KLHK Dorong Perguruan Tinggi Lakukan Riset Pemulihan Gambut dan Mangrove
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong perguruan tinggi untuk menggalakkan riset dan penelitian terkait upaya pencegahan dan pemulihan kerusakan ekosistem gambut dan mangrove di Tanah Air, serta bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Peran perguruan tinggi termasuk Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sangat penting dalam rangka membantu pemerintah mencegah dan memulihkan kerusakan lahan basah (gambut) dan mangrove di Tanah Air. Karena itu kita mendorong perguruan tinggi menggalakkan riset dan penelitian, hasilnya nanti dapat menjadi acuan pemerintah," kata Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK, Hanif Faisol Nurofiq, saat menjadi pembicara utama Seminar Nasional Lahan Basah 2023 yang digelar LPPM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, kemarin.
Dikatakan Hanif, pembangunan bidang lingkungan hidup dan kehutanan perlu keterlibatan semua pihak termasuk perguruan tinggi.
Demikian juga dengan kondisi kerusakan ekosistem gambut dan mangrove serta bencana berulang seperti karhutla. KLHK tentunya akan memberikan dukungan penuh terhadap riset dan penelitian yang dilakukan perguruan tinggi.
Di sisi lain riset dan penelitian ini sejalan dengan target ULM Banjarmasin untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia, dimana mangrove dan lahan basah (gambut) merupakan riset unggulan kampus tertua di Kalimantan ini.
Hanif menyebutkan data KLHK pada periode 2010-2019, laju deforestasi mangrove di Indonesia mencapai 190 ribu hektare atau 0,72% per tahun. Sedangkan kerusakan gambut periode 2000-2019 mencapai 1,82 juta hektare atau 1,3% per tahun.
baca juga: Pembasahan Gambut Solusi Permanen Atasi Karhutla
Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri mengatakan pihaknya menargetkan ULM menjadi perguruan tinggi kelas dunia, dengan keunggulan studi lingkungan mangrove dan lahan basah.
"Kita akan membangun pusat penelitian mangrove dan lahan basah dunia yang di Pulau Laut, Kotabaru seluas 600 hektare. Ini merupakan yang pertama di dunia, karena mayoritas perguruan tinggi internasional itu lebih fokus pada perubahan iklim," tuturnya. (N-1)
Terkini Lainnya
Upaya Adaptif Mengatasi Perubahan Iklim
Penanaman Mangrove Beri Manfaat Ekologis Sekaligus Ekonomi
Sambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Weda Bay Project Tanam 1 Juta Mangrove
Warga Pesisir Muara Gembong Tanam 2.500 Mangrove Hadapi Perubahan Iklim dan Abrasi
Anak Muda Peduli Emisi Karbon selama Pemilu
Tanam 1.000 Mangrove di Marunda untuk Jaga Lingkungan
Upaya Wilmar Ikut Lindungi Lanskap Aceh Bagian Selatan
BRIN Kembangkan Teknologi Pengolahan Air Gambut Jadi Air Layak Minum
Rumput Purun pun Jadi Tas Cantik
Kebakaran Hutan Ekstrem Melanda Riau, Sangat Mudah Terbakar
Ini 5 Inisiatif Indonesia dalam Pertemuan Lingkungan Sedunia
GALAAG dan TNI Siaga Tanggulangi Kebakaran Pulau Rupat
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap