Kalsel Bangun Pusat Konservasi Tanaman Langka Ulin
![Kalsel Bangun Pusat Konservasi Tanaman Langka Ulin](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/07a69740e7cc690514f681ced6934c24.jpg)
PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) akan membangun pusat konservasi tanaman langka khas Kalimantan jenis Ulin (eusideroxylon zwageri) yang sebarannya kian terancam, akibat penebangan dan alih fungsi hutan. Pusat konservasi pohon yang disebut kayu besi ini dibangun di Pulau Rusa, salah satu pulau di kawasan waduk Riam Kanan, Kabupaten Banjar.
"Salah satu upaya kita dalam melestarikan lingkungan dan sejalan dengan gerakan Revolusi Hijau, kita akan membangun pusat konservasi tanaman langka Ulin di pulau Rusa, Riam Kanan," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Fatimatuzahra, Minggu (20/8).
Sedikitnya 4.000 pohon ulin akan ditanam di Pulau Rusa. "Ini juga akan menjadi salah satu destinasi wisata dan penelitian. Dalam waktu dekat penanamannya akan kita mulai," tutur Fatimatuzahra.
Baca juga: Lima Ribu Pesepeda Ikuti Jhonlin Ride 2023 di Kalimantan Selatan
Pulau Rusa merupakan pulau seluas 4,5 hektare yang ada di kawasan Waduk Riam Kanan. Pulau ini dapat dijangkau dalam waktu 20 menit dari dermaga Tiwingan menggunakan perahu motor. Sesuai namanya Pulau Rusa tadinya merupakan pusat penangkaran sekitar 100 ekor rusa totol yang dibangun dan diresmikan pada 2019, namun gagal.
Pohon ulin termasuk jenis tanaman yang pertumbuhannya sangat lambat, sehingga ketersediaannya di alam tidak mencukupi permintaan pasar dan semakin langka. Hal ini menyebabkan harga kayu ulin di pasaran sangat mahal. Pohon ulin dapat berumur ribuan tahun dengan tinggi mencapai 50 meter dengan diameter 3-4 meter.
Baca juga: Kementan Dorong Regenerasi Petani di Kalimantan Selatan
Fatimatuzahra mengatakan gerakan revolusi hijau yang digalakkan Pemprov Kalsel sejak 2017 telah berhasil merehabilitasi kawasan hutan dan lahan seluas 142 ribu hektare di wilayah tersebut. "Gerakan revolusi hijau selama ini telah berhasil merehabilitasi
kawasan hutan dan lahan serta daerah aliran sungai (DAS) di Kalsel seluas 142 ribu hektare," ungkapnya.
Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, menegaskan gerakan revolusi hijau ini adalah upaya untuk memulihkan kerusakan lingkungan melalui kegiatan menanam secara besar-besaran untuk masa depan daerah di masa datang. Keberhasilan gerakan revolusi hijau ini telah berimbas pada peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) di Kalsel. (Z-3)
Terkini Lainnya
Empat Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat
Menteri LHK: RUU KSDAHE Penting untuk Perkuat Konservasi di Indonesia
RUU KSDHAE Perberat Sanksi Bagi Penjahat Lingkungan
Warga Pesisir Muara Gembong Tanam 2.500 Mangrove Hadapi Perubahan Iklim dan Abrasi
Keanekaragaman Hayati Terjaga, Keberadaan Orang Utan Ditemukan di Area Reklamasi
Indonesia-Norwegia Perkuat Upaya Konservasi & Pengurangan Emisi
Kurangi Jejak Karbon, 10 Ribu Pohon Ditanam di Ngawi
6.770 Hektare Lahan Bekas Tambang Berhasil Direklamasi
Penanaman Pohon Pinang Selaraskan Pembangunan dan Alam
Penanaman Pohon Komitmen Dukungan Pencapaian Zero Net Emission 2050
Ikut Menjaga Bumi, Ketum REI Gencarkan Penanaman Sejuta Pohon
ACC dan Kodim 0601 Lakukan Penghijauan di Pandeglang
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap