Kepala BNN Tahanan di 18 Provinsi Lebih dari 50 Persen Kasus Narkotika
![Kepala BNN: Tahanan di 18 Provinsi Lebih dari 50 Persen Kasus Narkotika](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/170c77fa0389be8a8b1d2c0abb68cf66.jpg)
KEPALA Badan Narkotika Nasional (BNN), Petrus R Golose mengungkapkan walau masih tinggi, jumlah tahanan narkotika di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinilai bagus. Dari 34 provinsi (minus 4 provinsi baru) lebih dari 18 provinsi, dari total tahanan, di atas 50% adalah tahanan narkotika, sedangkan di DIY di bawah 50%, sekitar 40an%.
"Penyalahgunaan narkotika di Jogja bisa dikatakan berkurang. Dulunya Yogyakarta pada 2019 masuk 5 besar, sekarang sudah tidak masuk 10 besar," kata dia usai memberikan pengarahan ke internal BNN terkait akselerasi perang terhadap Narkotika, Senin (14/8), di Artotel Bianti, Yogyakarta.
Petrus juga mengatakan narkotika jenis baru yang ditemukan di DIY pun sangat kecil, nyaris tidak ada. Ia mengapresiasi kinerja BNNP DIY, kepolisian, dan Pemda DIY yang telah berhasil menekan angka pengguna narkotika. Pasalnya, dulu banyak kasus besar narkotika yang terungkap di DIY.
Baca juga: Aktivitas Membakar Sampah Perburuk Kualitas Udara di Yogyakarta
"Sekarang hanya ada sekitar 19 kawasan rawan narkotika di Yogyakarta," kata dia.
Upaya penanggulangan peredaran narkotika, lanjut dia, dilakukan lewat Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Pihaknya pun menekankan pendekatan soft power aproach.
Baca juga: Bawa Sabu-sabu, Yordania Tembak Jatuh Pesawat Nirawak dari Suriah
Ia mencontohkan, salah satu caranya adalah lewat sing against Drugs. "Di sekolah-sekolah belajar untuk menyatakan perang terhadap narkotika dengan bernyanyi," kata dia.
Dalam ASEAN Minister meeting on Drugs Metters 2023 di Laos yang baru saja diikutinya, Petrus memaparkan Indonesia bisa menunjukkan kepada negara-negara ASEAN bahwa kita benar-benar serius dalam penanggulangan narkotika.
"(Penanggulangan Narkotika) bukan hanya law enforcement, melainkan juga mulai dari prevention, empowerment, hingga collaboration," kata dia.
Ia menegaskan, Indonesia adalah bangsa yang besar yang bisa menghadapi permasalahan drugs dan bisa mengontrolnya. "Nilai prevalensi (Drugs) di dunia 5,5%, Indonesia kita 1,95%," kata dia.
Indonesia bisa menanggulangi transnational organized crime peredaran narkotika dari Golden triangle maupun Golden treasure. Hal tersebut bisa dilihat dari pengungkapan kehatan narkotika Internasional yang besar yang dilakukan pemerintah Indonesia.
"Narkotika jenis baru (new psychoactive substances) di dunia itu ada 1212 di Indonesia itu yang dapat termonitor sekarang ada 92. Kemudian yang banyak beredar di masyarakat itu namanya synthetic cannabinoid," kata dia. (Z-3)
Terkini Lainnya
Pemberantasan Narkoba di Maluku Jadi Tanggung Jawab Bersama
2 DPO Pemilik dan Pembeli Sabu 45 Kg Dicari Polisi
Polisi Sita Aset Bandar Narkoba di Nunukan Kalimantan Utara
Polisi Tangkap Kurir Narkoba yang Beraksi di RS Jakarta Selatan, 45 Kg Sabu Disita
Bea Cukai dan Polri Ungkap Clandestine Lab Terbesar di Indonesia Milik Jaringan Tiongkok
Jadi Kurir Sabu, Suami Istri di Batam Ditangkap Polisi
HANI 2024, PJ Gubernur Riau Terima Penghargaan dari BNN
KPAI: Putus Akses Anak terhadap Penyalahgunaan Narkoba
Inilah Deretan Negara yang Paling Banyak Menggunakan Narkotika
Hari Anti Narkotika Internasional: Tema, Sejarah, dan Jenis-jenisnya
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap