visitaaponce.com

Hutan Tropis di Gunung Rorokoan masih Terjaga

 Hutan Tropis di Gunung Rorokoan masih Terjaga
Pemandangan pegunungan meratus dari puncak Gunung Rorokoan, Kalimantan Selatan(MI/Denny Susanto)

KAWASAN hutan tropis di wilayah Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan dinilai masih cukup terjaga. Tim Ekspedisi Meratus 2023 melakukan pendakian Gunung Rorokoan salah satu Seven Summits Pegunungan Meratus.

Setelah melakukan ekspedisi di sejumlah desa terpencil di sejumlah kabupaten seperti Tapin, Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai
Selatan. Tim Ekspedisi Meratus 2023 yang beranggotakan Komunitas Jurnalis Pena Hijau Indonesia, pegiat lingkungan, mahasiswa dan didampingi masyarakat adat melakukan ekspedisi ke Dusun Manakili, Desa Lok Lahung di kaki Gunung Rorokoan.

Gunung Rorokoan dengan ketinggian 1284 mdpl merupakan salah satu puncak tertinggi di kawasan Pegunungan Meratus. Karena berada satu
kawasan Meratus karakteristik Gunung Rorokoan ini hampir sama dengan gunung-gunung sekitar seperti Margaringsai, Karungkangan, Pindihan, Periuk dan Halau-halau yang di kelilingi hutan tropis dengan track pendakian cukup menantang.

"Dari ekspedisi dan pendakian ini dapat kita lihat ekosistem di kawasan Gunung Rorokoan masih cukup baik dan terjaga, meski ada beberapa
titik pembukaan lahan pertanian dan kegiatan penebangan," ujar Yasir Arapat, anggota Tim Ekspedisi Meratus 2023, Sabtu (9/9).

Yasir yang juga seorang pegiat lingkungan ini mengatakan parameter masih cukup baiknya ekosistem dan kondisi lingkungan di kawasan Gunung Rorokoan adalah kondisi tegakan dan kerapatan tajuk kawasan hutan yang cukup rapat. Lantai hutan yang lembab meski kemarau serta banyak dijumpai hewan pacet, ular, burung termasuk elang dan enggang. Adapula kantong semar dan hamparan lumut di puncak gunung.

Andalkan Kayu Manis dan Buah Hutan

Masyarakat di Dusun Manakili dan desa-desa Kecamatan Loksado mengandalkan hasil hutan berupa kayu manis, kemiri (keminting), dan madu. Selain itu di desa itu sedang panen buah-buahan seperti durian, pempakin, langsat dan cempedak yang tumbuh di kawasan hutan.

"Mayoritas warga kami menanam kayu manis dan juga buah-buahan lokal, selain berladang," tutur Amat, pemuda Dusun Manakili.

Ketua Pena Hijau Indonesia, Denny mengatakan kearifan lokal masyarakat adat dalam menjaga kelestarian kawasan hutan Pegunungan Meratus ini perlu mendapat dukungan pemerintah dengan membatasi perizinan yang dapat merusak lingkungan.

baca juga: Sungai dan Riam di Kaki Pegunungan Meratus Jadi Daya Tarik Warga saat Kemarau

Di sisi lain Gunung Rorokoan ini berada di wilayah wisata Loksado yang sudah terkenal di tingkat nasional bahkan Internasional.

Nama Rorokan sendiri berdasarkan mitos saat seorang sakti yang melakukan perjalan ke alam gaib dengan mendaki gunung. Dengan kesaktiannya dirinya hanya memerlukan waktu menghabiskan sebatang rokok untuk menembus alam gaib di puncak gunung.

Gunung Rorokoan ini layak menjadi pilihan para pendaki Nusantara sebagai salah satu tujuan petualangan di Kalsel.

Ekspedisi Meratus merupakan kegiatan jelajah desa-desa terpencil di kawasan Pegunungan Meratus, mengeksplor potensi keanekaragaman hayati, budaya, wisata dan ekonomi masyarakat desa.

Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus hingga September 2023 ini juga dibarengi kegiatan pendakian puncak-puncak pegunungan Meratus. (N-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat