visitaaponce.com

Stok Beras Langka lagi di Penggilingan Padi Pesisir Gresik

Stok Beras Langka lagi di Penggilingan Padi Pesisir Gresik
Ilustrasi.(MI/Heru Susetyo.)

SEJUMLAH pengelola penggilingan padi di kawasan pesisir Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengaku tidak memiliki stok gabah dalam sepekan terakhir. Dengan demikian, warga mulai kesulitan mendapatkan beras untuk dikonsumsi.

Langkanya gabah karena panen petani lokal sudah habis akibat kemarau panjang. Di sisi lain, pasokan gabah dari luar daerah. Kondisi tersebut mengakibatkan stok beras di sejumlah penggilingan padi langka.

Warga juga berusaha membeli beras hingga di Kabupaten Lamongan karena kesulitan mendapatkan beras layak konsumsi di sekitar wilayahnya. Kelangkaan beras di penggilingan padi ini sama persis pada musim paceklik awal Februari tahun lalu.

"Kami kebingungan beras langka. Di penggilingan padi enggak ada semua," keluh Tutik, warga di Kecamatan Panceng, Senin (9/10) siang.

Ia juga menjelaskan berusaha mencari beras di beberapa penggilingan padi di Kecamatan Panceng dan Dukun tetapi semua penggilingan padi tidak memiliki stok gabah untuk di proses menjadi beras. "Ini kami mau mencari beras di Lamongan," jelasnya.

Senada disampaikan Karsih, warga lain. Menurut dia, beberapa penggilingan padi di sekitar kampungnya juga mulai mengalami kehabisan stok antara lain Kecamatan Panceng dan Dukun. Di antaranya, penggilingan padi Desa Ketanen, Sumurber di Kecamatan Panceng, dan penggilingan padi di Desa Lowayu, Kecamatan Dukun. "Ini meresahkan, mau beli beras saja kok susah. Kita beli lo Mas," keluhnya.

Warga setempat kebanyakan membeli beras pada sejumlah penggilingan padi karena khawatir beras yang dijual di pasaran tidak sehat. "Semua tidak ada yang punya beras. Karena enggak punya stok gabah," jelasnya.

Sedangkan untuk toko sembako di kawasan tersebut juga banyak yang tidak memiliki stok. Di sisi lain, hingga saat ini belum pernah dilakukan operasi pasar di kawasan setempat. "Di toko sembako beras layak juga sulit didapatkan. Kita terpaksa beli beras kurang layak tetapi ya tetap mahal, sekilo Rp10 ribu," ungkapnya.

Beras kualitas Bulog itu terpaksa dikonsumsinya meski kurang layak dimakan. Ini karena, selain baunya tidak sedap, juga kerap muncul kutunya. Warga berharap agar pemerintah menjaga ketersediaan bahan pangan yang kualitasnya layak dikonsumsi dengan harga terjangkau, termasuk segera mengelar operasi pasar agar ketersediaan beras yang layak konsumsi tercukupi. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat