visitaaponce.com

Peringati Sumpah Pemuda, YFMG dan GMT Institute Gelar Pelatihan Jurnalistik di Maumere

Peringati Sumpah Pemuda, YFMG dan GMT Institute Gelar Pelatihan Jurnalistik di Maumere
Pelatihan Jurnalistik YFMG dan GMT Institute di Maumere, NTT(MI/HO)

PERINGATAN Hari Sumpah Pemuda, Sabtu (28/10), menghadirkan kesan istimewa bagi kalangan milenial di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Puluhan generasi muda di provinsi tersebut dengan serius mengikuti pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan GMT Institute Jakarta dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG).

Kegiatan yang sudah terlaksana beberapa kali di wilayah dengan julukan Pulau Komodo tersebut pun menyedot perhatian dan minat kelompok milenial dari berbagai kampus dan komunitas sebab diyakini bisa memicu semangat mereka untuk menyalurkan karya cipta mereka.

"Terima kasih untuk pelatihannya, banyak ilmu dan pengalaman yang kami peroleh dari bapak dan juga tim yang lain. Ini sangat memotivasi kami kaum muda milenial sekarang untuk terus berkarya dan berjuang," ujar Fr Micky Moruk, SVD, salah seorang peserta pelatihan usai mengikuti kegiatan, dikutip Minggu (29/10).

Baca juga: Keluarga Kena Peluru Nyasar Polisi, Warga Sikka Minta Pertanggungjawaban

Tercatat pembicara pada pelatihan bertajuk Jurnalistik bagi Generasi Milenial di Era Digital dalam Menghadapi Tantangan Teknologi Masa Kini itu merupakan seorang wartawan senior asal NTT, bernama Robert Kadang. Kegiatan dilaksanakan di Aula Heinrich Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.

Pelatihan yang berlangsung selama 2 jam itu cukup dinamis dengan diskusi dan tanya jawab terkait fungsi dan peran media sebagai pilar keempat demokrasi. 

Para mahasiswa IFTK Ledalero yang terkenal kritis itu pun banyak menggali pengalaman jurnalistik Robert Kadang, yang sudah kurang lebih 27 tahun bergelut sebagai seorang jurnalis.

Baca juga: Seorang Warga Sikka Tertembak Peluru Nyasar

Ketua panitia pelaksana Vicky da Gomez mengatakan, di tengah pesatnya zaman dan penyebaran informasi yang tidak terbatas, negara membutuhkan kehadiran pers dengan perspektif yang jernih. 

Pers, lanjutnya, turut berperan dalam melawan kekacauan informasi, hoaks, dan ujaran kebencian yang mengancam kehidupan demokrasi.

“Pers juga harus bisa menciptakan masyarakat yang sehat, dalam artian sehat dalam mencerna informasi,” kata Vicky.

Arie Hamoe, mewakili GMT Institute Jakarta dan Yayasan Felix Maria Go, dalam pembukaannya, mengatakan, pihaknya memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan sumber daya kaum milenial demi era Indonesia emas pada 2045.

"GMT merupakan lembaga yang bergerak di berbagai bidang usaha melalui sejumlah unit pelayanan seperti GMT Institute, GMT Property, dan GMT Network. GMT dan YFMG adalah dua lembaga di bawah binaan seorang putra daerah NTT namanya Pak Fransiscus Go, atau kami biasa panggil beliau Pak Frans," kata Arie.

Sebagai informasi, Fransiscus Go merupakan seorang pengusaha yang aktif juga sebagai pembicara di berbagai seminar, workshop, diskusi dan pertemuan lainnya yang diselenggarakan oleh komunitas masyarakat maupun kampus. 

Fransiscus Go juga sering muncul di laman media online sebagai penulis opini bidang pendidikan dan ketenagakerjaan.

"Saya lihat perkembangan platform digital saat ini sungguh luar biasa ya, informasi di media sosial pun dinamis betul. Setiap orang bahkan bisa secara tiba-tiba menjadi pewarta. Lihat ada peristiwa, ambil gambar, tulis dan sebar. Simsalabim jadilah itu sebuah berita," kata Fransiscus Go saat dihubungi terpisah.

"Fenomena ini jika tidak kita arahkan dengan baik, saya khawatir akan lebih banyak informasi provokatif ketimbang berita edukatif. Untuk itu saya dukung penuh all out kegiatan pelatihan jurnalistik di NTT sebagai jalan meningkatkan kualitas masyarakat NTT," ujarnya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat