Stok Beras Langka lagi di Penggilingan Padi Pesisir Gresik
![Stok Beras Langka lagi di Penggilingan Padi Pesisir Gresik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/629a7a50fb0468cafe4b336c58ea3b53.jpg)
SEJUMLAH pengelola penggilingan padi di kawasan pesisir Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengaku tidak memiliki stok gabah dalam sepekan terakhir. Dengan demikian, warga mulai kesulitan mendapatkan beras untuk dikonsumsi.
Langkanya gabah karena panen petani lokal sudah habis akibat kemarau panjang. Di sisi lain, pasokan gabah dari luar daerah. Kondisi tersebut mengakibatkan stok beras di sejumlah penggilingan padi langka.
Warga juga berusaha membeli beras hingga di Kabupaten Lamongan karena kesulitan mendapatkan beras layak konsumsi di sekitar wilayahnya. Kelangkaan beras di penggilingan padi ini sama persis pada musim paceklik awal Februari tahun lalu.
"Kami kebingungan beras langka. Di penggilingan padi enggak ada semua," keluh Tutik, warga di Kecamatan Panceng, Senin (9/10) siang.
Ia juga menjelaskan berusaha mencari beras di beberapa penggilingan padi di Kecamatan Panceng dan Dukun tetapi semua penggilingan padi tidak memiliki stok gabah untuk di proses menjadi beras. "Ini kami mau mencari beras di Lamongan," jelasnya.
Senada disampaikan Karsih, warga lain. Menurut dia, beberapa penggilingan padi di sekitar kampungnya juga mulai mengalami kehabisan stok antara lain Kecamatan Panceng dan Dukun. Di antaranya, penggilingan padi Desa Ketanen, Sumurber di Kecamatan Panceng, dan penggilingan padi di Desa Lowayu, Kecamatan Dukun. "Ini meresahkan, mau beli beras saja kok susah. Kita beli lo Mas," keluhnya.
Warga setempat kebanyakan membeli beras pada sejumlah penggilingan padi karena khawatir beras yang dijual di pasaran tidak sehat. "Semua tidak ada yang punya beras. Karena enggak punya stok gabah," jelasnya.
Sedangkan untuk toko sembako di kawasan tersebut juga banyak yang tidak memiliki stok. Di sisi lain, hingga saat ini belum pernah dilakukan operasi pasar di kawasan setempat. "Di toko sembako beras layak juga sulit didapatkan. Kita terpaksa beli beras kurang layak tetapi ya tetap mahal, sekilo Rp10 ribu," ungkapnya.
Beras kualitas Bulog itu terpaksa dikonsumsinya meski kurang layak dimakan. Ini karena, selain baunya tidak sedap, juga kerap muncul kutunya. Warga berharap agar pemerintah menjaga ketersediaan bahan pangan yang kualitasnya layak dikonsumsi dengan harga terjangkau, termasuk segera mengelar operasi pasar agar ketersediaan beras yang layak konsumsi tercukupi. (Z-2)
Terkini Lainnya
Tiga Mobil Terbakar dalam Garasi Diduga akibat Korsleting Listrik
Freeport Kirim Perdana Konsentrat Tembaga ke Smelter Gresik
BPBD Jatim Mulai Bangun Rumah Korban Gempa Bumi di Bawean
Seorang Penyintas Gempa Bawean Meninggal usai Menjalani Persalinan
Puluhan Hektare Jagung di Pesisir Puso Dampak El-Nino, Petani di Pantura Terpaksa Membabat Padi akibat Puso Kekeringan
Produsen Alat Higenitas di Indonesia Bantu Korban Gempa di Gresik
Jaga Harga Gabah saat Panen, Kepala Bapanas Jelaskan Caranya
Kabar Baik! Penggilingan Padi UKM Mulai Berproduksi, Beras akan Mulai Banyak di Eceran
Harga Gabah masih Tinggi, Penggilingan belum Beroperasi Normal
Stok Beras Pedagang Menipis di Pasar Gedhe Klaten
Harga Beras Tembus Rp18 Ribu, Ikappi: Stok Beras Jangan Ditahan
Harga Beras di Padang kian Naik Jelang Ramadan
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap