan screening terduga TB untuk diambil dahaknya. Adanya bantuan dengan kecerdasan buatan ini bisa mengurangi sampel positif palsu, menghemat biaya dan waktu," jelas Rina.

Alat X-Ray portable ini menurutnya, akan lebih mendekatkan layanan ke masyarakat mengingat wilayah DIY juga beragam meliputi perkotaan, pesisir maupun dataran tinggi. Ia sangat mengapresiasi dukungan dari Fujifilm Indonesia dalam upaya eliminasi TB di Indonesia. Ia berharap akan banyak pihak lainnya yang terlibat dalam upaya yang sama karena eliminasi TB bukan hanya merupakan tanggung jawab sektor kesehatan, dan 
hanya akan tercapai jika semua pihak terlibat.

Ia menyebutkan selama kurang lebih 1 tahun menggunakan alat Fujifilm X-air, pihaknya telah melakukan skrining TB pada 18.207 populasi risiko tinggi Tuberkulosis, dan menemukan 3.474 (18,4%) terduga TB, dan 260 pasien TB (1,4%). Selanjutnya dari temuan tersebut ditindaklanjuti agar pasien berobat ke puskesmas. "Selama ini pasien tidak mengetahui jika ia sudah terkena TB," katanya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat