visitaaponce.com

Rata-rata 5 Orang per Hari Bunuh Diri di Indonesia

Rata-rata 5 Orang per Hari Bunuh Diri di Indonesia 
Total kasus kematian di Indonesia akibat bunuh diri dalam 1 tahun sebanyak 1.800 kasus.(Freepik)

SETIAP tahun lebih dari 700ribu orang meninggal karena bunuh diri di dunia, atau 1.900 orang per hari. Kemungkinan besar lebih dari 20 kali percobaan bunuh diri setiap kasus kematian. Selain itu,bunuh diri merupakan penyebab utama kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global pada 2019. Fakta ini diungkapkan Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kejiwaan Indonesia (PDSKJI) Cabang Denpasar sekali kolaborator utama BISA Helpline, I Gusti Rai Putra Wiguna, Senin (18/9/2023).

Berdasarkan data Sample Registration Survey (SRS) yang dilakukan Badan Litbangkes Kemenkes tahun 2016, diketahui angka kematian akibat bunuh diri sebanyak 0,72 kasus per 100.000 atau 7 kasus dalam 1.000.000 penduduk di Indonesia. Total kasus kematian akibat bunuh diri dalam 1 tahun sebanyak 1.800 kasus, di mana setiap hari terdapat 5 orang Indonesia yang meninggal karena bunuh diri. 

Love Inside Suicide Awareness (LISA) Helpline diinisiasi Bersama Bisa Foundation yang merupakan saluran bantuan untuk pencegahan bunuh diri yang diluncurkan pada April 2021.

Baca juga : WNA Australia Bunuh Diri, Loncat dari Lantai Setinggi 7 Meter di Hotel Bali

I Wayan Eka Sunya Antara Ketua Yayasan Bersama Bisa sekaligus pimpinan project BISA Helpline menjelaskan, layanan ini hadir dengan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk memenuhi kebutuhan di area Bali dengan beragam komunitasnya.

Dalam perjalanannya, LISA tidak hanya melayani masalah pencegahan bunuh diri namun juga berbagai keluhan mental dan emosional melalui media pesan instan singkat, pesan suara, hingga telepon.

"Hingga pada Juli 2022, diambil keputusan berat untuk menghentikan sementara kegiatan operasional LISA Helpline, dengan menimbang tidak berimbangnya jumlah permintaan bantuan dengan kapasitas sumber daya relawan dan teknologi yang masih terbatas," ucap pria yang akrab disapa Bimbim itu.

Baca juga :  Kematian Lee Sun Kyun Picu Keraguan, Dispatch Ungkap Penyelidikan Kasus Narkoba Bermasalah sejak Awal

Dalam satu tahun, terdapat lebih dari 1.900 pengguna per hari yang mengakses LISA Helpline. "Kebutuhan ini perlu direspons dengan sistem baru berbasiskan teknologi yang lebih efisien dan juga jumlah serta kapasitas relawan yang mumpuni," sambung Bimbim.

BISA Helpline

Kini layanan helpline telah hadir kembali dengan nama BISA Helpline, yang bertujuan untuk menyediakan dukungan layanan krisis mental dan emosional untuk pencegahan bunuh diri yang bebas diskriminasi dan inklusif bagi semua yang membutuhkan bantuan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Ketua Pelatihan Volunteer BISA Helpline, I Gde Yudhi Kurniawan menambahkan, untuk mencapai tujuan tersebut, BISA Helpline bermitra dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) untuk melatih para relawan agar memiliki kapasitas untuk menolong, seraya menjaga kesejahteraan dirinya.

Baca juga : Agensi Lee Sun Kyun Buka Suara, Apa Kata Mereka?

Pelatihan diselenggarakan secara hibrid dalam dua bahasa, sesuai kebutuhan pengguna BISA Helpline. Pelatihan berlangsung sebanyak tiga sesi yang dimulai pada 20 Agustus 2023
hingga saat ini.

Ketua Seksi Psikiatri Komunitas, Perhimpunan Dokter Spesialis KedokteranJiwa Indonesia (PDSKJI) dan koordinator Modul Pelatihan BISA Helpline, Gina Anindyajatimenambahkan, dalam pelatihan tersebut, selain mempelajari teori, juga dilakukan sesi praktik, dan penugasan agar semakin mengasah keterampilan para relawan membantu di saat krisis.

Materi yang diberikan meliputi pengenalan upaya pencegahan bunuh diri, teknik komunikasi, metode intervensi pencegahan bunuh diri, dukungan psikososial untuk para relawan, serta kebijakan dan prosedur BISA Helpline.

BISA Helpline memiliki visi untuk mencegah peningkatan keinginan untuk bunuh diri, menciptakan sistem yang dapat diadopsi di seluruh dunia berupa para relawan dapat menawarkan dukungan kepada orang-orang di negara pilihan mereka, dan mematahkan stigma serta memberdayakan komunitas yang terdiskriminasi dan terpinggirkan. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat