visitaaponce.com

Festival Golo Koe Gaungkan Ekonomi Berkelanjutan

Festival Golo Koe Gaungkan Ekonomi Berkelanjutan
Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara kembali digelar di Kawasan Marina Waterfront City Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).(Metro TV/Marianus Marselus I Nusantara.)

FESTIVAL Golo Koe Maria Assumpta Nusantara kembali digelar di Kawasan Marina Waterfront City Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyelenggaraan Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara merupakann ajang tahunan yang diprakarsai Keuskupan Ruteng bersama Pemkab Manggarai Barat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Pada festival tahun ini, Gereja Katolik Keuskupan Ruteng menekankan penyelenggaraan ekonomi berkelanjutan yang berkeadilan dan ekologis.

Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, Pr mengatakan gerakan ekonomi berkelanjutan merupakan hasil refleksi dari perjalanan Keuskupan Ruteng di 2023. Gerakan Ekonomi Berkelanjutan, menurut Uskup Sipri, bagian dari  kontribusi Keuskupan Ruteng terhadap pertumbuhan pariwisata super premium Labuan Bajo. "Keuskupan mencoba mendorong paroki-paroki, orang muda untuk mulai menciptakan lapangan kerja yang membuka akses kepada pariwisata," ungkap uskup Sipri.  

Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara tahun ini diikuti oleh 1.500 peserta dari 86 komunitas dan lembaga di Keuskupan Ruteng. Selain itu, sebanyak 152 UMKM lintas agama dan komunitas berpartisipasi dalam festival religi Katolik ini. 

Baca juga: Bendera Merah Putih Raksasa Membentang di Laut Makassar

Ketua Umum Festival Golo Koe 2023, Yulianus Weng, menjelaskan Festival Golokoe akan didorong masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sehingga promosi untuk event ini bisa sampai ke skala yang lebih luas. "Festival Golo Koe sudah kami koordinasikan dengan Kementerian Parekraf dan direncanakan tahun depan event ini bisa masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) sehingga promosi untuk event ini bisa sampai ke skala yang lebih luas," ungkap Weng. 

Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng, Romo Martin Chen, Pr., menilai Festival Golokoe 20 memberi dampak bagi pergerakan ekonomi melalui keterlibatan UMKM, okupansi hotel, pasar kuliner, transportasi, hingga jasa lain di Labuan Bajo. "Pada penyelenggaraan Festival Golokoe tahun sebelumnya masyarakat memperoleh manfaat melalui penjualan hasil tani seperti sayur dan buah-buahan organik dalam skala besar. Selain itu, ada dampak kultural khususnya bagi anak-anak untuk mengenal lebih luas lagi budaya Manggarai. Lebih dari itu semua ialah dampak persaudaraan dan persatuan bagi umat," jelas Romo Martin Chen. 

Wujudkan pariwisata inklusif

Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, menegaskan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung penyelenggaraan event tahunan ini. Menurut Shana, Festival Golo Koe merupakan cerminan dari pariwisata inklusif. 

Baca juga: Hasil Pertanian Surplus, Boyolali Percaya Diri Hadapi Fenomena El Nino

Shana menegaskan merupakan kekuatan utama dalam konsep pariwisata inklusif yang muncul dari akar rumput dan ini tergambar dari penyelenggaraan Festival Golo Koe. Pariwisata Labuan Bajo menjadi jiwa semua elemen, stakeholders, dan masyarakat. Semua berpartisipasi aktif dan mengambil bagian untuk tujuan bersama yang lebih besar. Shan juga menegaskan, Festival Golo Koe sebagai simbol toleransi dan keberagaman Labuan Bajo sebagai pintu pariwisata NTT.

"Festival Golo Koe merupakan jejaring pertemuan dan kolaborasi antara komunitas. Ini merupakan kekuatan utama dalam konsep pariwisata inklusif yang muncul dari akar rumput. Event ini juga menunjukkan potensi kebudayaan khas, produk lokal, dan menghubungkan rantai pariwisata yang dinikmati manfaatnya sampai ke pelosok," ungkap Shana. 

Senada, Uskup Sipri menekankan pentingnya penerapan pariwisata inklusif agar semua pihak terlibat. Menurut Uskup Sipri, pariwisata harus merangkul semua pihak untuk terlibat serta merawat ekologi. Karena itu, Uskup Sipri meminta semua pihak, umat lintas agama, untuk terlibat. "Jangan jadi penonton di tengah kemajuan pariwisata Labuan Bajo. Semua pihak harus terlibat mewujudkan ekonomi berkelanjutan dan wujudkan pariwisata yang ekologis," pintah Uskup Sipri. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat