visitaaponce.com

PLTSa Putri Cempo Akhirnya Resmi Beroperasi

PLTSa Putri Cempo Akhirnya Resmi Beroperasi
Sejak dibangun pada 2016, PLTSa Putri Cempo Solo akhirnya beroperasi dan menghasilkan energi listrik berbasis sampah sebesar 8 MW.(MI/Widjajadi)

PEMBANGKIT Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo Solo akhirnya resmi beroperasi setelah proses yang berliku sejak 2016. Proses pembangunan PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku investor menghabiskan dana Rp300 miliar, guna menghasilkan kapasitas energi listrik berbasis sampah sebesar 8 MegaWatt (MW).

Peresmian dilakukan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka, seusai infrastruktur pengolahan sampah Kota Solo untuk memproses sampah menjadi energi listrik ramah lingkungan itu, mendapatkan sertifikat laik operasi (SLO) dari Kementerian ESDM.

Tidak ada sambutan dari Gibran selain melakukan penekanan tombol secara bersama dengan sejumlah pejabat dari Kementerian ESDM, Dewan Energi Nasional, PT PLN, dan PT SCMPP, sebagai tanda PLTSa Putri Cempo resmi beroperasional.

Baca juga: PSEL Wujudkan Bekasi Menuju Bebas Sampah

Sebanyak 10 mesin pembangkit sudah 100% berjalan bersamaan diperolehnya SLO dari Kementerian ESDM. Direktur Utama (Dirut) PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP), Erlan Syuherlan mengatakan, dari hasil energi listrik ramah lingkungan sebesar 8 MW, yang dijual kepada PT PLN sebanyak 5 MW, sementara 3 MW digunakan untuk keperluan operasional pembangkit listrik.

Erlan kepada Media Indonesia menyebutkan, pihaknya sudah mengekspor listrik ke PLN sejak Desember 2022. "Jadi istilahnya menabung listrik, disimpan di PLN meski belum beroperasi secara resmi," ungkap dia.

Baca juga: Jacobis Gandeng Startup Energi Terbarukan Xurya Bangun PLTS Atap

Erlan mengutarakan kebutuhan sampah untuk mengoperasikan PLTSa Putri Cempo adalah sebanyak 540 ton. Sedangkan, volume sampah di Kota Solo sekitar 350 ton setiap hari dan kekurangan diambil dari gunungan sampah lama.

Dia beberkan, perkiraan sampah Putri Cempo akan habis pada tahun ketujuh sejak operasi, sehingga diperkirakan pada 2030, dibutuhkan pasokan tambahan sampah dari kabupaten lain di Solo Raya.

Gibran bersamaan peresmian menyaksikan penandatangan kerjasama dengan sejumlah kabupaten di Solo Raya yang nantinya akan menyetor sampah. Pemkot Solo sendiri sejak lama sudah melaksanakan program Papi Sarimah (paksa pilah sampah dari rumah).

Peresmian PLTSa Putri Cempo merupakan program strategis nasional (PSN) yang harus dituntaskan tahun ini. Pada 4 bulan silam, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko datang ke Solo dan turut membantu percepatan penyelesaian SLO yang masih belum diperoleh pembangkit tersebut.

Moeldoko kala itu mengatakan PLTSa Putro Cempo belum lolos uji SLO karena ada persoalan teknis, dan harus ada koordinasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Kementerian ESDM." Harus tuntas karena ini merupakan PSN untuk energi listrik sampah ramah lingkungan," ucap Moeldoko.

Erlan menambahkan PT SCMPP meyakini mampu PLTSa Putri Cempo bisa mencapai break even point (BEP) dalam waktu sembilan tahun sejak operasi. " Dengan dana sebesar yang kami investasikan, ya butuh waktu 9 tahun untuk BEP," pungkas Erlan. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat