visitaaponce.com

Paket Wisata Jual Murah Bali Marak di Tiongkok, Dihargai Rp2 Juta untuk 5 Hari

Paket Wisata Jual Murah Bali Marak di Tiongkok, Dihargai Rp2 Juta untuk 5 Hari
Wisatawan di Pantai Seminyak, Bali, beberapa waktu lalu.(MI/Ramdani)

PARIWISATA Bali kembali dijual murah di Tiongkok mulai dari harga Rp2 juta untuk 5 hari. Praktek ini sesungguhnya sudah terjadi sejak tahun 2008 lalu. Bagaimana modusnya?

Praktisi pariwisata Bali juga mantan guide, Claudius Daniel mengatakan, saat itu, biro perjalanan wisata menerima tamu dari Tiongkok. Transaksi dilakukan langsung dari Tiongkok ke biro perjalanan wisata yang di Bali. 

"Setelah menerima tamu maka biro perjalanan wisata jual lagi kepada tour guide lokal. Itu jual perkenalan. Harganya bervariasi. Perkenalan antara 30 dolar sampai 60 dolar per hari. Lalu tour guide akhirnya membuat jadwal sendiri, merancang paket pariwisata sendiri," bebernya, Selasa (14/11). 

Baca juga : Dirikan Perusahaan Fiktif di Bali, Dua Warga Tiongkok Dideportasi

"Intinya tour guide benar-benar bertaruh. Tamu di antar ke art shop, ke toko suvenir, ke spa, restoran dan sebagainya. Dari mana mereka dapat untung? Untungnya dari komisi tersebut. Tapi ada kalanya untung, ada kalanya rugi. Banyak tamu ditinggal di tengah jalan, dimarahin karena tidak belanja," ujarnya.

Daniel menjelaskan, dari praktek jual beli kepala itulah yang akhirnya bertransformasi menjadi paket wisata Bali yang dijual murah. 

Baca juga : Palsukan Dokumen Paspor, Dua WNA Diusir dari Bali

Saat ini banyak iklan, melalui aplikasi media sosial di Tiongkok, dengan bahasa Mandarin yang mempromosikan Bali dengan sangat murah. 

Salah satunya adalah iklan melalui WeChat yang disebar di
Tiongkok. Dalam iklan tersebut, Bali hanya dijual dengan harga RMB 999. Jumlah ini kalau dibawah ke rupiah hanya Rp2,1 juta.

"Ini paket untuk 5 hari 4 malam di Bali. Ini sangat murah. Dan ini Bali dijual sangat murah. Dampaknya adalah citra pariwisata Bali sendiri. Para guide tidak peduli dengan Bali. Mereka hanya menjual Bali, dengan harga murah dan syukur kalau
mereka untung. Sebab banyak guide yang akhirnya mengalami kerugian besar," ujarnya. 

Iklan tersebut marak saat ini dan beredar luas di Tiongkok melalui aplikasi WeChat. Dan hal ini tidak bisa dibendung lagi. Ini sangat mengkuatirkan Bali, sebab sampai akhir November ini diketahu Bali akan dikunjungi oleh 2 ribuan orang asal Tiongkok.

Pemerintah diminta segera bertindak

Ia meminta agar pemerintah dan Divisi Mandarin Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali dan stakeholder pariwisata Bali segera bertindak. 

Sebab Bali sudah memiliki Pergub Bali Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. Selain itu ada juga MoU antara ASITA Bali, Dinas Pariwisata Bali, SatPol PP Bali, HPI Bali Divisi Mandarin tertanggal 25 Agustus 20223. 

"Bali dijual murah inilah menjadi tanggung jawab semua
pihak, pemerintah, dinas pariwisata, SatPol PP, HPI Divisi Mandarin. Mereka yang punya kewenangan menertibkan hal tersebut," ujarnya.

Pengamat pariwisata Hasan Basri menegaskan, sejak dulu, praktek jual beli kepala, Bali jual murah, hanya terjadi di market Tiongkok. 

"Semua orang juga bertanya hal yang sama. Praktek curang seperti kenapa hanya terjadi untuk market Tiongkok. Kenapa pasar negara lainnya tidak terjadi. Kenapa seperti ini. Semua juga bertanya seperti itu," ujarnya. 

Ia menduga ada proses pembiaran dan kerjasama simbiosis mutualisme antara pengusaha di Tiongkok dengan yang ada di Indonesia. Ini sudah kerja sama yang sangat rapih. Mereka tidak memperhitungkan soal untung dan rugi. 

"Asal ada uang masuk mereka akan tetap dengan formula yang sama, uang masuk dan sebagainya. Jadi Cina memang jual murah," ujarnya. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat