visitaaponce.com

Kendati El Nino Melanda, Agripreneur Muda Masih Tetap Berjaya

Kendati El Nino Melanda, Agripreneur Muda Masih Tetap Berjaya
Petani milenial Banjarbaru binaan PPIU di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.(Ist)

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus mendorong dan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan serta mengantisipasi dampak El Nino dan sebagai persiapan dari semua daerah di Indonesia untuk menghadapi El Nino.

Maka dari itu, Kementan telah siap siaga di lapangan untuk melakukan langkah-langkah preventif dalam menghadapi ancaman global El Nino.

Kementan juga mengharapkan persiapan pemerintah daerah untuk ikut serta membantu para petani yang kesulitan dalam menghadapi iklim ekstrem ini.

Baca juga: Gandeng Baznas, Kementan Kembangkan Klaster Komoditas Petani Milenial

Di beberapa kesempatan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi yang menyampaikan BMKG sejak awal telah memprediksi fenomena El Nino.

"Sebagian besar pertanian di indonesia mengandalkan irigasi air hujan. Jika air hujan berkurang maka produksi pertanian terhambat. produksi pertanian tidak boleh terganggu kesediaan pangan akan terancam agar tidak terancam kita harus mencegah elnino ini," jelas Dedi.

Pemanfaatan Air Secara Efisien dan Hemat 

Dedi juga mengajak petani untuk menggadapi El nino dengan pemanfaatan air efisien dan hemat, perbaiki saluran irigasi, pembuatan embung, penggunaan teknologi, penahan air (biochars), dan penggunaan varietas unggul.

"Cara mencegah adalah dengan mencari alternatif sumber air selain air hujan. El Nino tidak dapat dicegah, namun bisa diantisipasi dan dimitigasi yang tepat karenanya itu perlu ada strategi khusus untuk menghadapinya. Sebagai insan pertanian, petani dan penyuluh wajib tahu dan paham apa yang harus dilakukan." jelas Dedi.

Baca juga: Penyuluh CSA Deli Serdang Lakukan Monitoring Gerakan Tani Pro Organik

Adanya dampak yang begitu terasa di Indonesia khususnya di sektor pertanian, maka Badan PPSDMP, Kementan melalui SMK-PP Negeri Banjarbaru menggelar Millennial Agriculture Forum (MAF) Volume 4 Edisi 44 dengan mengangkat tema “El Nino Melanda, Wirausahawan Muda Tetap Berjaya” yang berlangsung secara daring melalui Aplikasi Zoom pada Sabtu, (7/10).

Hadir membuka webinar, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menjelaskan bahwa meskipun keadaan El Nino, ternyata wirausaha muda di bidang pertanian ini masih dapat panen.

"Jadi kami mengundang dua narasumber yaitu petani muda yang tetap produktif dan panen pada saat kemarau Panjang ini, dan juga mengundang dari BMKG," kata Budi.

Hadirkan Narasumber Wirausaha Muda 

"Rekan-rekan petani muda, penyuluh dan peserta lainnya mari kita sama-sama menyimak materi dan mengambil manfaat dari narasumber dari wirasuahawan muda sebagai pelaku usaha bidang pertanian, dan informasi terkait El Nino dari BMKG Kalimantan Selatan, untuk menjelaskan tentang El Nino dan kapan akan turun hujan, yang ditunggu oleh para petani untuk Kembali melakukan usaha," terangnya.

Untuk diketajui, MAF Volume IV Edisi 44 ini menghadirkan 2 narasumber di antaranya Goeroeh Tjiptanto selaku Kepala Stasiun Klimatologi atau BMKG Kalimantan Selatan, dan Hendri selaku Wirausahawan Muda di Bidang Pertanian.

Di kesempatan pertama ini, Goeroeh Tjiptanto menyampaikan materi tentang “Fenomena El Nino, Dampak dan Strategi Yang Bisa Dilakukan Pada Sektor Pertanian”. Ada 5 bahasan terkait materi MAF kali ini, diantaranya tentang Cuaca & Iklim, Cuaca & Iklim, Zona Musim, Zona Musim, Penutup. 

"Jadi catatannya ada 14 kejadian El Nino, 5 kuat, 4 Sedang dari kurun waktu 1980 sd 2020, ini rentang waktu 50 tahun terakhir," terang Goeroeh.

"El Nino akan terjadi sampai awal bulan 2024, namun meskipun begitu musim kemarau nya tentu tidak akan terjadi sampai 2024, namun ini hanya mempengaruhi volume curah hujan. Di perkirakan beberapa wilayah di Kalimantan Selatan akan mulai hujan pada awal November," ujarnya.

Terakhir Goeroeh menambahkan, pertama, suatu Wilayah memiliki karakteristik Iklim yang berbeda dengan wilayah Lainnya. Kedua, kita harus mengenal Kondisi iklim adalah syarat utama dalam keberhasilan di sektor pertanian.

Ketiga, keberhasilan dalam sektor pertanian tidak hanya diukur dari jumlah panen yang di dapatkan namun mampu menghindari dari gagal panen.

Baca juga: Polbangtan Bimbing Milenial Jadi Wirausaha Pertanian di Subang, Jabar

Keempat, kondisi Iklim yang akan terjadi bukan untuk ditakuti namun untuk dijadikan Sarana Perencanaan yang Matang.

Pemateri kedua, Hendri yang juga penerima manfaat Program YESS dari Kabupaten Tanah Laut ini menyampaikan materi tentang “Panen Pepaya di Tengah Kondisi El Nino”. Hendri sendiri melakukan usaha budidaya papaya dengan jenis California, Hawai dan Bangkok.

"Sebagai petani kita harus melakukan analisa usaha, dan menyesuaikan dengan lahannya supaya memiliki nilai ekonomi. Saya sendiri melakukan beberapa usaha di bidang pertanian salah satunya budidaya papaya, dimana bibit sendiri dari kami sendiri," ujarnya.

"Kenapa saat ini kita masih produksi saat El Nino, salah satunya kita menggunakan penyiraman sistem tetes, sumber air dari parit panjang yang terhubung ke Sungai dan disalurkan ke penampungan. Kita juga memperhitungkan tanamnya, serta melihat info terkait cuaca dan iklim dari BMKG. Selain itu kami sebagian besar menggunakan pupuk organik, untuk menjaga kesuburan," ungkap Hendri.

Terakhir, melalui closing statement-nya, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengajak semua petani untuk kreatif, dan beradaptasi dengan adanya El Nino. Selain itu Kapusdik mengajak petani menerapkan pertanian ramah lingkungan, smart farming, mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan melakukan kolaborasi (networking). (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat