visitaaponce.com

Resahkan Warga, Kera Merapi akan Direlokasi ke Nusakambangan

Resahkan Warga, Kera Merapi akan Direlokasi ke Nusakambangan
Petugas DLH Boyolali dan BKSDA Jateng mengamankan tangkapan monyet ekor panjang di desa-desa kawasan Merapi Boyolali.(MI/Widjajadi.)

KEMARAU yang memuncak dengan fenomena El Nino tahun ini membuat monyet ekor panjang penghuni Merapi kawasan Boyolali, Jawa Tengah, harus merangsek turun ke permukiman warga. Hewan itu menyerbu ladang dan rumah warga guna mendapat makanan.  

Sudah hampir sebulan terakhir, makanan buah untuk habitat kera di atas Merapi sudah habis. Ini karena dampak kemarau dan panas yang menyengat akibat sergapan El Nino. 

"Jadi warga harus sering mengusir rombongan kera yang selalu memberikan perlawanan," tukas Kades Sanggup, Triyono, Jumat (23/10). Monyet yang turun itu merusak dan mencuri tanaman pangan warga lereng Merapi, bahkan berani menyerobot makanan di rumah rumah selama beberapa pekan terakhir ini.

Baca juga: Musim Kemarau, Ratusan Monyet Ekor Panjang di Banyumas Masuk Permukiman

Fenomena itu sangat menggelisahkan dan memunculkan konflik antara warga dengan hewan tersebut. Tiap hari warga membuat jebakan untuk menangkap monyet. 

Namun, sejumlah pemerintah desa di lereng Merapi meminta bantuan kepada Dinas Lingkungan Hidup Boyolali agar bisa mengamankan puluhan monyet. Setelah ditangkap, monyet itu diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah.

Baca juga: Kelaparan Kawanan Monyet Sowan ke Warga Desa di Kabupaten Tegal

DLH Boyolali menyikapi laporan warga terkait dengan konflik warga atau petani sejumlah desa di lereng Merapi dengan cepat. Mereka pun berkoordinasi dengan BKSDA Jateng untuk membantu penangkapan, agar bisa menurunkan serangan intensif monyet atas warga. "Ya gangguan itu tidak bisa dibiarkan, karena telah sangat merugikan. Pengelolaan tanaman pangan terganggu dan rusak. Pangan di rumah juga diserobot. Perlu pengurangan populasi di sini," tukas Sekretaris DLH Boyolali, Suraji, Jumat sore (13/10).

Dari laporan warga dan data yang ada, populasi monyet ekor panjang di wilayah lereng Merapi Boyolali sudah terlalu banyak. Yang berhasil ditangkapi warga di sejumlah desa saja mencapai 140 ekor lebih.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah yang datang di tengah warga desa yang terganggu mengatakan pihaknya akan merelokasi monyet yang tertangkap untuk dilepasliarkan di Pulau Nusakambangan. "Kita bawa atau lepasliarkan ke tempat habitatnya yang cukup pakan aman, kawasan cagar alam Nusakambangan," ungkap Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 BKSDA Jawa Tengah, Sudadi, ketika dikonfirmasi lewat telepon Jumat sore.

Dia memaparkan pemilihan lokasi relokasi monyet di Pulau Nusakambangan sudah melalui kajian habitat. Ketersediaan pakan terjamin sehingga pelepasliaran di sana dinilai aman terhadap keberlangsungan hidup monyet-monyet tersebut.  

Sejauh ini, jebakan dan penangkapan monyet yang turun ke tegalan atau ladang warga sudah berkurang. "Namun kami tetap harus waspada. Karena situasi panas El Nino dan habisnya sumber makanan di atas Merapi tetap akan membuat kera turun ke desa. Jadi kami harus terus berjaga dan waspada," sergah Harjoko, warga Selo. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat