visitaaponce.com

Angka Stunting di Bali Ditargetkan Turun Hingga 6

Angka Stunting di Bali Ditargetkan Turun Hingga 6%
Sejumlah ibu menggendong anaknya saat menerima paket bantuan untuk anak pada acara Gemar Makan Ikan di Denpasar, Bali.(ANTARA/NYOMAN HENDRA WIBOWO)

KEPALA Perwakilan BKKBN Bali Sales Brabar mengatakan angka kasus stunting di Bali berada di posisi terendah di nasional. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di tingkat nasional sebesar 21,6 persen, sedangkan di Bali 8 persen.

Brabar menegaskan Bali akan menurunkan menjadi 6 persen pada 2024. "Di Bali stuntingnya sudah turun, yang sebelumnya sebesar 10,9 persen (SSGI 2021) menjadi delapan persen. Tetapi target kita turunkan dua lagi supaya jadi enam persen di tahun depan," ungkapnya, Jumat (15/9).

BKKBN Bali terus melakukan edukasi dan sosialisasi pencegahan stunting. Pencegahan stunting harus dilakukan secara pentahelix atau melibatkan semua pihak. Saat ini, BKKBN memiliki inovasi dapur stunting (Dasat). Untuk itu, pihaknya melibatkan pakar gizi.

Baca juga: Korupsi Dana Stunting Bikin Kesehatan Anak Terganggu

"Bapak Presiden mengharapkan pada 2024 angka stunting harus menjadi 14 persen secara nasional. Dan di Bali, kita menargetkan agar turun hingga tinggal mencapai 6 persen. Dan kalau bisa melebihi target tersebut atau turun serendah-rendahnya," katanya.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina menjelaskan dalam membangun sebuah keluarga perlu dan penting melakukan persiapan secara fisik dan juga mental. Untuk calon pengantin, BKKBN memiliki aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil). 

Baca juga: Bonus Demografi Perlu Diiringi Penurunan Stunting

Jika mau menikah, pihaknya berharap para calon ibu mengisi aplikasi tersebut. "Kalau ada resiko, maka akan ada notifikasi di aplikasi itu. Boleh menikah tapi tunda dulu kehamilannya" imbuhnya.

Dikatakan Gustina, hamil di luar nikah merupakan persoalan yang memicu stunting. Kalau kehamilan tidak direncanakan, otomatis sel-sel telur tidak sehat. Ketika dibuahi, maka menjadi bayi yang tidak sehat. 

Beberapa kemungkinan risikonya, mulai dari kelahiran bayi dengan berat rendah, prematur, potensi terjadi kematian bayi, hingga juga kematian ibu. "Hamil di luar nikah sangat-sangat berisiko. Selama kehamilan, mulai empat bulan makanan ibu hamil harus bergizi supaya mencegah terjadinya stunting," ujarnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat