visitaaponce.com

Oranje Nassau, Situs Pertambangan Batubara Tertua Peninggalan Belanda

Oranje Nassau, Situs Pertambangan Batubara Tertua Peninggalan Belanda
Situs bersejarah Oranje Nassau yang ada di Kalimantan Selatan(MI/Denny Susanto)

EKSPLOITASI sumber daya alam berupa pertambangan batubara di Provinsi Kalimantan Selatan ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan situs bersejarah Oranje Nassau, yang merupakan salah satu dari 54 geosite Geopark Pegunungan Meratus.

Oranje Nassau merupakan tambang batu bara milik pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-19, tepatnya pada 1849. Tambang ini masuk wilayah Krisidenan Kayutangi Kesultanan Banjar pada waktu itu. Tambang ini merupakan tambang batubara tertua di Indonesia.

Menariknya, aktivitas tambang batubara Oranje Nassau dikerjakan dengan teknologi tinggi pada zamannya yaitu sistem pertambangan bawah tanah (underground). 

Baca juga: Hutan Pegunungan Meratus Potensi Utama Perdagangan Karbon

"Oranje Nassau sudah menggunakan teknologi maju saat itu dengan sistem underground berbeda dengan tambang saat ini yang mengandalkan tambang terbuka (open fit) sehingga sering mendapat sorotan dari sisi lingkungan," tutur Tenaga Ahli Badan Pengelola Geopark Meratus, Arif Nugroho.

Oranje Nassau terletak di Desa Lok Tunggul, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, berjarak 43 kilometer dari Kota Banjarbaru, ibu kota provinsi. 

Peninggalan arkeologi ini juga terdaftar dalam situs cagar budaya. Meski terlihat kurang terawat, situs ini menampilkan peninggalan berupa fasilitas kegiatan penambangan batu bara seperti bangunan utama untuk menempatkan mesin, sumur lubang galian batu bara, lorong, terowongan hingga bekas roda besi.

Baca juga: Trend Karhutla Bergeser ke Bagian Timur Pegunungan Meratus

"Sisa bangunan yang masih ada seperti lubang galian, bekas sumur putaran, tangga batu, bekas dermaga, struktur bangunan hingga pondasi benteng. Ini terhubung atau sambung kait dengan Sungai Riam Kiwa dan Manuapu yang merupakan jalur pengangkutan batubara keluar daerah," tuturnya.

Panjang terowongan tambang diperkirakan mencapai 5 kilometer menembus bagian bawah sebuah bukit di sekitar lokasi tambang. 

Oranje Nassau diperkirakan hanya beroperasi kurang dari 10 tahun, terhenti karena meletusnya Perang Banjar, yang dipimpin Demang Lehman. Sejak saat itu, tambang batubara ini tidak pernah diusahakan lagi.

Konservasi dan Edukasi

Keberadaan situs Oranje Nassau ini menjadi bagian konservasi dan edukasi dalam pengembangan geopark Pegunungan Meratus. 

"Bagaimana puluhan geosite yang tersebar di Geopark Meratus dapat memberi manfaat dari sisi konservasi, edukasi dan budaya," kata Ketua Harian BP Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana.

Tidak jauh dari situs lokasi tambang batubara Oranje Nassau ada geosite yang menampilkan bentang alam serta susunan lapisan tanah dan bebatuan bumi. Sayang, areal situs ini masih aktif ditambang sehingga dapat mengancam keberadaan geosite tersebut. 

Kawasan Pengaron ini memang dikenal sebagai areal pertambangan batubara di Kabupaten Banjar.

Di bagian hulu Geopark Meratus menampilkan situs yang berhubungan dengan bebatuan granit dan pegunungan karst. Sementara di bagian hilir yang menjadi bagian rangkaian cerita keajaiban geopark Meratus adalah situs berkaitan dengan budaya sungai, termasuk aktivitas kapal-kapal tongkang pengangkut batubara di Sungai Barito. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat