visitaaponce.com

Tingkatkan Kualitas Biji Kakao, Petani Diminta Implementasikan Metode Fermentasi

Tingkatkan Kualitas Biji Kakao, Petani Diminta Implementasikan Metode Fermentasi
Biji Kakao di Kabupaten Jembrana(MI?Ruta Suryana)

GUNA meningkatkan kualitas produk biji kakao, petani kakao di Kabupaten Jembrana, Bali diminta untuk mulai mengimplementasikan metode fermentasi dalam pengolahan biji kakao. 

Metode fermentasi diyakini akan mampu menghasilkan biji kakao kering yang bermutu baik dan memiliki aroma, citarasa khas coklat, serta warna yang mengkilap.

“Selama fermentasi terjadi penguraian senyawa polifenol, protein, dan gula oleh enzim yang ada akan dapat menghasilkan aroma, rasa dan warna yang disukai. Perubahan biokimia yang terjadi tergantung pada lama fermentasi yang dialami oleh biji dan jenis buah kakao,” papar akademisi Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa Ni Made Ayu Suardani Singapurwa di sela-sela sosialisasi budidaya kakao di Desa Asahduren, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali. 

Baca juga : Harga Bawang Merah di Bantul Merosot Tertolong Cabai Merah

Sosialisasi itu dilakukan serangkaian implementasi program Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah Kerjasama Universitas Warmadewa dengan Universitas Dhyana Pura.

Ayu Suardani menjelaskan, fermentasi dimaksudkan untuk memudahkan melepas zat lendir dari permukaan kulit biji dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik.

Baca juga : Petani CSA Demak Sosialisasi Pupuk Organik dari Urine Kelinci 

Tujuan lainnya untuk menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur, selama penyimpanan dan menghasilkan biji dengan warna yang cerah dan bersih.

Ayu Suardani yang juga merupakan Kepala Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan FP-Unwar mengungkapkan, faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan fermentasi adalah wadah fermentasi, waktu, aerasi, pembalikan, aktivitas mikroba dan penguraian kandungan pulp.

Penguraian kandungan pulp ditentukan dengan lamanya pemeraman buah kakao setelah dipetik.

Ia menambahkan. manfaat fermentasi bagi masyarakat, petani bisa menghasilkan biji kakao yang berkualitas yang sesuai standar, dengan harga kering yang berlipat mencapai Rp55.000 per kg, sedangkan biji kakao yang tidak difermentasi hanya dihargai Rp25.000-Rp28.000 per kg.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Kabupaten Jembrana Tahun 2021-2026, dinyatakan bahwa potensi pertanian, 3 produk unggulan Kabupaten Jembrana antara lain kakao, porang, dan padi.

Hasil produksi kakao mencapai 3.008,96 ton per tahun, hasil produksi porang sebagai tanaman yang dinilai saat ini memiliki potensi yang tinggi baru mencapai 2.600 kg per tahun, serta hasil produksi padi mencapai 68.366,39 ton per tahun. 

Proyek Prioritas Nasional untuk Kabupaten Jembrana adalah pengembangan komoditas unggulan kakao seluas 109,27 hektare dengan total indikasi pendanaan Rp8,55 miliar melalui program peningkatan produksi komoditas perkebunan berkelanjutan oleh Kementeriaan Pertanian. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat